Chapter : 29

2.3K 246 29
                                    

Vote dulu guys:v

Aku udah double nih, tembus 50 vote aku triple, hihi

Happy reading
***


JAKSA!" teriakan itu membuat Jaksa dan Geral menoleh. Di sana, Rania–mommy-nya bersama daddy dan tiga orang lainnya berdiri, membuat Jaksa ikutan berdiri menatap mommy-nya yang berlari ke arahnya.

"Kamu gakpapa, hm? Ada yang luka? Ada yang sakit, sayang?"

"No, Mommy! Jaksa oke!"

"Kalian? Kenapa kesini? Tau dari mana Jaksa di sini?" tanya Jaksa bertubi menatap Rania dan Bram bergantian.

"Ella juga, orang tua Geral kenapa di sini juga?"

"Mommy kerumah sakit liat keadaan Raga, ketemu sama Ella. Dia yang ceritain semuanya," jawab Rania membuat Jaksa menyatukan kedua alisnya.

"Hukum saya, Om, Tante, saya yang bersalah di sini. Saya yang udah nembak Jaksa," ujar Geral menunduk, tidak berani menatap mata Bram yang begitu tajam menusuknya.

"Selesaikan dulu masalah keluarga kalian di sini, setelah itu baru saya putuskan hukuman yang setimpal," datar suara Bram membuat Geral mengangkat pandangannya, menatap Ella yang sudah menangis dan juga Mamanya yang menatap lurus dengan pandangan kosong. Kemudian beralih menatap papanya, Reganta mendekati Geral, menatap putra sulungnya dengan penuh penyesalan.

"Bukan mama gue, Ral, tapi mamanya Denis. Gue lihat sendiri papa lo ketemuan sama mamanya Denis di apartemen. Nama mamanya Denis sama kayak nama mama gue, Rania," jelas Jaksa sebelum Reganta memulainya. Reganta mengangguk, pria paruh baya itu membenarkan penjelasan Jaksa.

"Papa udah cerita ke gue sama Mama, lo yang gegabah sampai hancurin semuanya," lanjut Ella memeluk mamanya dari samping.

"Mama kecewa sama kalian berdua," ujar Rosa kemudian terisak.

"Papa memang selingkuh, papa ngaku papa salah. Tapi kamu langsung ambil keputusan tanpa tau yang sebenarnya, maafin papa, papa baru berani jujur sekarang sama kalian. Harusnya dari dulu, dan keluarga kita udah baik-baik aja sekarang, maafin papa, Kak!"

"Kenapa baru sekarang, Pa?! Kenapa baru sekarang Papa jujur? Aku hampir aja bunuh sahabat aku sendiri, Pa, aku hampir aja jadi pembunuh bodoh yang bunuh sahabatnya karna kegilaan Papa?!"

"Aku dibenci Mama, dibenci sama Adik aku sendiri gara-gara kesalahan Papa, aku pertaruhin adik aku sendiri demi jaga nama baik Papa! Papa brengsek, Geral benci Papa!"

Geral terisak, menjambak rambutnya sendiri saking tidak habis pikirnya dengan takdir yang mempermainkannya.

"Geral! Dengerin gue!" bentak Jaksa menarik Geral dan menahan tangan Geral yang terus memukuli kepalanya.

"Udah! Gue udah baik-baik aja sekarang, lo gak salah, semua udah takdir. Berhenti salahin diri lo sendiri, Ella juga udah maafin lo, tante Rosa juga!" ujar Jaksa membuat Geral semakin terisak.

"Tapi gue jahat, Sa, gue bodoh!"

"Lo bodoh, emang bener, bodoh banget malahan. Bodoh karna gak mau dengerin ucapan gue!" bentak Jaksa.

"Udah, selesain masalah lo sekarang!" lanjut Jaksa menepuk pelan pundak Geral.

"Maafin Papa, Kak!" Reganta menarik Geral dalam pelukannya, membuat Jaksa tersenyum. Ella memeluk Rosa yang kembali terisak. Wanita itu hanya depresi, bukan gila, jadi, kemungkinan sembuhnya begitu besar.

Anggota Ganzta kembali berbaris rapi, anggota Xyzor juga sama. Denis dipapah oleh dua temannya kehadapan Geral membuat cowok itu melepas pelukan Reganta dan menghajar Denis.

"Buat lo! Karna udah berani adu domba gue sama anggota gue!" teriak Geral menendang kaki patah Denis yang Jaksa injak tadi.

"Buat lo! Karna udah rebut kekuasaan Gue!" Geral menonjok muka Denis.

"Buat lo! Karna berani nyentuh adik gue!" Tangan Denis sasaran berikutnya.

"Buat lo! Karna udah nyerang Ganzta dan mukul Raga!" Geral mengatur nafasnya yang brutal, menoleh menatap Ella kemudian memanggil adiknya itu mendekat. Ella menurut, berdiri di samping Jaksa, menatap Geral dan Denis bergantian.

"Balas kelakuan dia, Dek." perintah Geral menatap tajam Denis.

Ella menggeleng kemudian tersenyum, "Udah kalian balas, udah cukup!" ucap Ella pelan. Kemudian berjalan mendekati Geral, menubruk kakaknya itu dengan erat, menangis melepas rindu dan kesal sekaligus.

"Maafin gue, Dek!" Geral membalas pelukan Ella, membuat Reganta menangis dan berlutut dihadapan Rosa.

"Maafin aku, aku mau kita kayak dulu lagi," ujar Reganta menggenggam tangan Rosa, wanita itu semakin menangis. Rosa tidak bisa berkata, hanya bisa mengangguk pelan. Semua demi kebaikan keluarganya, demi kedua anaknya yang sempat terlantar tanpa kasih sayang mereka.

"Kalau gini, gue kan bisa tenang!" celetuk Jaksa membuat semuanya menatap ke arahnya.

"Jaksa bahagia bisa nyatuin kalian lagi, dan lo ... lo sahabat gue, sampai kapan pun!" Tunjuknya pada Geral, kemudian berjalan ke tengah-tengah antara anggotanya dan geral.

"GANZTA!" teriak Jaksa membuat semua anggotanya bersiap. Tim inti langsung maju paling depan menunggu  sang ketua memberi arahan.

"XYZOR!" Giliran Geral menyiapkan semua anggotanya dan menghampiri Jaksa.

"SALAM DAMAI!" Jaksa dan Geral sama-sama berteriak. Disambut sorakan persetujuan dari seluruhnya.
Mereka saling berangkulan. Berdamai dari segala dendam yang sempat tejadi selama dua tahun ini. Dipimpin oleh dua ketua yang begitu bijaksana.

"Jodohin Jaksa sama Ella ya, Mom, Tan!" Jaksa tertawa pelan mengatakannya, disambut senyum manis oleh Ella yang langsung membuatnya terpaku. Senyum pertama setelah sekian lama Jaksa berusaha menggoda Ella.

"Besok ke KUA," ucap Geral disambut tawa oleh yang lainnya.

Malam yang begitu panjang, begitu melelahkan. Memperjelas masalah yang benar-benar rumit. Memaafkan kesalahan yang begitu fatal. Menerima kembali setelah sekian jenjang. Dan menyatukan kebali sebuah kesalah fahaman.

***
BIJAKSANA

Follow ig : ganztageng dan ig RP lainnya yang ada di ig Ganzta

See you🏴‍☠️

BIJAKSANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang