Uncle

3.3K 242 30
                                    

Happy Reading^^


















...

Lobi kantor..

Ya, lobi kantor. Di lobi kantor itu terlihat beberapa karyawan yang berhenti dari kegiatan mereka masing-masing lantaran tertarik dengan kejadian di depan mereka. Yaitu seorang gadis remaja yang berontak dari pegangan penjaga di sana karena memaksa masuk. Jika tak ada janji berarti tak boleh masuk, begitulah peraturan di perusahaan itu. Tapi gadis itu seakan tak peduli dan terus berontak berteriak memaksa masuk, memaksa bertemu dengan sang CEO perusahaan itu, membuat orang-orang di sana semakin berpikir 'ada apa dengan gadis itu? Ingin bertemu dengan CEO yang merupakan orang sibuk? Yang benar saja! Apa urusannya?'

"Izinkan aku bertemu dengannya!"

"Hagsaeng, beliau tidak bisa bertemu dengan gadis kecil sepertimu jika hanya untuk bermain-main. Kembalilah ke rumah dan belajar saja"

"Bermain-main? Aku sedang tidak ingin bermain-main dengan dia! Lepaskan aku! Kumohon.. Izinkan aku.. Hiks~~" tangisnya tak bisa dibendung. "Ahjussi, lepaskan.."

"Pulanglah, Nak"

"Tidak ma--"

"Lepaskan dia" di tengah suara bisikan para karyawan, suara baritone menyapa telinga mereka.

Reflek dua penjaga itu menghentikan aksi menyeret, sama halnya dengan gadis itu yang berhenti berontak.

"Pak, Anak ini memaksa masuk. Pasti dia hanya Anak nakal yang mencari bahan mainan dari bolos sekolahnya. Jangan hiraukan dia, Pak"

"Saya serius, lepaskan dia"

Dua penjaga itu terdiam sebentar saling menatap sebelum menuruti perintah sang CEO. Cekalan dilepaskan dan terlihat gadis itu yang berjalan sempoyongan ke arah pria itu yang berdiri menatapnya. Setelah berada di depan pria itu, gadis itu hanya diam menatap menangis wajah pria yang umurnya mungkin lebih tua 5 atau bahkan lebih dari umurnya.

"Ada apa kamu datang ke mari?"

Gadis itu menggigit bibir menahan isakan. Mengepalkan tangan mempersiapkan, sampai pada akhirnya dia mengangkat tangan dan melayangkannya--

Plakk~~

Sontak saja para karyawan di sana menatap terkejut dengan menutup mulut melihat CEO mereka ditampar gadis remaja itu sampai wajahnya menoleh ke samping.

Pria itu kembalikan pandangan menatap gadis itu bertanya.

Si gadis tanpa kata mengambil sesuatu di balik saku mantelnya yang adalah amplop dan melemparnya ke dada bidang si pria yang dengan sigap ditangkap oleh pria itu.

Setelahnya, gadis itu pergi begitu saja. Meninggalkan sekumpulan karyawan yang membicarakannya.

"Anda.. Tidak apa-apa, Pak?" tanya sekretarisnya yang sedari tadi berada di sampingnya.

Pria itu menghembuskan nafas. "Ya"

"Maksud saya.. Para karyawan--"

"Jangan pedulikan mereka. Ayo, atau kita akan terlambat bertemu klien"

"Baik, Pak"
.
.
.
.
.
Pria itu yang seharusnya membaca dokumen di dalam mobil, malah lebih merasa tertarik untuk membuka amplop pemberian gadis itu. Dia ambil kertas di dalamnya dan membacanya dengan seksama.

Kaisoo Stories (I) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang