"Uwah, hati-hati!"
Seorang lelaki berambut oranye berseru ketika [Name] tak sengaja menabraknya dari samping dan hampir terhuyung, membuatnya memegang tangan gadis tersebut agar tidak terjatuh.
"Kau tidak apa-apa?"
[Name] mengangguk seraya menyelipkan helaian mahkotanya ke belakang telinga. "A-Aku baik-baik saja. Terima kasih, Hinata-san!"
Hinata mengerjap, menunjuk dirinya sendiri ketika namanya disebut. "Kau tahu aku?"
Sang gadis mengangguk cepat. "Hinata-san anggota MSBY Black Jackals dengan nomor punggung 21. Aku penggemarmu!"
Lelaki itu sekali lagi mengerjap tak percaya. Di hadapannya, seorang gadis dengan pakaian sweat shirt rajut berwarna putih tulang dan rok berwarna senada berdiri seraya memegang sebuah kotak plastik—yang tidak ia tahu apa isinya. Tiba-tiba saja kedua matanya berkaca-kaca, masih tidak percaya kalau dia memiliki seorang penggemar, perempuan lagi.
"E-Eh? Hinata-san?"
"A-Aku—Aku tidak menyangka bahwa ada seorang perempuan yang menyukaiku."
[Name] menggaruk pipinya canggung, melihat lelaki di hadapannya yang mengusap kedua mata guna punggung tangan karena berair. Ia menyodorkan sebuah kotak plastik berisi potongan blackforest pada Hinata, membuat lelaki itu melihat ke arah kotak dan beralih pada [Name] secara bergantian.
"Untukku?"
Gadis itu mengangguk, membuat Hinata menerima kotak tersebut dan membungkuk cepat sebagai rasa terima kasih sebesar-besarnya. [Name] terkejut, semakin merasa tidak enak membuatnya mengibaskan kedua tangan.
"A-Ah, tidak perlu berterima kasih seperti itu, Hinata-san," ucapnya. "Lagipula, aku yang harus berterima kasih padamu juga teman-temanmu karena kalian telah membuatku bersemangat kembali."
"Benarkah? Keren!" Hinata memuji. "Tapi apanya dari kami yang membuatmu jadi bersemangat?"
Semilir angin malam cukup menggelitik kulit. Mahkota milik [Name] sedikit bergerak mengikuti arah angin sementara kepalanya mengadah, melihat ke langit malam yang bertaburan bintang serta bulan yang bersinar terang. Mereka banyak menginspirasi, satu diantaranya adalah membuatnya untuk terus bangkit dan tidak menyerah apa pun kondisinya. Keberuntungan juga karena ketika ia ingin berterima kasih pada mereka, ia tak mengalami kesulitan apa pun.
Walau pen di kaki masih harus ada untuk menopang, hal tersebut membuatnya terbantu.
"Banyak," [Name] menjawab seraya tersenyum tipis. "Sampai aku tak bisa menyebutkannya."
Pipi Hinata mendadak memerah. Ia mengusap tengkuk belakangnya, merasa tidak percaya bahwa dia dan teman-temannya telah menjadi inspirasi.
"Begitu ya ... terima kasih atas kuenya, [Last Name]-san!"
"Sama-sama!"
Kepala lelaki itu bergerak, menoleh ke belakang dan kiri kanan, memastikan tidak ada siapapun di sekitarnya. Ia pun memasukkan kotak kue tersebut ke dalam tas dan berbisik pada [Name]. "Aku makan kuemu saat di rumah oke? Soalnya Atsumu-senpai atau Bokuto-senpai suka mengambil jatah makananku."
[Name] mendengarkan ucapan sang lelaki lalu terkekeh. "Tenang saja, mereka sudah kuberikan kok."
"Eh? Sakusa-senpai juga?" Hinata bertanya, menciptakan anggukkan sebagai respon dari [Name]. Ia menunjuk dirinya sendiri dengan wajah penasaran. "Jadi jadi, aku yang terakhir nih?"
"Iya, maaf ya, Hinata-san."
"Gak papa kok~ Biarpun aku dapat yang terakhir, kalau itu dari [Last Name]-san aku tetap menerimanya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Blackforest [✓] || MSBY Black Jackals
Fanfic[Atsumu M. ; Kiyoomi S. ; Koutarou B. ; Shoyo H. - Reader Insert] Mengidolakan mereka membuatmu diam-diam memberikan kue blackforest yang kau buat. Drabble(s)!