Selamat membaca
.
.
.
.
.
."Trus ini 1/2 nya dapet dari mana?" Kayla menghela nafas panjang, sumpah otak Darrel kenapa sangat lemot sih?
"Kan tadi gue udah bilang, 1/2 itu rumusnya. Lo paham pengertian median nggak sih?" Ucap Kayla sedikit kesal, bagaimana ia tidak kesal selama satu jam lebih Darrel hanya mempermasalahkan rumus dari median.
Dengan lugu Darrel menggeleng, sembari memamerkan gigi kelincinya. Melihat itu hati Kayla mengeram sebal. Ternyata lebih mudah mengajari anak-anak jalanan dari pada mengajari Darrel si most wanted.
Kayla tersenyum manis, lalu menghela nafas panjang, Dengan telaten ia kembali mengajari Darrel.
Tanpa mereka sadari, Darrel telah belajar selama 3 jam. Kayla pun mulai dibuat tersenyum, melihat Darrel yang mulai bisa mengerjakan beberapa soal yang ia berikan, walaupun tidak semuanya benar akan tetapi ini sudah lebih dari cukup untuk saat ini.
"Gue capek Kay," gumamnya, merebahkan tubuhnya di lantai yang beralaskan tikar.
"Itu tinggal satu soal lagi nanggung," kata Kayla.
Darrel menggeleng, "Lapar," gumam Darrel seperti anak kecil, bahkan kedua pipinya ia kembung kan seperti ikan buntal.
Ia tersenyum, lalu berkata, "Gini aja deh, Lo kerjain Satu lagi dan gue bikinin Lo makanan gimana?"
"Gue mau mie," pinta Darrel memelas, selama Kayla tinggal di sini pria itu sudah jarang makan mie, karena Kayla selalu memarahinya dan bodohnya juga Darrel selalu menuruti nya.
"Nggak! Lo baru kemarin makan mie," tolak Kayla mentah-mentah.
"Itu kan pas hari Jumat."
Kayla menggeleng, "nggak, pokoknya makan mie itu satu Minggu dua kali, dan Minggu ini Lo udah makan mie empat kali," jelas Kayla, mendengar penuturan dari Kayla membuat Darrel menggeleng tidak setuju. apa katanya, seminggu dua kali? Gila aja! Darrel nggak akan bisa!
"Nggak! Gue nggak setuju! Mana puas gue makan mie seminggu dua kali?" Sungut Darrel tidak terima, sejak kecil Darrel memang sangat menyukai mie, ia tidak akan mau makan nasi jika papah nya tidak menyediakan mie untuk nya.
Pernah waktu Darrel kecil, Pratama sangat kesal melihat Darrel yang setiap hari makan mie bahkan sehari Darrel bisa makan mie tiga kali, hal itu tentu saja membuat Pratama marah bagaimana pun juga kesehatan Darrel harus di jaga, pratama pun berinisiatif membagikan semua mie yang ia beli tanpa sepengetahuan darrel.
Hal itu tentu saja membuat Darrel kecil mengamuk, ia melampiaskan kekesalannya dengan membanting semua barang yang ada di kamar bahkan bocah kecil itu juga enggan makan selama dua hari sebelum papah nya kembali membelikannya mie.
Bisa di bilang Darrel kecanduan mie.
"Selain bodoh Lo juga tolol, Lo tau nggak sih kalau mie tuh susah buat di cerna nya?" Ungkap Kayla, dengan santainya Darrel mengangguk, "gue nggak peduli," sahutnya.
Kayla tidak menjawab ia lebih memilih untuk melenggang, percuma berbicara dengan batu nggak akan pernah mau ngalah.
"Kenapa gue nggak bisa kasar sama dia?" Gumam Darrel sadar.
Pukul 20.20 Darrel tengah berada di sebuah markas.
"Kemana aja Lo? Gue perhatiin akhir-akhir ini Lo jarang nongkrong?" Tanya Arhan mengalihkan pandangannya Dari ponsel.
Darrel tidak menjawab, pria itu kalut dengan lamunannya. Semenjak kehadiran Kayla, Darrel sadar ada banyak perubahan dalam diri nya. Bahkan entah kenapa ia tidak pernah bisa berbuat kasar pada Kayla, bagaimana bisa? Selama ini Darrel tidak pernah bisa untuk tidak bermain tangan dengan siapapun kecuali sang Papah.
"Sebenarnya Lo siapa?" Gumam Darrel pelan.
Disisi lain Kayla tengah berada di rumah sakit, dengan satu jinjing di tangannya. "Bubu, Ayla kangen bubu," gumam nya pelan, jinjingan yang ia bawa berisi martabak kesukaan bubunya.
Andai saja siang itu Kayla tidak kecelakaan mungkin ini semua tidak akan terjadi, Kayla tidak akan pernah kenal dengan Darrel ataupun berurusan dengan pria itu.
Bahkan di dalam pikirannya sekali pun tidak terlintas untuk menikah di usia semuda ini. Kayla hanya ingin hidup berdua dengan bubunya, selamanya. Hanya itu yang Kayla inginkan.
"Bubu cepat sembuh ya? Nanti kita pergi sama-sama, Kayla akan terus berkerja biar bisa beliin rumah impian bubu, tapi bubu harus janji sama Kayla kalau bubu bisa sembuh, kita berjuang sama-sama ya?" ungkapnya di balik jendela ruangan Sarah. Ingin rasanya ia peluk dan ia cium bubunya tapi untuk saat ini dokter belum mengizinkan. Kayla hanya bisa melihat bubu nya dari kejauhan.
Tubuh Kayla menegang ketika seseorang menyentuh pundaknya. Ia terkejut, "kamu sehat?" Tanyanya, Kayla menghela nafas panjang ia kira tadi hantu.
"Alhamdulillah sehat Dok."
"Dokter Arya, bubu akan sembuh seperti semula kan?" Arya mengangguk, "pasti, ibu kamu akan sehat lagi, seperti yang kamu impikan selama ini."
Mendengar itu Kayla tersenyum, namun di hati nya masih ada rasa takut, takut kalau semuanya sia-sia dan bubu nya malah pergi meninggalkan nya, "tapi kenapa sampai sekarang bubu masih belum sadar dok?"
"Biarkan, bubu mu sedang beristirahat. Tugas kamu cukup berdoa untuk kebaikan ibu mu," Kayla mengangguk, ia tidak akan pernah lupa untuk mendoakan ibunya.
Dokter Arya tersenyum, "saya yakin tuhan tidak akan mengecewakan anak yang berbakti seperti kamu, Kay."
Setelah berkunjung ke rumah sakit Kayla tidak langsung pulang, ia mampir dulu ke tempat anak-anak.
Mereka makan martabak yang Kayla bawa ke rumah sakit tadi, setidak nya malam dengan anak anak dapat mengobati rasa rindu nya Kayla dengan Sarah. "Kakak minta doa kalian ya? Supaya bubu nya kakak bisa cepet-cepet sembuh. Biar bisa main sama-sama lagi kayak dulu." Tutur kayla.
"Aku mau jenguk ibu kak," tutur Naya polos, anak-anak ini memang sudah kenal dengan Sarah bahkan mereka sudah Tiga kali bertemu.
Kayla tersenyum, "nanti kakak ajak kalian jenguk ibu, tapi nunggu ibu siuman dulu ya?" Ke tiga bocah itu pun mengangguk patuh.
"Makannya nanti sehabis shalat doain ibu nya biar cepet sembuh, supaya kita bisa sama-sama lagi," tutur ria di angguki oleh adik adiknya.
Kayla sangat bersyukur bisa dipertemukan dengan kelima bocah ini, dan Kayla berharap mereka dapat meraih cita-cita nya ya walaupun tanpa bangku sekolah. Andai saja Kayla memiliki banyak kekayaan sudah ia pastikan anak-anak ini dapat sekolah seperti anak-anak seumurannya yang lain.
"Kalian anak-anak yang hebat, kakak berharap suatu saat nanti kalian bisa sukses dan berhasil membuat mereka menyesal, biarkan air mata mereka jatuh dada mereka sesak karena sudah tega membuang kalian seperti ini. Tunjukkan kalau kalian mampu," Tutur Kayla lirih.
Publikasi
Jum'at, 17-03-2023

KAMU SEDANG MEMBACA
DA KA
Подростковая литература[FOLLOW DULU AKUN AUTHOR BIAR KAYA SIMBIOSIS MUTUALISME GITU SAMA-SAMA MENGUNTUNGKAN HEHEH] Berawal dari SMA SKY HIGH kehidupan seorang Kayla berubah. Yuk, langsung cus aja!