Sore gerimis. Genangan air di mana-mana. Sebagian muncrat ke ujung sepatu Hinata. Si cantik blasteran Jawa-Jepang yang suka sekali koleksi buku.
Pun sekarang, dia baru pulang dari toko buku. Harta karunnya akan bertambah dengan koleksi baru Lisa Kleypass. Baru terbit. Masih fresh di tumpukan 'New Coming'.
"Gimana? Jalan terus?" Putri mencolek bahu sahabatnya. "Hujan gini kamu pasti lebih sayang buku ketimbang badan."
Hinata tertawa kecil, "Tahu saja. Nunggu hujan reda gimana? Tuh, ada kafe unyu di seberang."
"Ya, sama aja kudu ngelawan ujan. Males aku. Nunggu di sana aja, yok?"
Putri menggeret tangan ramping Hinata. Mereka berjalan mepet ke bangunan toko agar tak terkena percik hujan, hingga tiba di depan toko kelontong. Ada bangku kecil dengan kanopi mungil yang mampu melindungi orang di bawahnya dari tetes gerimis.
Sudah ada orang berteduh di sana. Sosok besar dengan kaus kebesaran dan topi buckheat menutup separuh muka. Badannya setengah membungkuk saat duduk. Kala mendekat, Hinata dan Putri tahu si lelaki itu tengah membaca.
"Duduk sono, gih!" Putri mendorong sahabatnya.
Hinata sempat menolak dengan lirikan mata. Namun, desisan judes Putri membuatnya jeri. Dia lantas duduk dan turut membaca. Sementara Putri menatap langit kelabu.
Tak ada suara percakapan hingga hampir lima belas menit lamanya. Putri baru mencolek bahu sahabatnya saat si lelaki asing beranjak pergi.
"Kamu kenapa enggak kenalan? Cakep, tahu! Kayak Jungkook BTS!"
"Tahu dari mana cakep?" gerutu Hinata.
Putri memutar bola mata. Pandangannya bertumbukan dengan sesuatu di paving block, "Bukumu jatuh, tuh."Hinata menoleh, "Bukan punyaku."
"Kamu yakin ini bukan milikmu?" Putri mengambil buku lembap di trotoar.
Hinata mengangguk, "Lagi pula, kenapa aku punya buku seperti itu?"
Putri membolak-balik buku filsafat di tangannya. "Kalau begitu ...."
"Oh!" Hinata berseru keras, berbarengan dengan sahabatnya yang menggeret tangannya cepat.
"Pasti milik cowok itu," kata Putri semangat. "Hei, kamu!"
Hinata terbelalak ngeri pada teriakan Putri. Si lelaki berkaus lebar menghentikan langkah. Dua gadis itu mendekat dengan napas tersengal.
"Bukumu jatuh!" Putri menyodorkan benda lembap di tangannya.
Lelaki itu menatap dari balik topi, "Bukan punyaku."
"Eh, tapi ... tadi jatuh di bawah tempatmu duduk." Putri kebingungan.
Lelaki itu mengangkat bahu. "Kalau mau kenalan, bilang aja. Enggak usah pake trik kasih buku kotor. Tapi sori, aku udah punya cewek."
"Hah?" Putri dan Hinata serempak melongo.
"Tapi enggak apa-apa kalau mau kenalan. Nih, nomerku. Mau IG juga? Aku terima jastip buku."
Putri melongo. Hinata menahan tawa. Si lelaki mengulurkan carikan kertas berisi deret nomor ponselnya.
"Sialan!" Maki putri keras.
-O-
KAMU SEDANG MEMBACA
Writing Prompt | one shot
Random~ Budayakan follow author sebelum baca ~ • • • Kumpulan cerita mini. Tidak berkesinambungan. Bisa baca dari part berapa pun. Berpotensi jadi ide cerita baru. Have a enjoy time. 💜💜