[ ] takut

319 42 1
                                    

Han Jisung jatuh cinta.

Setidaknya itulah headline minggu ini di kamar asrama tempat Felix dan Jisung tinggal.

"Lo suka Kak Changbin? Beneran?" Felix tak henti-hentinya membombardir Jisung agar roomatenya memberi klarifikasi.

"Ya gimana, gue juga engga bisa minta buat engga suka, Lix."

"Anjir. Berita heboh, nih! Para in-ner kudu tau."

"in-ner siapa?"

"Seungmin, Jeongin, Hyunjin. In, in, in. Kepanjangan kalo harus nyebut namanya."

"Apa sih anjir, engga jelas lo, Lix."

"Elo anjir yang engga jelas. Kaya hilal yang belom keliatan. Ayo sini curhat sama dedek, kita kan lahir beda hari doang."

"Peduli gue apa?"

"Gue yang peduli." Felix duduk manis di sebelah Han yang sibuk dengan laptopnya untuk mengerjakan tugas esai.

"Gue mulai dari mana ya?"

"Lo bisa mulai dari mana aja, gue dengerin."

"Oke. Jadi, gue liat Kak Abin wakt-"

"Anjir! Kak Abin woy manggilnya!" Felix histeris. Cowok yang wajahnya dihiasi freckles itu lebih girang dari Jisung kelihatannya.

"Diem dulu, Lix, astaga."

Felix memukulkan kepalan tangannya pada bantal, merasa gemas akan panggilan yang Jisung beri.

"Jadi gue liat waktu di pelajaran lyric composing ama song arrangement . Dua kali doang, tapi gue langsung suka. Dia keren banget Lix kalo lagi nyusun lirik. Fokus banget gitu kan, mana biasanya kalo dia fokus tuh topinya dipake sampe bener-bener nutupin mukanya, jadi kayak engga bisa diganggu gitu."

"Gue mencium bibit-bibit bucin."

"Kayaknya gue iklas, Lix , jadi bucinnya Kak Abin."

"Ugh! Kak Abin lagi guys! Engga kuat aku tuh ngedengernya!" Felix bolak-balik menggulingkan badannya di kasur karena ia tidak tahan menampung betapa lucunya Jisung yang tengah jatuh cinta.

"Bangke, berisik!"

"Bilang ke Kak Abin dong!"

Jisung berhenti mengetik kata demi kata dalam lembar digital yang ia kerjakan sejak setengah jam yang lalu.

"Engga, ah."

"Yeelah gimana si. Biar Kak Abin tau!"

Jisung menimbang perkataan Felix.

"Jisung, jangan bilang lo suka doang tapi takut ngakunya."

Dan Han Jisung tidak tidur malam itu.


Being Brave [selesai.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang