Bab 2

5K 511 249
                                    


Happy reading.

Kini Altair sedang pergi keluar, katanya ia pengen kumpul-kumpul di Warsum bersama anggota Fortis lainnya.

Matanya memicing ketika ia melihat, sosok gadis mengenakan seragam seperti seragam sekolahnya. Siswi itu sedang di cegat oleh anak SMA lain. Ia pun menghentikan motornya, dan melepas helm.

"Woy, lo semua banci!" maki Altair tiba-tiba, membuat tiga lelaki tersebut menoleh dan menatapnya tajam.

"Apa maksud lo bilang kita banci hah?!" ucap salah satu lelaki tersebut tidak terima.

Altair terkekeh, "iseng doang." jawabnya santai, ia melihat sosok gadis dengan tubuh bergemetar serta matanya sembab.

Tiba-tiba Altair langsung memukul salah satu pemuda tersebut hingga terjungkal, "woy maksud lo apaan, anjing!" murka temannya.

Altair langsung menarik gadis tersebut dan menyembunyikannya dibalik punggungnya, tanpa babibu kedua orang tersebut langsung menghajar Altair.

Bughh!

Bughh!

Pukulan demi pukulan pun Altair layangkan, orang yang pertama Altair pukul kini ikut menyerang Altair. Kini satu lawan tiga, namun Altair tetap tidak merasa takut.

Bugh!

Altair meninju perut salah satu pemuda, yang lainnya ikut maju menyerang Altair. Namun Altair sangat gesit, ia bisa menangkis serta menghindar dari semua serangan.

Sekitar lima menit, akhirnya mereka semua terkapar di aspal serta darah yang berceceran.

"Gue ingetin sama Lo bertiga, kalo Lo masih ganggu orang-orang gue gak segan-segan bunuh kalian bertiga!" ancam Altair lalu berbalik pergi.

Lelaki dengan tindik ditelinga, merangkak bangun serta mengeluarkan pisau lipat di saku seragamnya.

Gadis tersebut membulatkan matanya sempurna, "AWAS!!!" pekik gadis tersebut.

Altair pun langsung menoleh, ia memegang tangan penyerang tersebut lalu membalikkan arah pisaunya terhadap lawannya. Hingga ...

Jleb

Pisau tersebut menembus perut, lelaki bertindik lalu ia terkapar dengan darah yang mengalir dari perutnya.

"Jangan salahin gue kalo Lo mati, Lo sendiri yang macem-macem!" tutur Altair, tak lupa ia juga mengambil beberapa lembar uang berwarna merah lalu ia taruh di saku lelaki yang tertusuk tersebut.

"Tusukanya gak dalam, jadi Lo gak bakal mati. Maybe ...," Altair juga menelpon ambulan agar mereka bertiga mendapatkan pertolongan.

Altair menghampiri gadis malang tersebut, wajahnya tampak pucat pasi.

"Lo gak apa-apa?" tanya Altair tersenyum.

Gadis tersebut menggeleng, "enggak a ... apa-apa." jawabnya terbata-bata.

Salah satu alis Altair terangkat, "Lo takut sama gue?" tebaknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALTAIR  (Squel Angkasa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang