Emas

2.7K 246 8
                                    

"Wahh, sejukk" Teriak Chen, ia duduk di bangku belakang sepeda Xiu Juan, menatap takjub benda asing ini.

"Pegangan, nanti jatuh" tegur Xiu Juan

"Hehe, maaf Niang"

Mereka melanjutkan kembali perjalanan nya, diiringi tawa dan celotehan Chen.

Saat ini mereka menuju laut hâizâo, laut besar dengan ribuan emas di dalamnya. Mungkin disana nanti Xiu Juan akan mencari emas tersebut.

"Niang"  Panggil Chen, ia menepuk-nepuk pinggang ramping Xiu Juan.

"Ada apa Chen?"

"Aku mengantuk" Chen memeluk erat punggung Xiu Juan, disandarkan nya kepalanya matanya tampak sayu menahan kantuk.

Xiu Juan memberhentikan sepeda nya, ia menggendong Chen dan meletakkan nya di di sulur-sulur muda yang ia buat menyerupai ayunan, dilapisi dengan jerami supaya Chen lebih nyaman tidurnya.

Tak lupa ia juga membuat Golem tanah untuk mengayun-ayunkan ayunan itu.

Sambil menunggu Chen bangun, Xiu Juan mulai mengumpulkan buah-buahan yang ada di dekat situ, ia juga mengambil air dan ikan di sungai dekat situ.

Digulung nya hanfunya menampakkan lengan putih mulus dan betis putihnya. Ia mulai menjerat ikan-ikan tak bersalah itu dengan akar pepohonan.

Setelah beberapa menit, keranjang berburu Xiu Juan tampak penuh dengan buah-buahan dan ikan-ikanan.

Kemudian ia pergi ketempat Chen berada. Disana ia melihat Chen yang kelabakan mencari dirinya, banyak air mata yang keluar dari mata nya.

Sesaat ia melihat Chen yang berlari kearah nya dengan cepat.

"Niang!" Chen memeluk erat kaki Xiu Juan, ia pikir Xiu Juan meninggalkan nya.

Xiu Juan mengelus rambut coklat nya, kemudian ia terkekeh "Ada apa Chen?"

Chen mendongak menatap wajah cantik Xiu Juan.

"Aku kira Niang meninggalkan ku, jangan tinggalkan aku, kumohon" lirih Chen di akhir kalimat.

Xiu Juan meletakkan keranjang berburu nya kebawah lalu menggendong tubuh mungil Chen.

"Aku tak akan pernah meninggalkan mu Chen" diciumnya pipi bulat Chen, membuat sang empunya tertawa kegelian.

"Janji?" Chen mengangkat jari kelingking

"Janji" Xiu Juan menautkan jari kelingking nya ke jari kelingking Chen, ia mencium sayang kening Chen.

***
Pagi telah tiba, cahaya bersinar terang, nyanyi burung menambah kesan sejuk di pagi ini.

Xiu Juan sudah berangkat melanjutkan perjalanannya bersama Chen setelah sarapan tadi. Dibelakang Chen sedang sibuk memakan buah persik dan  jeruk.

"Chen hati-hati, awas jatuh" tegur Xiu Juan, pasalnya Chen tak berpegangan pada pinggang Xiu Juan, untungnya ada sabuk yang mengikuti tubuh Chen supaya tidak jatuh.

"Iywa Nihang" balas nya dengan mulut yang penuh makan. Sudah seperti tupai.

***
Kini Xiu Juan dan Chen sudah berada di pondok kecil yang Xiu Juan buat. Mereka sudah berada di laut hâizâo dari dua hari yang lalu.

Xiu Juan sibuk membersihkan emas-emas yang ia dapat, sedangkan Chen sibuk makan sambil menatap Xiu Juan.

"Niang, Niang" panggil Chen, ia berjalan kepada Xiu Juan.

Xiu Juan mendongak, menatap Chen yang mengulurkan buah persik pada dirinya. Satu alisnya terangkat.

"Kenapa?"

"Niang mau?" Chen menggoyangkan persik di tangannya.

Seulas senyum terpatri di wajah cantik Xiu Juan, ia terlena hanya karena hal kecil seperti ini.

"Terimakasih sayang" Xiu Juan mengecup pipi bulat Chen.

Chen mengangguk, kemudian kembali duduk di tempatnya tadi. Begitu juga Xiu Juan yang kembali melanjutkan kegiatannya tadi.

Tak terasa hari mulai menggelap, matahari juga sudah tak terlihat berganti tugas dengan indah nya bulan pertama.

Xiu Juan sedang berendam di kolam air panas yang ia buat tadi sore. Ia berendam bersama Chen, tampak Chen yang malu-malu kucing.

"Chen, ada apa?"

Chen yang menunduk langsung mendongak menatap Xiu Juan dengan mata bulat nya.

"Ta--tak apa Niang" jawab nya gugup

"Kemari lah" Xiu Juan merentangkan tangannya pada Chen.

Chen dengan ragu-ragu berenang kearah Xiu Juan. Ketika sampai didepan Xiu Juan, Chen langsung menunduk. Ia dapat melihat payudara Xiu Juan yang besar dan putih. Apalagi saat Xiu Juan memeluk nya dari belakang, dapat dirasakan betapa lembut nya gundukan itu.

Dengan telaten Xiu Juan memandikan Chen dengan (daun untuk mandi), walaupun ia tak membersihkan area tertentu. Tak lupa ia juga membersihkan tubuh nya.

Malam sudah semakin gelap, hari sudah larut. Para hewan supranatural pun sudah terlelap ditemani suara kicauan buru hantu.

Xiu Juan dan Chen pun sudah berada diatas jerami tebal. Tapi mereka berdua tak kunjung menutup mata, Mereka asik menatap langit malam yang gelap.

"Chen" panggil Xiu Juan, ia memiringkan tubuhnya menghadap Chen.

"Ya?" Chen pun memiringkan ke kanan.

"Kau sudah bisa melakukan kultivasi?"

"Tentu saja sudah, walaupun belum pada tingkat Qi Jing"

Xiu Juan mengangguk paham.

"Mau berkultivasi bersama besok?"

"Boleh?" Tanya nya semangat

"Tentu saja" Xiu Juan tersenyum hangat.

"Yeay!"

"Baiklah sekarang waktunya tidur jagoan kecil" Xiu Juan memeluk tubuh mungil Chen.

"Selamat malam Niang"

"Malam juga sayang"

Bersambung ~

The Magic Queen of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang