WHY ME? 1

34.3K 1.1K 55
                                    

Jalang!

Anjir, gak nyangka gue!

Hooh pantes aja sih jadi jalang, dia kan miskin hahaha.

Hahaha, bener juga ya?

Begitulah lontaran dan makian siswa siswi terhadap Karina, ia tak menyangka berita kehamilannya akan secepat ini terbongkar. Bahkan ia sudah menutupi masalah ini rapat-rapat. Tapi, dengan mudahnya mereka mengetahui rahasia dirinya. Ia sungguh malu, sangat! Tapi, Karina janji ia tidak akan menyakiti calon anaknya itu. Karena yang salah itu bukanlah anaknya melainkan mereka yang sudah memperkosa dirinya.

Mengingat mereka membuat Karina semakin marah. Tega-teganya mereka berbuat hal sekeji itu terhadap dirinya. Karina tidak tahu apa salahnya dengan teganya mereka memperkosa dirinya secara bergilir.

Mereka yang telah memperkosanya adalah teman satu kelasnya. Waktu itu ia pulang terlambat karena mengikuti pelajaran tambahan dan berbarengan dengan mereka. Dan Karina tidak tahu diantara mereka bertiga siapa Ayah dari anak yang ada di dalam kandungannya?

Ah sudahlah, di sepanjang jalan hanya tatapan sinislah yang Karina lihat. Mereka membenci dirinya karena Karina miskin dan di tambah lagi dengan berita kehamilannya semakin bencilah mereka semua. Huh, sungguh miris!

Tapi, Karina tidak mempedulikan itu yang penting dirinya aman mereka tidak mengganggu Karina secara terang-terangan kecuali.... mereka, Vania dkk. Mengingat mereka Karina menjadi takut, bukan apa-apa mereka mem-bully dirinya secara terang-terangan dan lagi Karina tidak sendiri melainkan ada makhluk yang bersemayam di dalam perutnya.

Dan, Ya Allah. Mereka Vania dkk, berdiri di hadapannya sekarang. Di depan kelasnya. Memang kelas Karina dan Vania berbeda kelas Karina ada di lantai 2 dan kelas Karina di lantai 3. Memang mereka satu angkatan yang membedakan hanyalah jurusannya saja. Karina jurusan IPA dan Vania jurusan IPS, tentu saja Vania datang kesini untuk membully dirinya, apa lagi?

Prok... prok... prok....

"Hebat banget ya jalang satu ini. Masih berani ke sekolah padahal udah ketahuan hamil di luar nikah. Eh kan dia gak punya malu, upss." ucap seseorang yang berdiri di depan Karina.

Dia adalah Vania Putri Cantika, orang yang suka membully orang-orang rendahan, seperti Karina contohnya. Dia tak segan-segan untuk membuat mereka yang di bully olehnya tidak tahan berada di sekolah itu. Entah apa maunya hingga berbuat seperti itu kepada mereka yang kurang mampu.

Katanya sih dia anak seorang donatur di sekolahnya. Dan itu juga yang membuatnya semakin semena-mena terhadap orang seperti Karina ini, miskin.

Apa yang membuat Vania begitu tidak menyukai orang miskin bersekolah di sekolahan ini? Bukankah semua berhak sekolah di sini? Siapa pun mereka.

"M-maaf permisi," ujar Karina memcoba untuk memberanikan diri berbicara kepada mereka.

"Berani-beraninya lo, ya? Berani lo sama gue? Sok-sokan ngacuhin omongan gue. Udah gak betah lo sekolah disini?" bentak Vania.

"Maaf, bukan maksud aku seperti itu. Tapi aku mau ke kelas, sekarang ada ulangan." ujar Karina dengan bibir gemetar.

Kesal, Vania pun menjambak rambut Karina dengan kasar. Membuat siswa-siswi yang dari tadi menonton semakin bersorak gembira. Gila!

"Lo itu beruntung bisa sekolah disini. Kalo bukan karena kepala sekolah yang kasihan sama lo, mungkin sekarang lo gak bisa sekolah." ujar Vania dengan sinis.

"Lo tau? Gue sengaja tutup mulut semua siswa-siswi disini agar berita kehamilan lo itu nggak sampai ke kepala sekolah dan guru-guru. Lo tau kenapa? Karena gue belum puas buat nyiksa lo." Lalu Vania pun tertawa dengan keras di susul oleh kedua temannya dan siswa-siswi yang menonton.

Sembari terisak Karina pun berbicara. "A-apa salah aku? Kenapa kamu terus bully aku?" tanya Karina dengan susah payah. Karena Vania tidak kunjung melepaskan tangannya dari kepala Karina. Yang ada dia semakin mempereratnya.

"Lo mau tau?" tanya Vania. Dan Karina mengangguk.

"Lo itu miskin! Jelek! Dekil! Gak pantes lo sekolah disini!" sarkasnya lalu menghempaskan kepala Karina dengan kasar. Sampai membuat Chilla tersungkur. Untung Karina bisa menopang bobot tubuhnya kalo sampai tidak, ia tidak tahu apa yang terjadi dengan anaknya.

"Ayo guys, cabut." seru Vania.

"Bentar Van," tahan temannya, Fira. Lalu dia pun menghampiri Karina dan....

Plak!

Fira menampar pipi Karina dengan keras. "Udah, ayo." ucapnya dengan santai.

💔WHY ME?💔


Jangan lupa vote sama komennya.

WHY ME? (DREAME)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang