“Action may not always bring happiness, but there is no happiness without action”
- William James
Happy Reading
Awal Juli, virus Covid masih belum bisa teratasi di negeri ini. Padahal pertengahan Juli, tahun ajaran baru di sekolah akan segera dimulai. Melihat informasi di internet, sepertinya orang mulai cuek dengan virus ini. Pemerintah pun melonggarkan aturan dengan mengizinkan dibukanya pusat perbelanjaan. Belum lagi kejenuhan yang melanda selama beberapa bulan di rumah menyebabkan orang berbondong-bondong mulai berwisata. Tapi aku tidak, aku masih tetap tinggal di rumah sesuai aturan orang tuaku.
Kadang aku berpikir, apa gunanya aku berdiam di rumah sementara orang-orang tidak peduli lagi dengan virus ini. Tapi kalau semua tidak dimulai dari diri sendiri, bagaimana caranya dapat memutus rantai penyebaran Covid ini? Kasihan melihat tenaga medis yang tiap hari berusaha keras merawat pasien yang terkena Covid. Apa susahnya kita menahan diri berdiam di rumah agar penyebaran virus ini tidak semakin parah ? Sebagai siswa, hanya beraktivitas di rumah yang bisa aku lakukan untuk membantu pemerintah mengatasi pandemi ini. Semoga semua bisa segera membaik keadaannya.
Aku sangat gembira menyambut hari pertamaku sebagai siswa SMP, meskipun pembelajaran masih harus daring. Andai tidak ada pandemi, mungkin aku sudah sibuk mempersiapkan segala perlengkapan untuk orientasi siswa baru yang biasanya diadakan tiap awal tahun ajaran. Tapi tahun ini pengenalan lingkungan sekolah dilakukan secara virtual. Siswa hanya menyimak berbagai materi yang disampaikan oleh pembicara, materinya masih berkaitan dengan pandemi Covid-19. Tidak ada tatap muka langsung dengan teman, bahkan seminggu masa orientasi berlangsung aku masih belum mengenal wajah teman-teman sekelasku kecuali beberapa teman SD yang kebetulan sekelas lagi denganku. Aku juga hanya bisa mengenal Bu Tri Murti wali kelasku secara virtual, beliau tampak lembut dan asyik ketika berkomunikasi dengan siswa.
Setelah empat bulan virus membatasi kegiatanku, aku mulai terbiasa dengan sekolah daring. PJJ tidak lagi menjadi hal yang memberatkan. Aku anggap saja sekolah virtual seperti layaknya sekolah tatap muka. Aktivitas di pagi hari juga sama, meskipun sekolah di rumah tapi tetap memakai seragam sekolah. Oh iya.. aku juga terpilih sebagai ketua kelas, ini pengalaman baru karena sebelumnya aku tidak pernah menjadi ketua kelas.
Pembelajaran dengan sistem daring ini menimbulkan beberapa kendala bagiku, butuh adaptasi di awal untuk bisa menyerap materi pelajaran dengan baik. Beruntung aku memiliki guru privat yang bisa aku jadikan tempat bertanya tentang materi pelajaran yang tidak aku mengerti, dia adalah kakakku. Namanya Adinda, dia pintar, wajahnya cantik, kulitnya putih, rambutnya indah, tapi sayang badannya kurang tinggi. Hahaha... dia pasti jengkel kalau membaca tulisanku ini. Usianya terpaut delapan tahun denganku, dia sudah mahasiswa semester 5 di UNDIP jurusan statistika. Sudah bisa ditebak, dia pandai matematika.
Bunda memberikan tanggung jawab kepada kakak Adin untuk membimbingku dalam beberapa mata pelajaran. Setelah jam pelajaran sekolah, biasanya aku akan mengulang materi dibimbing Kakak atau Bunda. Kesulitan pelajaran apapun yang aku temui, biasanya akan menemukan jalan keluarnya jika bertanya pada mereka. Aku memang beruntung tidak harus bingung tentang pelajaran seperti keluhan teman-temanku.
Selain itu, aku juga mendapat fasilitas belajar yang cukup baik. Gadget sederhana dan koneksi WiFi tersedia di rumah, tidak ada alasan untuk malas belajar dan mengeluh terus menerus karena pandemi ini. Aku juga mulai mengenal teman-teman baruku, meskipun komunikasi kamihanya sebatas online chat. Aku mulaimerasa nyaman dengan PJJ, tapi tetap berharap pandemi segera berakhir dan bisa segera sekolah tatap muka.
-tbc-
Eyyowww! Hello guysss
Thanks for reading my story, hope you like it-!!Kalo ada typo, ingetin :)
Have a nice day!
Thank you ~ ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Journey Trough The Perfect Storm : Pandemic Of Covid-19
Cerita Pendek[ FINISHED ] "Life is not about waiting for the storm to pass. It's learning to dance in the rain." - Carra