chapter : 12

3.1K 294 54
                                    

Jika tidak suka, tidak usah dibaca.

Cerita teenfic, young adult ini saya bikin sesuai kemampuan saya. Dan memiliki cerita tentang sebuah geng adalah impian saya sejak dulu. So, setidaknya tolong hargai:)

Tidak jelas dan tidak nyambung. Iya! Karna saya pemula dalam genre ini.

Maaf, cerita ini banyak cacatnya:v

Happy reading
***

"Ma, Ella masuk ya!"

Tidak ada jawaban, Ella kembali mengetuk pintu bercat putih itu dua kali. Masih sama, tidak ada balasan atau suara apapun yang terdengar.

Kembali menghela nafas lesu, tangan lentik Ella memegangi gagang pintu. Ada gurat ragu diwajah cantiknya saat Ella mulai memutar pelan gagang itu. Dirinya kembali menghembuskan nafas kasar, membuang jauh-jauh keraguan itu dan membuka pintu secara perlahan.

"Ma," panggil Ella, kamar itu gelap. Ella kesusahan mencari mamanya.

"Aww!" pekik Ella saat kakinya menginjak sesuatu, pecahan kaca menancap di telapak kakinya menembus sandal karet rumahannya.
Dan saat itu juga lampu kamar itu kembali menyala.

"Lo gakpapa?" Suara serak seseorang terdengar, membuat Ella menggepalkan tangannya kuat. Ella muak mendengar suara itu.

Memilih untuk tidak menjawab, Ella mencoba berdiri dan kembali memanggil mamanya.

"Ma, Mama dimana? Ma!" teriak Ella berjalan sedikit pincang menuju ranjang.

"KELUAR!" bentakan itu membuat Ella berhenti melangkah, Ella tau dari mana asal suara itu.

"Kaki lo berdarah, keluar aja. Biar gue yang urusin Mama."

Ella tidak mengopen, berjongkok perlahan, memiringkan kepalanya melihat ke bawah ranjang.

"Ma, ini Ella. Keluar yuk," bujuk Ella dengan suara lembut. Tidak datar dan dingin seperti saat bersama para sahabatnya.

"Lo denger gak sih, Hah? Kaki lo luka!" Bentakan lagi. Tapi bukan dari mamanya, melainkan dari seorang cowok yang berdiri di belakangnya. Yang tidak dirinya gubris sejak tadi.

Dia, Geral -Geraldi Ethan Xavir- kakak laki-laki Ella. Putra pertama keluarga Xavir.

"DIAM!" teriak mama Ella dari bawah ranjang sambil histeris. Wanita itu bergerak keluar kemudian mendorong badan Ella hingga tersungkur.

"Pergi, kalian PERGI!"

"Kamu jahat, kamu ngancurin semuanya, kamu jahat!" Tangannya menunjuk Ella dan Geral bergantian. Keadaan wanita itu sangat kacau, rambutnya yang urakan, dan kantung mata yang menghitam serta kondisi kamar yang sangat hancur.

"Kamu," tunjuknya ke arah Geral.

"Pembunuh, kamu pembunuh. Kamu ngancurin semuanya!" teriak wanita itu melempari Geral dengan barang yang ada di atas kasurnya.

"Ma, tenang." Ella mencoba berdiri, mendekati mamanya perlahan kemudian memeluknya erat. Mamanya masih saja meracau.

"Tenang Ma, ada aku. Ella di sini sama Mama," bisik Ella mengusap lembut punggung mamanya.

BIJAKSANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang