chapter : 09

3.5K 334 46
                                    

Vote dan spam komennya

Jangan sider sayang

Absen sesuai umur yuk:v

Happy reading
***

"Itu mie gue Raga setan!" teriak Acep berlari mengejar Raga yang membawa kabur mangkuk mienya, kayak anak kelaparan aja. Padahal black card utuh dalam dompet masing-masing.

"Devinisi orang pelit yang matinya dililit ular, udah pelit sama orang lain pelit sama diri sendiri pula," ucap Jaksa tertawa pelan melihat tingkah dua sahabatnya itu.

Saat ini mereka sedang berada diwarung Mang Ucup, Jaksa yang mengajak mereka untuk membolos.
Pelajaran hari ini juga sangat mudah, Jaksa sudah mempelajarinya bersama sang daddy dirumah.

Tapi itu bagi Jaksa, jika bagi Acep, Raga, dan Ibra, pelajaran itu adalah musuh terbesar mereka. Lebih musuhan daripada geng lawan. Karna matematika gak pake otot tapi otak, kalau lawan mah kecil. Sekali tendang langsung k.o.

"Nih, makasih," ucap Raga menyerahkan mangkok mie Acep yang hanya tersisa kuahnya saja, itupun sedikit. Setengah sendok aja gak sampe.

"Setan laknat lo, ganti nggak?!"

"Enggak," jawab Raga santai sambil menyeruput teh dinginnya.

"Tinggal pesan lagi aja, ribet banget sih idup lo, Cep. Buang-buang waktu tau nggak? Ngejar si Raga yang setengah otaknya," kata Ibra menimpali membuat Acep memejamkan matanya sejenak.

"Kok gak kepikiran yak?" gumam Acep menggaruk tengkuknya yang beneran gatal.

"Oon," ucap Morgan mengundang kekehan dari Jaksa di sebelahnya.

"Sekalian pesenin buat gue, mie goreng pakek kuah," ujar Johan tanpa menatap Acep dan malah asik dengan hapenya, ngapain lagi kalau bukan chatan sama neng Nona.

"Ongkos pesen nih ya, bayarin mie gue sekalian sama yang dimakan Raga." Acep melirik malas Raga yang malah meledeknya dengan wajah mirip setan.

"Untung temen, kalau bukan udah gue bunuh juga lu," kesal Acep bergaya ingin memukuli Raga.

"Pesen aja buat semuanya, gue yang bayar," nah, gini keren nih. Ketua yang baik hati memang, Jaksa pengertian banget.

"Gue mie sedap goreng Aceh, dua Cep," celetuk Ibra setelah mendengar perkataan Jaksa.

"Gue sama." Morgan juga demen yanf gratisan eyy.

"Yaudin, lo aja Pak yang pesen. Biar sekalian." Acep nyengir natap Jaksa yang manyatukan kedua alisnya.

"Yaudah gak jadi gratis," ucap Jaksa membuat Acep segera ngacir ke tempat Mang Ucup yang lagi goreng bakwan. Daripada gak dapet mie gratis.

Ting

Jaksa mengerutkan keningnya melihat notif yang masuk. Lalu meoleh ke samping menatap Johan yang sekarang tersenyum miring sambil mengedipkan sebelah matanya. Oke! Johan normal kok.

"Gue minta sama Nona, pepet terus Pak," bisik Johan membuat Jaksa ketawa, gimana gak ketawa coba. Baru juga mau pepet sendiri eh udah dibantu aja sama sahabatnya.

"Susah, kek kutup," balas Jaksa dan kali ini Johan yang ketawa sampe keras banget.

"Emang, selama ini belum ada yang bisa lelehin tuh kutup." Ibra menimpali dan duduk di hadapan Jaksa.

BIJAKSANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang