"Win, lo gak ganti baju?" Mendengar pertanyaan yang terdengar ditujukan padanya, Winter menghentikan sejenak kegiatan menyantap makanannya yang tinggal tersisa beberapa suap lagi. Ia mengangkat pandangannya menuju Karina―sang penanya―yang baru saja duduk tepat bersebrangan meja darinya.
"Ganti kok. Abis makan ini," jawab Winter yang kembali melanjutkan acara makan siangnya agar cepat selesai. Seperti jawabannya barusan, setelah makan Winter sudah tidak sabar ingin segera mengganti pakaiannya, ia tidak betah juga terlalu lama mengenakan pakaiannya yang kotor dan basah semua dari atas sampai bawah. Apalagi bukan hanya pakaiannya, melainkan sekujur tubuhnya pun tadi basah kuyup, namun perlahan mulai mengering karena terkena angin sepoi-sepoi yang berembus di ruang terbuka, tempat mereka makan siang saat ini.
"Ke toilet bareng ya. Males gue ngantri sendirian," ajak Karina yang sama seperti Winter belum juga mengganti pakaiannya yang basah dan memilih menikmati jatah makan siang mereka dahulu. Dari pada mengantri di toilet dalam kondisi perut keroncongan, lebih baik makan walau dalam keadaan basah kuyup. Setelah cukup beraktifitas berat sejak pagi tadi, urusan perut mereka tidak bisa dinomorduakan.
"Lo berdua belum ganti? Pantesan dari tadi gue liatin buluk banget," cerocos Giselle yang tidak tahan hanya menyimak tanpa menyela obrolan ke dua temannya. Ia sudah sadar dari tadi jika Winter dan Karina belum mengganti pakaian mereka yang basah, tapi Giselle ingin sekadar mengambil kesempatan mengejek kedua karibnya itu.
"Dih, mentang-mentang udah rapi aja lo, gue ceburin lagi ke kolam baru tau rasa," sungut Winter yang tiba-tiba berdiri dari kursinya yang sempat disangka oleh Giselle bahwa gadis mungil itu benar-benar akan menyeretnya ke kolam yang hanya berjarak beberapa meter dari meja mereka. Realitanya Winter berdiri untuk menghampiri tempat sampah dan membuang sampah dus kotak makanannya di sana.
"Kok lo berdua gercep banget udah cakep aja? Padahal di toilet pada nguler kayak lagi ngantri sembako gratis," sambung Karina yang sempat memikirkan pertanyaan tersebut sejak tadi saat mendapati Giselle dan Haechan yang sudah rapi dan duduk anteng makan semeja dengan Winter yang kontras masih dengan pakaiannya yang basah dan kotor. Namun karena rasa laparnya ia melupakan keingintahuannya begitu saja ketika tangannya mulai menggenggam sendok makan.
"Tadi pas masih sepi gue sama Giselle cepet-cepet ke toilet duluan sebelum antriannya panjang," jawab Haechan yang berbicara diiringi dengan kunyahan penuh makanan dalam mulutnya, akibatnya pengucapannya sedikit tidak jelas dan menghasilkan balasan kernyitan risih dari Karina.
"Curang lo berdua gak ngajak-ngajak, bukan temen emang lo pada," celetuk Winter yang sudah kembali lagi ke meja mereka dengan membawa dua gelas teh hangat di tangannya. Salah satunya ia berikan pada Karina yang masih belum juga menghabiskan makanannya. Pakaian yang basah dan didukung dengan iklim daerah sekitar yang dingin memang paling tepat ditemani dengan teh hangat.
"Gue sama Haechan gak diambilin juga nih?" Giselle segera menyambar begitu tatapannya jatuh pada segelas teh hangat dengan sisa-sisa asap yang masih mengepul diletakan oleh Winter tidak jauh dari depan matanya. Giselle mau teh hangat juga, tapi ia masih nyaman duduk makan dan terlalu malas berdiri dari kursinya.
"Dih, situ punya kaki, punya tangan 'kan? Ambil sendiri sana!" tolak Winter yang kembali duduk di kursinya seraya mulai menyeruput teh hangatnya dengan cara yang sengaja dilebih-lebihkan untuk membuat Giselle semakin kesal.
"Karina juga punya tangan, punya kaki, tapi tetap lo ambilin." Haechan ikut-ikutan protes mengikuti jejak Giselle. Ia menunjuk-nunjuk Karina yang tidak hirau pada pertengkaran teman-temannya. Karina bodo amat-an biarpun namanya dibawa-bawa oleh Haechan, ia cuma peduli tentang makan, ditambah lagi kenikmatannya semakin lengkap dengan hadirnya teh hangat dari Winter yang tumbennya sedang baik hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suckseed ❝Jaemin Winter❞
Fanfic[On Hold] It's started from you, then will I end up with you too? ©bananaorenji, 2020.