Ayah...kembalilah. Lihat gadis kecilmu sudah tumbuh menjadi gadis yang dewasa. Tak inginkah kau melihatku tumbuh menjadi pribadi yang dewasa?.
Ayah...gadis kecil yang dahulu selalu menangis meraung-raung,kini hanya bisa menangis tersedu di sudut kamar yang temaram. Ayah gadis kecilmu kini sudah pintar. Pintar menyembunyikan luka dan segala masalah yang menimpanya.
Ayah... Engkau adalah cinta pertama ku.
Engkau pulalah patah hati pertamaku.
Kadang aku merasa dilema, antara membenci atau merindukan sosok dirimu. Namun rasa rindu ini amat besar mengalahkan rasa benci di hatiku.Ayah...ingin sekali aku bertemu denganmu, bercerita mengenai semua kehidupan yang kita jalani.
Ingin sekali melihat wajahmu, rinduku tak terbendung lagi. Namun apalah dayaku, gadis lemah yang tak tau harus pada siapa melampiaskan rasa rindu ini.Aku sangat mencintaimu. Mengapa kau tega meninggalkan ku bersama serpihan-serpihan indah tentang kita. Entah sudah berapa banyak derai air mata yang aku keluarkan ketika rindu padamu.
Aku tak iri pada mereka yang memiliki pasangan di usia muda. Tapi aku iri pada mereka yang bisa bercengkrama dengan figur seorang ayah.
Ayah... Walaupun kau sudah jauh dariku. Aku masih mencitai dan menyayangi mu. Terimakasih pernah menjadi ayah terhebat bagi diriku. I LOVE YOU AYAH❤️
_I.H
🌹🌹🌹🌹
Selamat hari ayah untuk ayah terhebat yang kita miliki.
Sambil dengerin mulmed di atas ya🥰
TBC ✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Luapan Emosi
Non-Fiction"Baiklah mari kita bermimpi. Karena segala sesuatu diawali dengan mimpi. Namun, mimpi tanpa target hanya akan berakhir di angan-angan. Niat dan usaha akan menyetir arah mimpi itu." Hanya berisi sebuah bait-bait kata follow sebelum membaca ya😉