Deg
"Masya Allah." Ucap gadis dengan mukena pink nya dalam hati sembari mengusap dadanya.
"Zalfa." Sentak Adara mampu membuat gadis itu berhenti dari lamunannya. Adara, teman dekat Zalfa.
"Ih Dara, kaget tau." Kesal Zalfa. Ya, gadis yang baru saja melamun.
"Lagian Lo melamun gak jelas."
"Bentul tuh, kerasukan tau rasa Lo." Timpal Haira. Salah satu teman dekat Zalfa juga.
"Lagian Lo liat apa sih? Asik banget deh." Adara memasang wajah interogasi.
"Gak ada, tadi liat cowok yang ganteng doang." Jawab Zalfa jujur.
"Yang mana? Di sini dewasa semua ah, bukan selera gue." Ucap Adara melihat sekeliling, Adara akui semua lelaki muda disini sangat tampan. Tapi, perbedaan umur yang terlalu jauh bukanlah selera Adara.
"Iya bentul, gak laik gue." Ucap Haira.
"Lo jangan ngikutin gue napa." Kesal Adara.
"Serah gue lah, kan yang punya mulut gue, bentul kan za?" Tatapannya beralih pada Zalfa yang hanya memandangi keduanya, berharap mendapat dukungan.
"Betul Ra bukan bentul, yang ada bentol ntar." Cibir Adara.
"Terserah gue lah." Haira gadis itu bersedekap dada. Berdebat dengannya tidak akan habisnya. Haira dan keras kepalanya.
"Huh, za liat temen Lo tuh."
"Apa Lo?" Ucap Haira menantang
"Udah dong berantemnya, udah mau masuk tarawih nih." Lerai Zalfa, ia sudah lelah akan debatan kedua temannya itu.
***
"Masya Allah, kok bisa ada manusia sesempurna dia." Lagi-lagi Zalfa mengelus dadanya sambil melamun.
"Za, Lo liat cowok lagi?" Tanya Adara asal.
"Hu'um." Balas Zalfa dengan anggukan, masih dengan mengelus dadanya.
"Setampan apasih dia?" Tanya Haira.
"Entahlah, gue juga bingung."
Kedua temannya menatap Zalfa dengan aneh. Bagaimana bisa seorang Zalfa mencintai seseorang yang bahkan baru dia lihat beberapa jam yang lalu. Bahkan ini pertama kalinya bagi mereka melihat seorang Zalfa Sabira terpesona dengan lelaki.
"Zalfa jangan berisik!" Teriakan Zalvanya berhasil membuat Zalfa terdiam. Zalvanya adalah kakak perempuan Zalfa. Panggil saja Vanya.
"Iya kak!" Balas Zalfa teriak dari depan pintu kamarnya.
"Lo sih bikin gue teriak, gue di teriakin sama kak Vanya kan." Yap, teriakan Zalfa lah yang membuat Vanya geram. Karena kesal Zalfa memeluk boneka tata bentuk love warna merah yang diberi nama Titi oleh Zalfa.
Jika kalian pikir Zalfa berbicara dengan seseorang, kalian salah besar. Hobi Zalfa adalah berbicara sendiri di kamarnya. Ia selalu merasa ada topik saat ia sendiri di kamar. Entahlah, berbicara sendiri dengan dialog yang muncul dari otaknya membuat Zalfa senang.
"Kok gue mikirin dia mulu sih. Gue kan hanya kagum doang."
"Tapi kok bisa ya dia udah balik? biasanya mondok deh tuh anak." Heran Zalfa, bertanya pada dirinya sendiri.
"Tapi dia makin tampan sih." Monolog Zalfa dengan senyumnya.
"Eh wait, dia udah punya pacar belum? Kayanya belum deh, kan dia mondok pasti susah nyari cewek. Kan dia juga udah kuliah pasti." Aneh memang, dia sendiri yang tanya malah dia sendiri yang jawab. Itulah Zalfa.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUBAH BIRU
ChickLitZalfa Sabira, gadis dengan paras yang membuat siapa saja yang melihatnya takjub dengan pesonanya. Zalfa dikenal dengan wajah cuek dan dinginnya. Namun berbeda lagi jika sedang bersama orang terdekatnya. Entah bagaimana menjelaskannya, dia lelaki per...