34

15.6K 1.9K 402
                                    

Chapter.33
__________



'Bugh!'

Tangannya terangkat menyentuh sisi wajahnya. Meringis ketika merasakan luka segar yang akan menjadi memar kemudian.

"Bukankah ayah sudah memperingatimu untuk menjaga sikapmu pada Jimin? Kenapa kau masih saja memperlakukannya seperti itu!"

Jungkook mengusap sudut bibirnya. Wajahnya berpaling, enggan menatap sang ayah yang berdiri di hadapannya dan terlihat sangat marah.

"Dia tengah hamil besar, Jungkook. Kau juga tahu kondisinya seperti apa. Kenapa kau justru semakin memperburuk keadaannya?" kata Junghwa. Berusaha untuk tidak berteriak pada putranya.

Jungkook tidak menjawab satupun perkataan Junghwa. Ia tahu kesalahannya dan tahu penyebab ayahnya datang menemuinya dalam keadaan marah seperti ini. Bahkan tidak terlalu mengejutkan baginya ia mendapatkan pukulan ini.

"Aku memintamu menemui Jimin agar kalian bisa membicarakan semuanya secara baik-baik. Aku berharap kau bisa bersikap lebih dewasa dalam menghadapi masalah kalian, Jungkook. Tapi kau justru hanya memperburuk segalanya di antara kalian berdua."

Junghwa menghela nafas. Mencoba menurunkan emosinya sendiri. Ia pikir bisa membantu keduanya memperbaiki hubungan mereka. Maka dari itu ia meminta, bahkan memaksa Jungkook untuk menemui Jimin. Selain karena ia tidak tega melihat pria itu terus menanyakan putranya, ia juga tahu mereka berdua memang harus bicara. Namun ia tidak menduga semuanya justru berakhir kacau dan menjadi lebih buruk. Ini membuatnya menyesal memiliki ide itu dari awal.

"Sampai kapan kau akan bersikap seperti ini?" Junghwa menatap putranya yang masih tertunduk.

"Apa kau tidak merasa bersalah atau kasihan pada Jimin? Apa tidak ada sedikitpun penyesalan dalam dirimu sudah menyakitinya berulang kali? Dia anak yang baik, Jungkook. Dia sangat baik dan tulus padamu."

Jungkook tahu. Ia juga merasakannya, perasaan bersalah itu. Ingatan tentang pertemuan terakhir mereka masih tercetak jelas di kepalanya.

Air mata di wajah Jimin, tatapan kerinduan, kata-kata penuh permohonan agar dirinya tidak pergi, serta sebuah pengakuan yang membuatnya sangat terkejut. Pria yang biasanya menampilkan senyum manis setiap bersamanya, saat itu terlihat sangat terluka dan menyedihkan. Namun tidak seburuk dirinya yang tidak melakukan apa-apa dan justru pergi layaknya seorang pengecut.

Matanya terbuka dan sekilas terdapat kesedihan di dalamnya.

Ya, ia memang pengecut. Seseorang yang bahkan tidak bisa memahami perasaannya sendiri dan apa yang sebenarnya dirinya inginkan.

"Dia mencintaimu," ucap Junghwa. Memperhatikan ekspresi putranya yang tidak berubah sedikitpun. Itu hanya berarti satu hal, Jungkook telah mengetahuinya.

"Apa yang sebenarnya kalian bicarakan kemarin hingga membuat Jimin pingsan setelah kedatanganmu?"

Perkataan terakhir itu membuat Jungkook tersentak dan langsung menoleh ke arah ayahnya. "Jimin pingsan?" Alisnya berkerut khawatir.

Junghwa mengangguk. "Bibi Lee menemukannya menangis histeris di kamarnya sampai kemudian mengeluh perutnya sakit dan tiba-tiba pingsan. Dokter Kim mengatakan dia kelelahan dan mengalami kram perut. Jimin tidak mau memberitahu apa-apa saat kami bertanya kenapa dia sampai seperti itu."

"Kenapa ayah tidak memberitahuku─"

"Lalu apa?" potong Junghwa. "Apa yang akan kau lakukan jika ayah memberitahumu?"

"Kau ingin pergi menemuinya, lalu setelah itu menyakitinya dan meninggalkannya lagi?"

Jungkook terdiam mendengar kata-kata sinis sang ayah. Tidak bisa memberikan jawaban apapun karena dirinya sendiri tahu bahwa itu benar. Ia lah yang menjadi penyebabnya, jadi kenapa ia berpikir bisa datang menemui Jimin lagi setelah semua hal yang dirinya lakukan.

Cold Hearted ∥ KM ✓ [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang