S a t u

6 2 0
                                    

"Menatapmu adalah hal favorit-ku, mengagumi mu adalah kerjaan-ku dan memiliki mu adalah impian-ku."

- Zevana Arabella-


* *

Di sebuah perusahaan besar terdapat seorang lelaki dengan tubuh tinggi dan tegap, ditangan kanannya ia sudah memegang sebuah map berwarna biru. Ia menghela nafas berkali-kali sesekali ia mengusap kasar wajahnya, cukup lelah dengan keadaan.

"Kamu harus menikah, Rey."

"Udah tua juga kamu, temen-temen mama udah pada punya cucu."

"Oma juga mau jadi nenek buyut, Rey."

"Aku juga mau punya keponakan, Abang."

Kalimat itu terus berputar di kepala seorang CEO di perusahaan tersebut, Reynaldi Putra Anggara. Lelaki tampan, arrogant, kaku dan pemarah yang berusia dua puluh delapan tahun, di usianya yang cukup matang ini membuatnya selalu dituntut untuk sesegera mungkin untuk menikah.

"Gua harus gimana? Mana Tiara nggak mau nikah dulu, ya kali harus gue paksa!" Rey mengacak rambutnya frustasi, ia juga ingin menikah.

Tetapi bukan berarti ia belum mempunyai seseorang yang istimewa di hatinya, Rey sendiri sudah mempunyai seorang kekasih akan tetapi sang kekasih ingin merintis karirnya terlebih dahulu, dan belum ingin menikah. Apalagi memiliki seorang anak.

"Permisi, pak," ucap seorang gadis manis yang sudah bekerja dengannya selama tiga tahun belakangan ini, gadis ini merupakan salah satu orang yang pernah menjadi sahabat Tiara, kekasihnya.

Dahulu Tiara bukan orang yang kaya, terkenal dan glamor seperti sekarang. Namun, setelah menjalin hubungan dengan Rey ia menjadi sosok yang berbeda dan dengan campur tangan Rey juga ia sekarang sudah menjadi seorang model di beberapa majalah dan menjadi brand ambassador di beberapa perusahaan yang terkenal.

"Iya, kamu taruh saja di meja."

"Saya permisi dulu, Pak," ujar Office Girl itu setelah menaruh secangkir kopi di meja kerja Rey dan hanya dibalas anggukan olehnya.

****

"Ah deg-deg'an terus kalau deket Rey. Astaga ingat Ze! Rey sudah punya Tiara."

"Tapi aku sudah mencintainya jauh sebelum ia mengenal Tiara," gumam gadis itu seraya tersenyum miris.

Ia tak pernah jatuh cinta kepada siapapun kecuali dengan Rey, seorang lelaki yang pintar dan berprestasi di sekolahnya, dulu. Hal itu yang membuatnya tertarik dan menyimpan perasaan untuk seorang Rey yang bahkan dulu tak pernah menatapnya sama sekali.

****

"Sayang."

"Hai, sayang."

"Ah, aku capek," ujar gadis itu seraya mendudukkan dirinya di sofa ruang kerja kekasihnya, Rey.

Melihat hal itu Rey tersenyum dan berjalan mendekati kekasihnya, lalu mencium lembut pipinya. Tiara yang diperlakukan seperti itu menunduk malu dan membenamkan wajahnya di pelukan hangat milik Rey.

"Manja banget sih pacar aku." Rey mencubit kedua pipi Tiara dengan gemas.

"Sakit, sayang." Tiara mengelus pelan pipinya yang terasa panas setelah dicubit oleh Rey, melihat itu Rey menyingkirkan tangan Tiara dan menggantikan dengan tangannya untuk mengelus pipi kekasihnya.

"Sorry, honey. Gimana pemotretan hari ini?"

"Seperti biasanya, hanya saja tadi ada problem sedikit."

LOVE TAKES TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang