17

18.3K 1.8K 186
                                    

Chapter.16
__________



Hal pertama yang ia rasakan ketika terbangun adalah sekujur tubuhnya terasa kaku. Pinggang dan area belakangnya terasa sakit hingga ia meringis ketika berusaha untuk bangun. Ia akhirnya menyerah dan hanya bisa duduk bersandar di atas tempat tidur. Menunggu ketidaknyamanannya sedikit mereda.

Ia terbangun sendirian tanpa pria itu, yang justru membuatnya lega karena tidak ingin melihatnya setelah apa yang mereka lakukan semalam. Ingatan itu hanya akan membuatnya kembali menangis.

Beberapa saat berlalu, Jimin yakin dirinya hampir tertidur lagi karena kelelahan ketika tiba-tiba ada ketukan di pintunya. Terkejut, ia tanpa sadar bergerak secara spontan yang membuatnya langsung berteriak pelan ketika rasa sakit tajam menusuk di pinggang belakangnya.

"Nak, kau sudah bangun? Apa kau baik-baik saja?"

Suara khawatir itu berasal dari bibi Lee.

"Bolehkah aku masuk?"

Sebelum Jimin sempat menjawab, pintu kamar yang tidak terkunci itu terbuka perlahan. Ia berebut menarik selimut lebih tinggi untuk menutupi tubuh telanjangnya.

"B-bibi Lee..." Genggaman tangannya pada selimut mengerat begitupun kepalanya yang langsung tertunduk. Merasa malu dan rendah karena seseorang melihat dirinya dalam keadaan seperti ini.

Wanita tua itu tidak bereaksi apa-apa melihat penampilan Jimin. Wajahnya hanya menunjukkan kelembutan saat mendekati pemuda yang tertunduk malu di atas tempat tidur.

"Aku datang karena tahu kau akan mengalami kesulitan, nak."

Jimin mengangkat wajahnya. Terkejut.

"Tidak apa-apa, jangan malu. Mulai sekarang aku sendiri yang akan mengurusmu setelah menghabiskan malam bersama tuan muda. Heeyeon tidak akan datang ke kamarmu tanpa izin. Apa itu masih mengganggumu?" tanyanya.

Jimin menggigit bibir bawahnya. Tidak ada sedikitpun nada menghakimi dalam suara bibi Lee seolah-olah dia mengerti keadaan Jimin dan mungkin saja memang begitu. Namun tetap saja memikirkan wanita tua itu harus mengurusnya setiap kali selesai berhubungan intim dengan Jungkook, rasanya sangat salah dan memalukan.

Usapan di kepalanya menyadarkan Jimin dari lamunan. Ia mendongak menatap bibi Lee yang memberinya senyum lembut keibuan.

"Jangan memikirkan apa yang sudah terjadi. Kau harus kuat. Bukankah kau melakukan ini demi ibumu, hm?"

Air mata itu tidak bisa dihindari namun Jimin segera menghapusnya.

Benar, semua ini demi ibunya.

Dengan hati-hati bibi Lee duduk di dekatnya dan membawa Jimin ke dalam pelukannya. Tangannya mengusap lembut rambutnya.

"Semuanya akan baik-baik saja. Bersabarlah, nak." Bibi Lee hampir tidak bisa menahan keterkejutannya ketika selimut turun dan memperlihatkan banyak tanda kemerahan di bagian leher serta bahu anak itu.

"T-tapi itu menyakitkan... hiks... aku tidak menginginkannya... seluruh tubuhku rasanya sakit..." Jimin tidak peduli lagi. Ia menangis dan mengeluhkan keadaannya pada wanita tua yang terus menepuk-nepuk punggungnya untuk menenangkan.

Gambaran saat Jungkook menyetubuhinya semalam kembali berputar dalam kepalanya. Pria itu tidak membiarkan dirinya beristirahat. Meski sudah memohon dan menangis, Jungkook baru berhenti ketika dirinya tidak bisa lagi mempertahankan kesadaran. Tubuhnya hampir mati rasa. Sangat kelelahan dan sakit.

"Maaf ini harus terjadi padamu, nak." Bibi Lee merasa sedih dan kasihan melihat keadaannya. Jimin terlalu muda untuk menanggung semua ini.

"Sebaiknya kau membersihkan diri. Aku akan membawakan obat untukmu," ucapnya setelah tangisan Jimin mulai mereda.

Cold Hearted ∥ KM ✓ [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang