#3

7 1 0
                                    

ARA POV.

Capek. Iya capek, hampir 15 menit dia berputar putar di koridor sekolah barunya dan belum juga menemukan ruang kepala sekolah.

Tau gini aku tadi berangkat sama abang aja, gerutu Ara dalam hati.

Dia terus menggerutu sampai sampai tidak melihat bahwa didepannya ada seorang gadis, dan mereka bertabrakan.

Bruk. . .

"aduh maaf ya kak, maaf banget, aku nggak sengaja" , ujar ara sambil membantu bangun gadis yang dia tabrak tadi.

" ehh nggakpapa, gw juga nggak liat ada lu hehe" , jawabnya sambil bangun dari jatuhnya dibantu oleh ara.

" emm, lu anak baru?" , lanjut gadis itu sambil menunjuk ara.

" eh iya kak " , jawab ara sambil tersenyum serta menggaruk kepala nya yang tidak gatal.

" santai aja kali kalo sama gw, oh iya gw Zee Nabila, kelas 11 IPS 2 " , ujar Zee sambil mengulurkan tangan nya ke ara.

" Arasyaellaa kaniya, eum ternyata kita satu angkatan" , jawab ara sambil menerima uluran tangan zee.

" haha, lu kok masih disini, masih bawa tas lagi, gw tebak, lu nggak tau ruang kepala sekolah kan? " , tebak zee.

" anuu iyaa zee, aku udah muter muter tapi nggak nemu " , jawab ara sambil terkekeh.

" yaudah ayo gw anterin " , ujar zee sambil mengandeng tangan ara.

Mereka berjalan berdampingan menuju ruang kepala sekolah. Setelah sampai didepan ruang kepala sekolah zee langsung pamit untuk kembali ke kelas nya, karna bel sudah berbunyi sejak tadi.

" eum karena bel nya udah bunyi daritadi gw langsung masuk kelas aja ya? semoga kita ketemu lagi nanti ya gembul ", ujar zee sambil memainkan pipi ara sembari terkekeh. Setelah itu, zee segera pergi kekelas nya.

" hati hatii zee!! " , ujar ara. Dia segera masuk ke ruang kepala sekolah dan tak lupa mengetuk pintu nya.

tok tok tok

" masuk " , sahut pria paruh baya dari dalam ruangan tersebut. Ara segera masuk ruang tersebut.

" permisi pak, saya mau nanya kelas saya dimana ya? ", tanya ara.

" oh kamu arasyaellaa kaniya? em kamu masuk kelas 11 IPS 2, mari saya antar" , jawab sang kepala sekolah dan dia langsung mengantarkan ara ke kelas baru nya.

Sesampainya di kelas 11 IPS 2.

Tok tok tok

"Iya, silakan masuk", ucap seseorang dari balik pintu tersebut. Ara dan Kepala sekolah pun masuk.

"Permisi buk, saya mau mengantarkan murid baru", ujar kepala sekolah.

"Oh iya, silakan masuk dan perkenalan diri kamu ke teman teman barumu", jawab wanita paruh baya yang ara tau ia adalah gurunya. Setelah dipersilakan masuk ara segera memperkenalkan dirinya.

"Perkenalan nama saya Arasyaellaa Kaniya, pindahan dari Jakarta, semoga kita bisa berteman baik", ucap ara memperkenalkan diri sambil tersenyum.

'cantik banget'
'manis banget senyumnya'
'udah punya pacar belom neng'
'sok cantik banget'
'dih gatel banget anak baru'

Begitulah komentar komentar yang ara dapat dari calon teman barunya?

"sudah sudah diam, ara perkenalkan nama saya bu nina, kamu bisa duduk dengan Zee, untuk Zee tolong angkat tangannya", ujar bu nina. Setelah itu, terlihat Zee yang mengacungkan jari nya sambil berdiri dengan semangat. Ara dengan senang hati berjalan menuju tempat duduk disamping Zee dan mendudukinya.

"Hai Zee!", sapa Ara sambil tersenyum.

"Akhirnya kita sekelas", ujar Zee sambil memeluk Ara.

"Oh iya, dua cewek didepan ini, yuna sama nabila, dia temen gw juga, kita bisa jadi teman kok sekarang, ya kan yun? Bil?" , Lanjut Zee yang mendapati anggukan dari kedua temannya.

"Hai ara, kenalin gw yuna", ujar yuna sambil mengulurkann tangannya. Ara langsung menerima uluran tersebut.

"Ak–eh gw ara", ujar ara sambil tersenyum canggung, dia tidak terbiasa dengan sebutan 'gw/lu'.

"Jangan canggung gitu, kalo mau pake aku/kamu juga nggakpapa kok, senyamannya kamu aja, btw gw Nabila", kini giliran nabila yang mengulurkan tangannya dan disambut oleh Ara.

"ehh aku araa", ujar ara.

Setelah perkenalan, mereka langsung mengikuti pelajaran yang diajarkan oleh bu nina.

––––

Jangan lupa Vote, Comment, sama follow ya!
Semoga kalian suka sama ceritanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Erdan Alexander Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang