"Jisung, gue engga ada maksud apa-apa waktu ngobrol sama Kak Changbin. Gue bahkan selalu bawa lo ke obrolan."
Jisung melepas jaketnya yang sudah bercampur keringat selama proses gladi.
"Santai aja, Lix. Gue juga kan yang dari awal engga nunjukin perasaan gue sama sekali. Bukan salah lo kok."
Felix menatap bungkusan kue yang ia bilang sangat suka pada Changbin.
"Jisung, gue ga akan suka ama Kak Changbin. Gue duluan yang tau lo suka ama dia."
Jisung terkekeh. "Engga ada urusan sebenernya, Lix, soalnya gue engga masalah. Lo engga akan jadi penghianat atau apa. Lagian rasa suka engga bisa diarahin kan? Kak Changbin juga paling barusan bingung sebelum nentuin buat beli kue kesukaan lo atau engga."
Felix letakkan kuenya di meja makan, ia ikut duduk di sisi kasur tempat Jisung sedang mengecek ponselnya.
"Tetep aja, gue engga akan suka. Engga bisa suka, Sung."
Jisung tersenyum. Ia mengacak rambut Felix. "Maaf ya, malah jadi rumit gini. Harusnya gue dengerin saran lo."
![](https://img.wattpad.com/cover/247575946-288-k165227.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Being Brave [selesai.]
أدب الهواةJisung pikir, jatuh cinta saja sudah cukup. Sampai Changbin membuktikan dia salah.