"Han Jisung! Anjir lo, Kak Changbin ke sini jauh-jauh buat diskusi lirik ama stage performance malah lo kabur!"
Felix uring-uringan setelah selama lima belas menit menemani Changbin yang bertamu ke kamar asramanya untuk menemui Jisung. Tidak ia sangka, Changbin adalah orang yang sangat bisa diajak ngobrol banyak hal. Felix menarik kesimpulan, Jisung tidak akan bosan jika saja mereka bertemu untuk kencan, bukan membahas kolaborasi.
"Gue udah bilang engga siap, Lix, ada kerja kelompok juga. Lagian dia buru-buru banget bilangnya, gue jadi engga bisa mutusin yang bener."
Jisung, yang dicari Changbin tengah mengeluarkan semua barang-barang yang ia bawa di dalam tasnya. Sementara Felix duduk di kursi meja makan sambil melihat Jisung yang tengah menyibukkan diri.
"Beneran gue tadi udah nolak, tapi paling Kak Changbin udah di jalan, jadinya dia engga baca."
"Itu lo bisa berasumsi dengan rasional dan logis. Kenapa lo engga bisa ijin dulu, sih tadi. Tapi gimana kerja kelompok lo?"
Han mengerutkan hidungnya lalu tersenyum. "Kelar! Ini gue mau minta maaf ke Kak Changbin, besok mau nemuin dia biar gue keliatan usahanya."
"Bagus deh lo sadar. Ada titipan berkas dari Kak Changbin, sama ada flashdisk katanya isi demo lagu. Lo diminta cek buat latihan kalian berikutnya."
"Dimana?"
"Tuh dideket lampu tidur."
"Makasih, Felix!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Being Brave [selesai.]
FanfictionJisung pikir, jatuh cinta saja sudah cukup. Sampai Changbin membuktikan dia salah.