36. Mungkin Ini Akhirnya

2.1K 424 159
                                    

Hari liburan pun tiba. Syibel dan Heejin benar-benar bersenang-senang di sana. Bahkan bisa dikatakan bahwa Syibel tidak begitu memikirkan Beomgyu selama di sana.

Semuanya berjalan normal, dari ia yang bangun lebih pagi dari biasanya. Jam tiga. Syibel menolehkan kepalanya dan mendapati Heejin yang masih tidur. Keduanya tidur dalam kamar yang sama membuat kegiatan ini benar-benar seperti liburan.

Syibel menatap balkon kamar hotelnya yang sedikit terbuka. Sinar rembulan tanpa permisi masuk dari sela-sela tirai. Syibel menatap handphonenya yang belum banyak ia gunakan karena terlalu lelah di perjalanan yang jauh. Berkunjung kesana kesini, menikmati pemandangan sunset, dan lain-lain. Sampai di hotel jam delapan dan semua siswa memutuskan untuk langsung tidur, begitu pula dengan Syibel dan Heejin.

Syibel meraih handphonenya dan menyalakannya. Ada beberapa pesan dari keluarganya, ia memilih untuk membalasnya langsung, tidak ingin membuat keluarganya khawatir.

Ada pula chat dari Soobin, kebetulan Soobin tidak ikut. Syibel juga membalas chatnya. Tidak diduga, Soobin merespon dengan cepat. Panggilan suara terpampang di layar hp Syibel.

"Halo?"

"Udah nyampe?"

"Hu'uh, maaf baru bisa jawab."

"Santai aja, pasti cape di jalan. Gak tidur lo?"

"Kebangun gue, udah cukup tidurnya, nanti lanjut tidur di jalan pas mau ke museum aja."

"Hmm," Hening sesaat, biasanya hal ini tidak pernah terjadi di antara mereka, tapi kondisinya sudah berubah sejak Syibel menolak Soobin, "Apa kabar?"

Syibel terkekeh, "Apaan sih? Kaya ke siapa aja lo?"

"Ya abisan lo gak ada kabar berhari-hari sih."

"Ya maaf."

"Lo udah ngobrol sama dia?"

"Hmm sekali, itupun gak berjalan lancar sih, gak sengaja kepencet."

"Lurusin masalahnya, dia berhak tau."

"Iyaa, udah kok."

"Udah?"

"Dalem mimpi."

Soobin berdecak, "Apa-apaan."

Syibel tertawa.

"Kalau aja gue dari awal nembak lo, pasti gak akan kaya gini ya? Gue terlalu takut buat maju dari zona aman."

"Yaaa gak ada yang tau bakal jadi kaya gini kan? Jangan nyalahin diri lo sendiri."

"Ya berlaku juga buat lo, jangan nyalahin diri sendiri."

"Susah.."

"Ya gue tau, tapi emangnya Beomgyu bakal seneng kalau tau lo menderita kaya gini? Dia berharap lo bahagia dengan dia nurutin kemauan pertama lo."

"Tapi kan ini bukan yang gue mau, dia gak tau tentang itu."

"Apa dia juga tau kalau lo di atas waktu sama gue itu nolak gue? Enggak kan?"

"..."

"Cerita aja, gue yakin Beomgyu mau dengerin kok. Dia udah bukan bocah ingusan yang mengutamakan gengsi."

"Lo nyindir gue?"

Soobin ketawa, "Gak bermaksud tapi ya kalau lo ngerasa yaudah."

"Aish."

"Gue padahal niat awalnya mo ngajak ngobrol doang tapi malah bahas ini, maaf."

"Gak apa-apa, emang seharusnya gue ngejelasin ke Beomgyu dari awal, tapi gue takut Beomgyu gak mau ketemu gue lagi."

"Kalau belum dicoba, siapa yang tau kan?"

"Iyaaa, makasih, Soobin. Maaf juga."

"Nooo, i'm okay. Gue malah ngerasa bersalah karena ngerusak hubungan lo sama Beomgyu. Awalnya gue mau bantu tapi kata Yeonjun jangan."

"Hmm, gue bisa sendirian kok, makasih ya."

"Tentu, gue mau lanjut main game. Lo mau ngapain?"

"Diem aja mungkin? Badan gue masih remuk gara-gara jalan-jalan seharian."

"Okedeeh, bye, Bel."

"Bye."

Panggilan terputus. Syibel menghela napas. Pandangannya kembali ke arah balkon kamar hotel. Kemudian ia menatap Heejin yang masih tertidur lelap di kasur yang ada di sebrangnya.

Syibel mencari akun Beomgyu dan menatapnya lama. Dirinya takut, takut tidak diterima lagi oleh Beomgyu. Sebenarnya ia tidak berharap lebih, hanya saja rasa takut benar-benar menghantui dirinya.

Syibel menarik napas lalu menghembuskannya. Jemarinya menekan tombol panggilan. Tapi sesaat kemudian ia kembali mematikannya. BEGOOOOO! SEKARANG JAM TIGA, GANGGU WAKTU TIDUR AJA SIH YAAMPUN.

Syibel memaki-maki dirinya. Namun tiba-tiba hpnya menyala dan menunjukan sebuah panggilan yang masuk.

"H-halo?"

"Halo? Tadi--"

"E-em iya, tapi gak jadi takutnya ngeganggu waktu tidur hehe."

"Enggak sih, beberapa menit yang lalu kebangun."

"Oohh."

Hening. Syibel berpikir keras tentang apa yang harus ia bicarakan.

"Kam--Lo ikut kegiatan ke luar negeri ya?"

"Eh iya, kenapa?"

"Besok hari terakhir?"

"Iyaa, Beomgyu ikut?"

"Enggak, emangnya dari sekolah gue ada yang mirip ya sama gue?"

"O-oh enggak sih, basa-basi doang tadi. Cuman beneran basi ya.."

Beomgyu terkekeh pelan, "Kalau besok masih ada kegiatan, kenapa gak tidur?"

"Kebangun tadi."

"Gak tidur lagi?"

"Gak bisa."

"Ada yang lagi dipikirin?"

Syibel menundukkan kepalanya, "Hu'um, ada."

"Butuh tempat cerita? Tapi ya kalau gak mau juga sih gak apa--"

"MAU!" Sontak Syibel langsung menutup mulutnya, matanya melirik ke arah Heejin yang ternyata tidak terganggu akan suara Syibel.

Beomgyu tertawa pelan, "Yaudah, gue siap dengerin kok."

"Tapi, Beomgyu jangan ngomong apa-apa dulu ya? Dengerin aku dulu sampe selesai. Nanti kalau aku udah beres, aku kasih tau."

"Iyaa."

"Sebelumnya maaf, maaf kalau aku bener-bener ngebuat Beomgyu kesusahan. Gak bermaksud tapi mungkin aku bener-bener makhluk sosial yang butuh sosialisasi, tapi bentuk sosialisasinya berupa ngerepotin orang hehe.."

"Maaf juga kalau keliatannya aku gak serius tentang kita. Bukan gitu sebenernya, cuman masih bimbang aja. Tapi aku waktu itu udah yakin buat milih satu orang. Dan Beomgyu tau aku pilih siapa? Aku pilih Beomgyu."

"Waktu aku meluk Soobin itu, aku ngasih pelukan perpisahan. Aku habis nolak Soobin di sana. Kenapa? Karena aku udah yakin sama diri aku sendiri kalau aku mau sama Beomgyu. Maaf aku baru ngomong sekarang setelah Beomgyu ngelepasin aku. Maaf. Aku gak berharap banyak kok, aku cuman mau cerita aja biar lega hehe. Aku harap Beomgyu ikutan lega juga. Makasih udah mau dengerin, sekarang Beomgyu udah boleh ngomo--"

"Tuuuuuutt."

Panggilan terputus secara sepihak. Syibel memelototkan matanya. Ia menatap layar hpnya yang menampilkan panggilan yang sudah berakhir. Syibel memeluk kedua lututnya. Isakan mulai terdengar.

Syibel memang tidak berharap lebih, tapi sebenarnya hatinya belum kuat untuk menerima apa yang akan ia hadapi setelah cerita semuanya ke Beomgyu.

Mungkin memang ini akhir dari cerita mereka berdua.

I'm DoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang