02| His Name is Jaemin

1.2K 165 24
                                    

"Akhirnya selesai. Capek juga ternyata wawancarain orang-orang." Jaemin meregangkan badannya begitu menyambut kebebasan karena peserta terakhir dari pendaftar divisi perkap telah selesai diwawancarai olehnya dan Yeji. Padahal ia sudah datang sangat terlambat tapi masih saja kebagian mewawancarai sekitar 10 orang yang berhasil membuat punggungnya kaku karena terlalu lama duduk. Resiko menjadi salah satu divisi yang mainstream dan banyak peminat dalam pelaksanaan event. Selaku panitia penyeleksi untuk divisi perkap harus menanggung lebih banyak tugas mewawancarai karena jumlah pendaftar yang membludak ketimbang divisi lainnya yang kurang populer.

Sementara Yeji yang duduk di samping Jaemin, memberikan tatapan maut seakan siap menerkam pria tengil satu itu. Bisa-bisanya Jaemin mengeluh capek sementara Yeji sendirian sudah menghabiskan 20 orang lebih untuk diwawancarai sebelum Jaemin datang bergabung. Dasar manusia tidak tahu diri bernama Jaemin, sukanya memancing orang untuk mengumpatinya. Yeji sampai bertanya-tanya sendiri, ia terkena santet macam apa dari Jihoon hingga ia setuju menjadi koordinator perkap yang pada umumnya biasa dipegang oleh cowok-cowok.

Dengan alasan, wanita biasanya lebih terorganisir dalam mengatur dan memerintah, Jihoon yang didukung oleh Jaemin dan Jeno membujuk Yeji menjadi koordinator perkap. Jaemin malah lebih parah lagi, ia mengatakan di antara dirinya, Jeno dan Yeji, tentu saja Yeji yang harus menjadi koordinator hanya dengan alasan ladies first dan emansipasi wanita. Tak masuk akal tapi Jihoon malah menyetujui omongan Jaemin. Ternyata presma dan anggotanya mempunyai kemiringan otak yang sama, Yeji yang waras bisa apa? Sumpah, kalo mengingat-ingat lagi rasanya mulut Yeji sampai sekarang masih ingin merapalkan seisi kebun binatang kepada Jaemin dan Jihoon (maaf, dalam kamus Yeji tak ada lagi nama mantan alias Jeno).

"Tinggal kalian aja? Yang lain mana?" Keempat orang yang tersisa dalam ruangan itu kompak menoleh pada seorang pria berkulit tan yang tiba-tiba memunculkan kepalanya dari balik pintu masuk dan bertanya kepada mereka. Ia adalah Haechan, si supel yang ramah dan banyak omong hingga membuatnya menjadi anggota BEM yang paling terkenal di dalam BEM maupun di kalangan mahasiswa di luar BEM.

Haechan memasuki ruangan dengan tangan yang penuh, sebelah kiri menggenggam HT dan ponsel, sedangkan di sebelah kanan membawa lembaran kertas dan buku catatan kecil. Sebagai wakil dari presma yang memiliki wewenang besar, ia juga mengemban tugas yang berat untuk memastikan setiap kegiatan berjalan lancar sesuai dengan rencana. Haechan dapat melihat tersisa Jaemin dan Yeji dari divisi perkap, serta Soobin dan Shuhua untuk divisi pemandu. Ia membaca kembali catatan yang berada di tangannya untuk memastikan divisi lainnya yang seharusnya memakai ruangan itu untuk kebutuhan wawancara.

"Yang lain wawancaranya udah pada kelar dari tadi. Anak-anak mungkin udah pada gabung ke ruangan sebelah tuh." Yeji menjawab sebelum Haechan sempat meneruskan pertanyaannya. Dari pada mendengar Haechan lanjut bertanya tentang hal lain-lain yang pada akhirnya akan menjerumus ke arah mengomel, lebih baik ia lebih dulu memberikan jawaban yang pas tanpa ada embel-embel bumbu tambahan. Tenaga Yeji sudah habis untuk mewawancarai orang-orang, tak ada yang tersisa untuk meladeni curcol-an Haechan tentang masalah remeh temeh yang terjadi dalam kegiatan hari ini.

"Terus kalian masih belum selesai? Kita udah molor satu jam dari estimasi waktu." Haechan memeriksa jam tangannya yang sekitar lima menit lagi menunjukan tepat pukul setengah 5 sore. Sebelumnya ia memperkirakan kegiatan akan selesai pukul setengah 4 sore dan ia paling tak suka ketika waktu yang melenceng jauh dari perhitungannya.

"Tinggal divisi pemandu aja yang belum kelar nih, gila yang daftar banyak." Shuhua menyambar dengan rengekannya, namun juga terdengar ada nada angkuh di saat bersamaan. Ia ingin menunjukan pada divisi perkap bahwa divisi pemandu lebih banyak peminatnya, jadi Jaemin dengan segala keluhannya yang sedari tadi terdengar, tak perlu merasa paling menderita.

Suckseed ❝Jaemin Winter❞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang