chapter 8

25 8 1
                                    

Vote dan komenya dong

***

Sekolah yang banyak di gandrungi dengan fasilitas yang sangat mendukung. Lantai bertingkat tiga di lengkapi dengan lift yang tanpa memberatkan murid menuruni anak tangga yang membuatnya lelah.

Diisinilah moza, duduk di kursi tribun penonton dalam ruangan khusus anak basket.

Di pangkunya hoody berwarna hitam.  Masih ingatkah hoody seseorang yang di pinjamkan oleh cowok itu kepada moza biserka di dalam mobil beberapa hari yang lalu.  Dan hari ini baru ia kembalikan karna dua hari belakangan itu Ia sungguh lupa.

Iris mata bening moza menatap lurus ke arah para laki laki yang dengan lihainya mendribel dan memantulkan benda berbentuk bulat itu ke arah ring basket.

Disana juga terlihat ada adrian sahabatnya yang seraya menyeka keringat dengan nafas tersengal pelan. Tidak heran pula adrian mengenal sosok avraam, Mereka satu eskul.

Moza menoleh ke arah samping setelah merasa ada seseorang yang duduk berjarak satu meter dari arah duduknya.

Tidak ada raut kaget dari moza bahkan setelah itu wajahnya kembali fokus kepada anak anak basket sana.

"Hy, Kamu lagi nunggu seseorang?" Tanya natasya kepada cewek yang tidak ia ketahui namanya.

Cewek yang sedang menopang dagu dari atas pahanya itupun menoleh setelah mendengar suara lembut dari seorang cewek yang ia ketahui adalah sang gita pati sekolah ini.

Moza menegangkan tubuhnya dan tersenyum tipis.

"Iya" Sahutnya moza singkat.

Moza melirik sekilas ke arah natasya, Dan dapat ia lihat sebotol minuman yang berada di genggaman cewek itu.

Natasya mengangguk seraya bokongnya menggeser lebih mendekati seorang cewek yang memangku sebuah hoody hitam.

Mata moza teralihkan kepada uluran tangan seorang gadis cantik di sampingnya ini.

"Kenalkan aku natasya " Ujar natasya, Mengulurkan tangannya.

"Gue moza biserka " Kenal moza, Menyambut uluran tangan cewek itu. Moza tentu saja mengenal sosok yang bernama natasya. Berpacaran dengan Adamlion tentu saja namanya ikut berpengaruh.

"Loh za, Tumben bangat lo ke sini" Suara seorang cowok berhasil mengalihkan pandangan kedua cewek itu yang sedang saling menjabat tangan.

Terlihat disana para cowok jakung sedang berjalan beriringan ke arah mereka dengan wajah yang di penuhi peluh.

Yang tentu saja Adamlion berada di tengah tengah mereka. Jakunnya naik turun dengan keringat di jidatnya jangan lupakan rambutnya yang ia basahi dengan air.

Mungkin jika ada adik kelas yang melihat ini moza tak berpikir dua kali bahwa akan ada sorakan menggoda serta pujian alay dari anak anak itu kepada cowok cowok jakung yang sedang berjalan ke arah mereka saat ini.

"Ada sesuatu "Sahut moza setelah adrian dan para cowok itu sudah dekat di arah duduknya.

"Aww neng moza, jangan main sesuatu dong" Timpal arsena menggoda moza.

"Oh ini ya yang namanya moza. yang senyumnya manis itu. Ayo dong senyum sekali lagi  " Sambung arseno yang tak kalah ingin menggoda cewek yang sempat di ceritakan oleh arsena saat mengantar cewek itu waktu itu.

Mendengar itu, Adrian menjitak kepala kedua cowok kembar ini tanpa takut. Matanya melotot.

"Jangan sembarang goda sahabat gue ya, kaum apasan beras kaya lo berdua mah lewat. Heran modela begini jadi most wanted " Ucap mulut petasan guntur adrian.

ADAMLION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang