Jisung masih dengan ekspresi riangnya saat menemui Changbin setelah persoalan kue. Toh ia yang memulai kerahasiaan perasaannya, jadi sepertinya, skenario itu harus berlanjut.
Mungkin harus sampai pada titik dimana Jisung harus dengan sengaja melupakan.
"Gimana respon Felix pas lo kasih kuenya, Sung?" Tanya Changbin, ia tengah mengusap keringatnya dengan handuk setelah menampilkan dua dari total empat lagu.
Jisung tengah sibuk mengipasi tubuhnya agar suhu tubuhnya sedikit mendingin. "Dia seneng Kak. Makasih banget katanya, udah ngebeliin kue favorit dia."
"Lega deh gua, hahaha."
Jisung sebenarnya merasa canggung. Tapi tidak ada yang mengetahuinya. Ia tidak tahu harus dengan apa ia tutupi perasaannya. "Chat aja, Kak, mau nomornya engga?"
"Boleh?"
"Ya boleh lah, sekalian pdkt kan."
"Makasih, Sung! Gue tunggu kontaknya."
Hari itu, Jisung tau ia harus berhenti menyukai Changbin. Ia harus berhenti jatuh cinta pada semua hal yang berkaitan dengan Seo Changbin.
Padahal, Han Jisung memiliki semuanya dari ciri seseorang yang jatuh cinta; rasa suka, kagum, rasa bahagia ketika melihat orangnya, perasaan yang membuncah saat bersama orangnya, ia juga merasakan euforia saat berbicara pada pujaan hatinya.
Tapi ada satu yang Jisung tidak punya; dan itu adalah keberanian.
Keberanian untuk bilang bahwa setidaknya, ia medapatkan semangat dari eksistensi seseorang.
Karena jatuh cinta saja tidak cukup. Perasaan perlu kata untuk membuatnya nyata.
Jadi jika ada kesempatan untuk menebus penyesalan, meski hanya satu kali, Jisung akan menggunakannya untuk menjadi berani.
Ia ingin lebih berani untuk terus terang, tidak hanya terhadap dirinya, tapi juga orang yang ia suka. Ia juga ingin lebih berani untuk bisa mengambil resiko jatuh cinta pada seseorang.
Karena jika sudah seperti keadaannya yang sekarang, banyak hal akan terasa salah. Termasuk Felix yang terus-terusan meminta maaf padanya. Ia tidak membenci Changbin ataupun Felix karena jelas, ia sadar, mereka berdua tidak melakukan kesalahan.
Dan itulah bagian yang paling membuatnya frustrasi. Bahwa perasaannya yang tak berbalas bukanlah tanggung jawab siapa-siapa, karena ia pernah memilih untuk diam dari pada mengungkapkan.
[ ]

KAMU SEDANG MEMBACA
Being Brave [selesai.]
FanfictieJisung pikir, jatuh cinta saja sudah cukup. Sampai Changbin membuktikan dia salah.