chapter : 03

4.2K 405 86
                                    

Vote dan komennya dong guys

Sedih banget vote-nya menurun drastis:(

Happy reading
***

Derap langkah yang bersahutan itu memenuhi koridor sekolah, seluruh pasang mata menatap ke arah lima cowok tampan yang berjalan beriringan dengan gaya cool andalan  mereka.

Mostwanted SMA Garuda. Ya, mereka ber-limalah pangerannya. Wajah tampan di atas rata-rata. Eits, enggak semua juga, sih! Ada satu orang yang hitam manis dengan rambut kriwilnya.

"Morgan ganteng banget ya ampun."

"Ibra milik gue, fiks no debat."

"Johan udah ada pawangnya, gak rela gue, huwaaaa ..."

"Sama Raga aja, ah!"

"Si Acep manisnya bikin gue diabetes."

"Morgan senyum dong."

"Raga rahim gue bergetar."

"Lah, gimana ceritanya? Kan gak gue sentuh." Kaget Raga menatap siswi yang berdesakan berjalan di sampingnya.

"Bergetar liat kegantenganmu," jawab siswi itu yang langsung disoraki oleh murid lainnya.

Ibra tertawa pelan mendengarnya, menabok lengan Raga dengan tidak santainya. Johan fokus pada ponselnya yang bergetar. Acep yang sibuk menebar pesona, dan Morgan yang tidak peduli sama sekali.

"Anjir, digombalin pagi-pagi lo," ucap Acep ikut menabok lengan Raga sebelah lagi.

"Gak usah nabok juga, sakit bangke," kesal Raga mengusap kedua lengannya.

Acep dan Ibra tertawa puas dan bertos ria, bodo amat si Raga kesakitan. Yang penting nabok.

Morgan muak mendengar teriakan-teriakan tidak jelas itu, langkahnya dipercepat menuju kelas membuat Raga, Acep, dan Ibra mengejarnya dan Johan.

"Maen tinggal aja lo, anjir emang," kesal Acep mendengus menatap Morgan yang sudah duduk di kursinya.
Es batu itu hanya menatap Acep sekilas, kemudian menarik hapenya dari saku.

"Jangan maen-maen, jangan maen-maen." Raga tertawa mengatakannya sambil mepraktekkan ular dengan tangannya yang mencatok rambut kriwil Acep.

Morgan memutar bola mata malas, moodnya sangat tidak baik-baik saja. Ya biasanya juga selalu begitu, tidak ada yang baik-baik saja dengan dirinya selama dua tahun ini.

"Bisa diam tidak?" tanya Johan menatap tajam Raga.

"Tidak!" kompak Raga, Ibra, dan Acep menjawab kemudian tertawa terbahak-bahak.

"Sinting," dengus Morgan kemudian berdiri dan keluar kelas.

"JANGAN TINGGALIN AKU!!" teriak Acep mengejar Morgan dengan sangat aesthetic.

"Dia siapa, sih?" tanya Raga menatap Acep yang mengejar Morgan dengan gaya slowmo.

"Anak pungut," jawab Ibra.

BIJAKSANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang