It's easier to let go (let me hold you)

Chapter 7

Catatan Penulis :

Kalian sangat luar biasa dengan semua pujian dan komentar. Mereka mengisi jiwa saya. Untuk bab ini ....... huh saya harus menggunakan "comfort" dari tag "sakit hurt/comfort".

Kenangan pertama Jiang Cheng adalah tentang dermaga Dermaga Teratai.

Sepanjang ingatannya, dia selalu tertarik pada mereka, menjangkau ke dalam air untuk bermain-main dengan teratai.

Beberapa kenangan penting Jiang Cheng terjadi di dermaga ini.

Dia telah bertemu Wei Wuxian disana.

Dia telah melihat A—jie ketika dia harus pergi ke Lanling diatasnya.

Dia melihat orang tuanya meninggal.

Dia juga melihat dermaga ini terbakar.

Dan kemudian dia membantu membangunnya kembali dengan tangannya sendiri.

Dia telah melihat begitu banyak muridnya di dermaga ini.

Dia berjalan melintasi mereka, menggendong keponakannya, bernyanyi pelan dalam malam ketika mereka berdua tidak bisa tidur.

Jiang Cheng menyukai dermaga ini.

Dia hanya tidak tahu sejak kapan mereka mulai menghantuinya.

***

Hal pertama yang disadari Jiang Cheng adalah dia tidak lagi di atas dermaga.

Dia tidak bisa. Apa pun tempat dia berbaring terlalu lunak.

Jiang Cheng belum bisa membuka matanya, tapi mulai mengangkat tangannya ketika—

Apakah itu bulu?

Ketika Jiang Cheng akhirnya berhasil membuka matanya, dia menemukan tangannya di atas seekor anjing yang sedang tidur.

Bagaimana—

"Dia tidak akan berhenti mengikuti kita. Dia tidak akan berhenti menggonggong sampai kita membiarkannya naik ke ranjang bersamamu. Dia membuat Wei Wuxian cukup ketakutan."

Jiang Cheng menoleh dan menatap Liqin—jie dengan muram. Dia bergerak untuk duduk dan melihat sekeliling lagi.

Dia kembali ke Dermaga Teratai. Dia berada di tempat penyembuhan.

Liqin—jie mengulurkan cangkir untuk Jiang Cheng. Dia mengambilnya dengan gumaman terima kasih dan dengan tenang menyesapnya.

Liqin—jie hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban sebelum duduk tepat di samping ranjangnya.

Jiang Cheng terus menyesap cangkirnya ketika dia melirik ke atas dan segera, menyemburkan tehnya

Di seberang tempat penyembuhan tergeletak tubuh tidur keponakannya, murid kepala, Wei Wuxian, dan Lan Xichen.

"Apa—"

Liqin—jie memotongnya dengan tangan lembut di pergelangan tangannya.

"Biarkan mereka tidur, aku baru bisa menyingkirkan mereka semua setelah hari kedua."

Saat itulah Jiang Cheng memperhatikan lingkaran hitam di bawah mata Liqin—jie.

"Berapa lama?"

Jiang Cheng merasakan tangan di pergelangan tangannya gemetar.

"Empat hari."

Jiang Cheng hanya bisa melongo padanya.