Bertemu Hei'an

2.6K 230 14
                                    

Xiu Juan menatap bosan pemandangan dibawahnya. Ditumpunya wajah cantiknya dengan tangan kanannya. Dibawah sana banyak terlihat warga desa Shenghuo.

Desa Shenghuo merupakan salah satu desa yang sangat memuja naga kehidupan. Makanya ketika Xiu Juan memijak kan kakinya disini ia disambut dan diperlukan dengan sangat istimewa.

Terkadang ia juga tertawa melihat Yè dan Dùli yang bermain bersama anak-anak desa. Terlebih raut wajah Yè yang merengut.

"Niang, Niang"

Chen menggoyang lengan Xiu Juan, menyadarkan nya dari lamunan.

"Apa Chen'er?" Tanya Xiu Juan. Memang sudah sejak seminggu yang lalu Xiu Juan mulai memanggil Chen dengan panggilan Chen'er. Panggilan sayang katanya.

"Apakah kita lama lagi berada disini?" Tanya Chen yang sudah duduk dipangkuan Xiu Juan.

"Emm, Niang pun tak tau"

Chen mengerut "Memang nya kita disini untuk apa?"

Niang mencubit pipi buntal Chen dengan gemas.

"Kita menunggu paman Hei'an, teman Niang"

"Pria?" Xiu Juan mengangguk menjawab pertanyaan Chen.

"Apakah setelah berjumpa dengan paman itu kita akan pergi? Ke rumah Niang?" Tanya Chen dengan pelan diakhir.

"Iya, Chen tak mau?"

"Bu--bukan, tapi Chen takut kalau keluarga Niang tak mau menerima Chen, da--dan Niang akan meninggalkan Chen sendirian"

Chen mulai menangis. Lagi-lagi dan lagi ia menangis jika menyangkut Xiu Juan yang akan meninggalkan nya.

Xiu Juan tergelak, bagaimana bisa anak ini sangat menggemaskan.

"Tidak, Niang tidak akan meninggalkan mu Chen'er"

Xiu Juan menghapus air mati Chen dengan lembut dan penuh kasih sayang, membuat sang empunya tertidur. Tak lama Xiu Juan juga ikut tertidur.

***
Xiu Juan membuka matanya secara perlahan. Menampilkan mata hazel yang menghipnotis siapa saja yang menatap.

Ia terbangun karena usapan lembut dan penuh kehati-hatian yang ada di kepala. Usapan yang membuat nya nyaman. Usapan yang sama persis seperti usapan ibunya yang dulu ketika ia masih menjadi ilmuwan.

Tanpa sadar ia menitis kan air mata. Ia sudah lupa kapan ia menitis kan air matanya. Saat ia SMA ketika ibunya sujud kepada istri penjabat karena ia menghajar anaknya karena anaknya menghina ibuku? Mungkin saat itu.

Ah sudahlah, lupakan.

"Pagi"

Xiu Juan sempat tertegun melihat senyuman tulus itu. Rasanya sudah lama sekali ia tidak melihat senyuman itu.

"Kenapa kau menangis?"

Xiu Juan lagi-lagi terlena dengan sentuhan lembut itu. Dipejamkan nya matanya guna menikmati sentuhan itu.

"Hei'an"

"Hm?"

"Kau sudah datang, sudah lima hari aku menunggumu disini"

Hei'an tersenyum "Maaf, ada sedikit masalah ketika aku hendak menandai Hēisê"

Xiu Juan mengerut kan dahinya. Siapa Hēisê? Tanya nya dalam hati.

Menyadari kebingungan Xiu Juan, Hei'an berkata "Itu nama naga ku, naga kegelapan, Hēisê"

Xiu Juan manggut-manggut.

Hei'an menatap anak kecil yang tidur disamping Xiu Juan.

"Itu...siapa?"

"Oh, ini Chen, anak ku"

Mata Hei'an melebar. Apakah sejak ia pergi Xiu Juan berhubungan dengan orang lain. Tapi ia dan Xiu Juan hanya berpisah selama tiga bulan.

"Adopsi"

"O--ohh"

"Niang"

Atensi mereka berdua teralihkan. Hei'an menatap penuh arti pada Chen yang sedang mengucek ucek mata bulatnya.

"Pagi Chen'er, tidur mu nyenyak?"

Xiu Juan langsung memangku Chen yang masih belum sepenuhnya bangun. Diciumnya pipi buntal itu.

Hati Hei'an berdesir, dapat ia bayangkan bagaimana mana nanti Xiu Juan bermain dan memangku anak mereka dengan penuh kasih sayang.

Tunggu, anak mereka? Ada-ada saja hayalan mu ini Hei'an. Memang nya Xiu Juan mau dengan mu yang buruk rupa seperti ini?

"Kapan kau sampai kesini Hei'an?"

"Tadi malam"

Hei'an masih setia menatap Chen yang tampak sangat menikmati elusan tangan Xiu Juan dipunggung nya.

Ah sial, aku iri sekali.

"Jadi, bagaimana kau bisa masuk ke kamar ini?" Tanya Xiu Juan. Tatapan intimidasi ia luncurkan pada Hei'an yang menunduk gugup.

"I--itu..."

Hei'an melirik-lirik Xiu Juan. Ia menautkan kedua jari telunjuk nya. Nyali nya langsung menciut melihat Xiu Juan yang sedikit marah. Namun, ia terlihat sedikit....seksi.

"Dari jendela" cicit Hei'an.

Xiu Juan menghela nafas "Itu tak sopan. Lain kali jangan seperti itu lagi"

Hei'an mengangguk patuh. Ia sudah seperti anak anjing yang dimarahi oleh sang majikan.

***
Xiu Juan duduk bersama Hei'an di gazebo penginapan ini. Ditemani teh hijau panas dan kudapan lezat.

Semilir angin membuat Xiu Juan semakin tenang. Udara yang memang sedikit dingin pagi ini karena awan yang tampak mendung.

Xiu Juan mengelus lengannya yang merinding kedinginan. Sampai ia merasakan kehangatan menyampir pada dirinya.

Hei'an dengan nekat memeluk Xiu Juan dari samping. Entah keberanian dari mana ia melakukan itu. Hei'an sudah siap badan jika ia kena habisi oleh Xiu Juan. Do'akan ia supaya tidak mati ya.

Xiu Juan membeku, jantung berdegup dengan kencang. Apakah ia kena serangan jantung? Dan kenapa wajahnya terasa panas sekali?.

Dan sekali lagi, dirinya merasakan perasaan sialan ini. Perasaan yang ia rasakan jika ia berada di dekat Jiangxi, sahabat sekaligus cinta pertama nya dulu.

Ia ingin menghancurkan kedua tangan yang memeluk erat dirinya, tapi tubuhnya seakan menolak kemauan nya. Sial.

Bersambung ~

Halooo, jumpa lagi sama akuu, rindu gak sih? Hehe, makasih banget buat yang udah sabar nungguin aku Hiatus.

Makasih juga buat yang udah spam komen dan vote. Seneng banget aku tuu.

Kalian pada setuju gak sih kalau aku jodohin Xiu Juan sama Hei'an. Atau kalian lebih suka sama Xi Guang atau Qi Huo?

Sampai jumpa di part selanjutnya, dadah <3

The Magic Queen of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang