Selamat membaca
.
.
.
.
.Seperti biasa, seusai sholat subuh Kayla menyisihkan sedikit rezekinya kedalam tabungan. Tabungan yang tadi nya ia gunakan untuk biaya transplantasi ginjal Sarah.
Tapi untuk saat ini ia gunakan untuk membeli rumah di pedesaan, seperti yang bubu nya ingin kan. Setelah Sarah sembuh dan kontrak pernikahan selesai Kayla akan memboyong ibunya dan adik-adik nya untuk ikut bersamanya, pasti hidup Kayla akan menjadi sangat indah.
Membayangkan nya saja sudah bisa membuat Kayla tersenyum bahagia.
"Kayla?" Panggil Darrel membuat Kayla tersadar dari lamunannya, ia pun segera beranjak dari tempat duduk nya dan menghampiri pria itu.
"Kenapa?"
"Gue lapar," tuturnya, mendengar itu Kayla langsung melangkahkan kakinya menuju dapur. Ia jadi merasa bersalah pasti pria itu belum makan dari kemarin malam, karena semalam Kayla lupa untuk masak dan ia pulang jam 11 malam saat itu Darrel sudah tidur.
Setelah selesai dengan acara masaknya, Kayla langsung menghidangkan di meja makan. Di sana Darrel sudah menunggu sembari bermain ponsel, "nih," ucap Kayla mengalihkan pandangannya.
Keduanya pun mulai menyantap masakan yang ia buat, setelah selesai Kayla langsung mencuci piring kotor, dan bergegas rapih-rapih untuk pergi ke sekolah.
Ceklek...
Kayla di buat binggung dengan Darrel yang tiba-tiba menyodorkan sebuah kartu debit ke hadapannya, "apan nih?" Beo Kayla.
"Buat kebutuhan Lo, Lo pake tabungan gue buat sehari-hari," Kayla menggeleng, ia enggan menerimanya. "Gue nggak perlu," tuturnya, ya walaupun sekarang Kayla adalah kewajiban nya Darrel tapi Kayla tidak mau, ia masih tau diri kalau dia hanyalah istri di atas kertas dan tidak pantas untuk mendapatkan ini semua, mengingat om Pratama yang sudah mau membiayai pengobatan ibunya saja itu sudah lebih dari cukup baginya.
"Lo perlu, selama kontrak nikah ini belum berakhir Lo masih tanggung jawab gue, dan gue nggak mau Lo kelaparan gara-gara gue nggak ngasih nafkah Lo," tutur Darrel, tapi bukannya memang itu yang Darrel ucapkan ketika setelah akad waktu itu? Lalu kenapa sekarang pria itu malah mengingkari ucapannya sendiri?
"Bukannya Lo yang bilang sendiri bahwa jangan harap kalau Lo bakal menafkahi gue?" Skatmat, Darrel tidak mampu berkata kata lagi.
Kayla tersenyum melihat Darrel yang kalah berbicara dengannya, gadis itu pun membalikan badannya untuk melangkah pergi namun lagi-lagi ucapan Darrel menghentikan langkahnya. "Papah yang ngasih kartu ini, bukan gue," ucapnya lagi.
Ia menghampiri Kayla, meraih tangan gadis itu lalu meletakkan kartu debit tersebut, "papah gue yang nyuruh, Lo nggak bisa nolak dia," ucapnya melenggang meninggalkan Kayla.
°°
Brukk...
"Aishh kepala gue," gumam Kayla lirih, seperti nya hobinya yang sekarang bukanlah menggambarkan melainkan menabrak seseorang. Bayangkan aja baru satu Minggu ia bersekolah di sekolah barunya ini, Kayla sudah tiga kali bertabrakan dengan seseorang.
"Maaf, saya benar-benar nggak sengaja, kamu nggak apa-apa kan?" Tanyanya membuat Kayla mendongkrak.
"Enggak papa kok, pak. Justru saya yang harus minta maaf gara-gara saya tas bapak jatuh," balas Kayla ada pria tampan di hadapannya ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
DA KA
Подростковая литература[FOLLOW DULU AKUN AUTHOR BIAR KAYA SIMBIOSIS MUTUALISME GITU SAMA-SAMA MENGUNTUNGKAN HEHEH] Berawal dari SMA SKY HIGH kehidupan seorang Kayla berubah. Yuk, langsung cus aja!