Teriknya matahari di hari jumat menambah kemalasan Rafa untuk menjemput adiknya Riri. ingin rasanya ia kembali masuk ke kamarnya dan tidur seharian, tetapi karena amukan dari Mamanya lah yang membuatnya bangkit dari tempat tidur.
Rafa kembali menghela nafasnya, sebelum akhirnya ia menghidupkan motornya dan mengendarai motor milik Rai. iya Rai, motor vespa matic yang sangat tidak disukai Rafa. Ini semua karna Riri, dan Rafa sangat tidak menyukai itu. Riri menolak untuk dijemput dengan motor Rafa dengan alasan terlalu tinggi sehingga membuat posisi duduknya menungging. Riri sama dengan Rai, duduk tidak bisa jauh-jauh dan selalu melihat atau memposisikan kepala di samping helm pengendara.
Jauh di dalam lubuk hatinya ia sangat menyayangi kedua kembarannya itu, bahkan Rafa pernah secara diam-diam mencari mantan dari Riri saat SMA karna hubungan toxic, Rafa saja tidak pernah mengekang adiknya itu untuk berekspresi atau melarangnya dalam segala hal. Rai, kembarannya itu sangat pandai dalam bela diri tetapi tidak memungkiri Rafa akan maju sebagai perisai saudarinya itu. Rafa sering mendengar tangisan saudarinya dan Rafa sadar kalau Rai menangisi dirinya yaitu Rafa. Mereka awalnya tidur selalu bersama hanya dipisahkan tempat tidur saja, sampai saat Rafa memilih menarik diri dan meminta kamar sendiri. Darisana'lah, Rai terus menangis di malam hari dan Riri yang selalu tertidur di depan kamar Rafa. Bahkan Risa dan Reza yang notaben adalah orangtua mereka, sudah menggunakan segala cara agar Rafa kembali seperti dulu agar kedua saudari kembar'nya tidak bersedih lagi. Dan syukurnya Rafa sedikit demi sedikit kembali seperti dulu walau ia menjadi sedikit kurang ajar.
Rafa memasang sen kanan, dan ia pun sampai di Fakultas Riri. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, mereka bertiga memilih kampus yang sama, hanya saja berbeda jurusan dan fakultas. Rafa tanpa menjeda waktu langsung memilih untuk melanjutkan pendidikan, sedangkan kedua saudarinya memilih untuk menunda sekitar 2 tahun karna fokus dalam berbisnis kue yang mereka dirikan sebagai kembar 3. Tentunya, itu karna Risa memaksa Rafa untuk kuliah lebih dulu, Rafa sempat menolak tetapi ia juga tidak mau membuat Mamanya bersedih juga.
Rafa melepas helmya sesudah ia memarkirkan motor di parkiran motor. Ia baru saja mendapat pesan dari Riri kalau ia akan keluar sejam lagi bukan 5 menit lagi, kesal? sudah pasti.
Ruang lingkup kampus di siang itu lumayan ramai, dan Rafa menjadi objek karna memakai T-shirt Hot Pink, Tapered Jeans blue, Vans slip-on hitam, dan rambut hitamnya yang diikat Half-up Half-down. Cukup santai di siang yang panas, Rafa tidak menggunakan Jacket karna ia butuh udara walau jadinya matahari menyengat dirinya.Rafa tidak peduli, yang ialah 'Bagaimana agar ia tidak bosan menunggu kembarannya itu!' Ditambah lagi, ia sama sekali tidak mengenal orang-orang yang ada disana.
Rafa berhenti di sebuah taman yang jaraknya tidak terlalu jauh dari parkiran dan juga tidak terlalu jauh dari kantin. Rindangnya taman itu cukup membuat sejuk perasaan Rafa di sing bolong itu. Cuaca mempengaruhi mood! Itu sih kalau kata Rafa.
"Hai rapahhh anaknya tante Risa!"
'Fiuhhh..." Rafa merotasikan kedua matanya. Ia tak habis fikir akan bertemu Zeta di taman. Ia merasa cukup risih berdekatan dengan gadis itu, yang menurut Rafa style yang ia gunakan sangat tua.
Rafa masih dibuat bingung dan pemikirannya seputar 'Apakah gadis itu membututinya? Atau ia memang kuliah di kampus yang sama dengan dirinya?'
"Gue ikut duduk sini yah. Gosah jawab! Gue bakal tetep duduk dimari." Rafa hanya diam, ia enggan untuk menjawab.
"Iya gue denger lo ngomong apa, jadi stop ngelirik gue." Ujar Rafa dengan kesal. Ia hanya ingin ketenangan tanpa harus di dampingi oleh siapa pun. Bahkan ia sudah berpikiran untuk pindah duduk saja, namun kenyamanan yang ia rasakan membuatnya enggan untuk berpindah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hallo Effect
Teen FictionBagaimana jadinya, disaat tebakan demi tebakan menjadi sebuah teka-teki berujung tangga? Bagaimana jadinya jika Bunga Matahari tak lagi setia terhadapa Matahari? Bagaimana jadinya kalau hal yang kamu takuti berada di dalam benakmu menjadi sebuah...