Terluka

2.6K 230 8
                                    

Xiu Juan mengelap keringat yang ada di dahi nya. Ia melihat kesamping dimana Chen yang juga tengah mengelap keringat nya.

Pandangan mereka beradu membuat Xiu Juan dan Chen refleks tertawa.

Mereka sedang berkultivasi bersama, seperti janji Xiu Juan semalam. Kultivasi yang dimulai dari matahari terbit sampai sekarang matahari yang sudah berada diatas langit.

Mereka bangkit dari duduk teratai nya, melangkah menuju sungai untuk mencari emas.

"Chen dipinggiran saja, biar Niang yang menyelam"

"Iya Niang"

Xiu Juan mulai berenang ke dasar sungai itu, dibawah sana Xiu Juan dapat melihat kilauan-kilaun emas.

Cukup lama Xiu Juan dibawah sana membuat Chen khawatir. Pikiran tak mengenakan hinggap di otak Chen.

"Apakah Niang baik-baik saja? Atau dia terserang makhluk jahat dibawah sana?" Batinnya bertanya tanya

Saat Chen bangkit dari duduknya di salah satu batu besar berlumut, ia tergelincir. Tangannya terantuk batu licin itu, telapak kaki nya yang mencari tahanan terluka karena batu-batu tajam disitu.

Chen tenggelam, sesaat ia dapat melihat Xiu Juan yang masih aman mencari emas.

"Niang" panggil pelan.

Xiu Juan mengedarkan pandangannya keseluruh sungai ini, ia mendengar Chen memanggil dirinya. Sampai ia melihat Chen yang tenggelam dengan keadaan mengenaskan.

Dengan cepat Xiu Juan berenang kearah Chen. Rasanya Xiu Juan ingin menangis melihat keadaan Chen. Tubuhnya yang dipenuhi luka gores besar mau pun kecil. Tapi Chen tetap tersenyum menatap Xiu Juan.

"Chen, Chen! Anak ku!"

Sesampai di daratan, Xiu Juan merapalkan mantra penyembuhan untuk luka Chen. Ia juga mengelus lembut wajah pucat anak itu.

"Niang" parau nya

"Halo lelaki kuat" Xiu Juan dapat merasakan air matanya yang luruh begitu saja.

Dengan gemetar Chen menghapus air mata Xiu Juan.

"Jangan menangis Niang"

Setelah mengatakan itu Chen tertidur.

***
Dua sudah berlalu tetapi Chen tak kunjung siuman. Xiu Juan sudah kalap, segala cara ia lakukan. Dari memberi Chen ramuan dan lain-lain.

Rasanya ia ingin menangis. Padahal lukanya tidak terlalu bahaya, tetapi kenapa ia tak kunjung bangun.

"Chen, bangun lah"

Xiu Juan mengelus lembut wajah Chen yang terdapat belas luka mengering. Ia tersenyum miris karena tak bisa menjaga Chen.

"A--air"

Chen bersuara, walaupun terdengar malang dan lirih. Dengan cepat Xiu Juan memberi minum untuk Chen.

"Chen kau butuh sesuatu selain air? Hm?"

Rasanya Xiu Juan ingin menangis. Ia mengelus sayang pipi pucat Chen. Tampak Chen yang menikmati sentuhan itu.

"Peluk"

Chen merentangkan tangannya pada Xiu Juan. Dengan senang hati Xiu Juan memeluk Chen. Ia menciumi puncak kepala anak angkat nya ini.

"Niang mohon jangan seperti ini lagi"

Xiu Juan menatap nanar Chen.

"Aku berjanji"

Bersambung ~

Maaf banget kalau terlalu pendek dan gak ada fell nya sama sekali. Soalnya aku kurang ngide di chapter ini. Tapi insyaallah nanti aku update lagi secepatnya.

Dan makasih banget buat yang selalu spam vote sumpah rasanya aku pengen langsung update gitu cuman belum ngide. Yang udah komen jugak makasih yaa.

Love you<3

The Magic Queen of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang