DAY 40 - Another Day

54 18 10
                                    

Udah 40 aja😻 Vote komennya qaqaaaa-!!!
Karena today is special day, jadi double update xixi-!




"Hyunjin.... Kenapa sih dari kemaren jutek banget? Masih marah? Kan udah aku jelasin. Udah minta maap juga," gerutu Aca begitu Hyunjin mau pulang setelah berhasil membuat Chaerin tertidur.

"Hyunjin, ih! Denger gak sih?!"

Tiba-tiba Hyunjin berbalik, menatap Aca dengan tatapan yang sulit diartikan, membuat gadis itu refleks mundur beberapa langkah. Tak lama kemudian, tangan Hyunjin terangkat, menangkup pipi Aca hingga jarak wajah mereka terhapus.

Gadis itu terdiam mematung, sementara Hyunjin buru-buru menjauhkan diri. Pipinya mendadak panas padahal dia sendiri yang mulai duluan.

Cukup lama terdiam, tiba-tiba saja Hyunjin menghentakkan kakinya kesal, menatap Aca dengan cemberut. Beberapa hari ini Hyunjin memang terus berekspresi tajam jika bertemu Aca. "Bisa gak sih, gak usah deket-deket sama Seungmin atau Haruto?!" celetuknya kesal.

Aca mengerjapkan matanya sesaat. Otaknya masih ngeblank hingga Hyunjin greget sendiri. Ia langsung merengkuh Aca ke pelukannya. Padahal baru sekitar dua hari hubungan mereka sedikit merenggang. Tapi bagi Hyunjin sudah seperti 2 tahun. "Jawab dong, ih!" katanya kesal.

"Mereka cuma temen."

"Yaa gak peduli! Aku cemburu. Masa gak peka sih?! Udah ngambek dua hari padahal," ketusnya kesal.

Aca terdiam. "K-kenapa tiba-tiba ka—,"

"Buat hapus bekas Seungmin! Aku liat tau! Dia pasti nyium pipi kanan kamu kan? Cih!" Hyunjin memalingkan wajahnya kesal. "Gak dapet pelukan tapi malah nyosor. Sok-sokan bilang udah ada pawangnya segala. Udah tau tapi tetep aja begitu."

"Ya kan ciumnya pipi!! Tapi barusan??"

Cup!

"Yaudah tuh pipi. Yang sebelumnya anggep aja bonus." Hyunjin langsung mengambil beberapa helai rambut Aca yang tergerai lalu menutupi wajahnya yang memerah.

"Aaw!" Refleks Hyunjin memegang pinggangnya yang baru saja dicubit oleh Aca. Namun begitu ia mengerti maksud Aca, buru-buru ia menoleh dan menyengir tak berdosa.

"Selamat malam, ayah. Selamat datang kembali dirumah." Bangchan menggeleng pelan sambil terkekeh. Pria itu meletakkan tas kerjanya di sofa lalu duduk dengan santai.

"Lanjut aja," ujar Bangchan yang membuat Hyunjin malu setengah mati, sementara Aca sudah souless sejak tadi.

"A-ku pulang dulu. Bye," ucap Hyunjin canggung. Aca mengangguk lalu melambaikan tangan sekilas tanpa berkata sepatah kata pun.

Baru saja Aca hendak ke kamar, suara Bangchan lebih dulu menginterupsi. "Pacaran ya sama Hyunjin?"

Aca lupa kalau sekeluarga tidak ada yang tau. "T-tapi aku gak—,"

"Gapapa kok. Papa udah prediksi sebelumnya kalau kalian gak mungkin selamanya jadi teman." Bangchan terkekeh. Pria itu beranjak berdiri, mengusap surai hitam Aca lalu tersenyum tipis.

"Maafin papa soal surat wasiat dari nenek. Jadinya malah Mayuka yang dijodohin. Ternyata Mama Ana memalsukan surat yang sesungguhnya. Kamu tau sendiri kan, surat itu dibuka pas umur kamu udah 16 tahun. Dan ternyataa... seharusnya kamu yang—,"

"Gapapa. Aku gapapa." Aca tersenyum lebar. "Bukan salah papa. Jangan terus-terusan ngerasa bersalah pa. Udah cukup. Yang kemarin-kemarin gak usah dipikirin lagi."

Mata pria itu berkaca-kaca. Ia bahkan teringat sikapnya dulu kepada Aca, termakan ucapan ngarang dari Ana.

"Kamu hamil?! Nyusahin banget jadi anak!"

My Drality Prince || HHJ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang