3.

118 112 20
                                    

Mungkin dengan cara ini kita di pertemukan.

*││▬▭▬▭ ፝֯֟ ✧◦✦◦✧ ፝֯֟ ▭▬▭▬*
*││*
*││ Selamat membaca, jan-
ngan lupakan untuk tetap
menghargai penulis. Berikan,
Vote&komen, ya? Terimakasih.
╭──────┄┄─◌─┄┄➣ ♡~ ▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭
Jadilah pembaca yang baik
*││*
*││▬▭▬▭ ፝֯֟ ✧◦✦◦✧ ፝֯֟ ▭▬▭▬*

╭──────┄┄─◌─┄┄➣ ♡~ ▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭▬▭Jadilah pembaca yang baik *││**││▬▭▬▭ ፝֯֟ ✧◦✦◦✧ ፝֯֟ ▭▬▭▬*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ayish berjalan pelan menuju lapangan basket. Kini di tangannya sudah ada satu botol minuman dingin, yang ia dapatkan setelah mengantri lama di kantin.

Disana Ayish dapat melihat Fathur yang masih saja melakukan push-up. Ayish sedikit meringis, apa Fathur tidak merasa lelah?

Saat sesampainya disana Ayish jadi menggaruk lehernya, merasa bingung. Bagaimana cara memberikannya?

Ayish menghela nafas, lalu menempelkan minuman dingin itu ke pipi Fathur. Ayish berjongkok menatap Fathur,"Minum dulu."Cicitnya, sedikit canggung.

Fathur sontak berhenti, kini matanya menatap Ayish yang tengah berjongkok di depannya.

"Dingin."Ujarnya singkat, menepis pelan tangan Ayish yang menempelkan Minuman dingin di pipinya.

Ayish kelabakan, tersadar begitu saja. Gadis itu langsung menjauhkan minuman itu dari pipi Fathur."Sorry, ekhem. Jadi mau minum gak?"tanyanya, kini menyodorkan minuman itu pada Fathur.

Fathur tak menjawab, melainkan melanjutkan Push-up nya. Hal itu membuat Ayish sedikit kesal.

"He! gue ini nanya, jadi mau gak? lo gak punya indra pendengaran ya?"gerutunya sebal, membuat Fathur jadi berhenti melakukan Push-up.

Cowok itu jadi mengubah posisinya, menjadi duduk."Ardhito yang nyuruh?"tanyanya.

Ayish membelalak,"Wah lo kok tau-- Ekhem. gak. Maksud gue lo sok tau."

Tapi serius, jangan-jangan cowok di depannya ini cenayang? atau punya keahlian khusus seperti roy kiyowo?

Fathur menatap datar Ayish, ia mengingat sosok cewek ini. Cewek yang membuat tangannya mati rasa. Dan membuat wajah Galuh,ketuanya babak belur.

Ayish berdehem, menguasai diri jadi ikut duduk di hadapan Fathur."Iya gue ngaku, ini dari Ardhito. Gue disuruh dia buat nganterin ini. Sebenernya sih gue gak mau, tapi karena bayarannya di anterin pulang. Ya, gue pikir-pikir lumayan. Hehe."Cerocos Ayish, malah curhat begitu saja pada Fathur.

Fathur hanya diam, kemudian tangannya mengambil kasar botol minum itu dari Ayish. Membuat Ayish yang sedang tersenyum jadi memasang wajah terkejut.

Kasar banget sih.

"Lain kali jangan mau, dan gua harap setelah ini lo gak berurusan lagi dengan gua."Ujarnya, kemudian Fathur bangkit dan langsung membuang botol minum itu ke tempat sampah di dekatnya.

He's not a bad boyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang