- kedua

1.9K 269 37
                                    

Shotaro tersadar dari pingsan ia menatap sekeliling teman temannya masih geletak di tanah.

"Chan bangun" Shotaro nepuk nepuk pipi Haechan tapi Haechan gak bangun.

"Yang bangun woy" Shotaro nendang kaki Yangyang.

"Gue kenapa nih?" Suara parau Renjun bikin Shotaro nyamperin itu kokoh.

"Njun lo sadar" Shotaro bantu Renjun bangun.

"Kenapa gue? Lah terus ini kenapa pada tiduran disini?" Tanya Renjun natap ke empat temannya yang masih asik bobo di tanah lalu natap Shotaro.

"Gue juga gak tahu kayanya kita semua pingsan deh" Shotaro menebak.

Tak lama kemuadian Jaemin, Jeno, Haechan dan Yangyang tersadar dari pingsannya mereka merasakan pusing luar biasa bahkan Haechan mengira hantu di empang pak Suho ngamuk gara gara mereka ganggu dia. Mereka berenam pulang dengan langkah sempoyongan ampe Jaemin jatuh jidatnya berdarah.

"Anjir sakit" kata Jaemin megangin kepalanya.

"Kebetulan nih ada plester di saku celana gue" kata Shotaro nyamperin Jaemin.

"Pasangin bambang gue puyeng nih" kata Jaemin.

"Iye sabar" kata Shotaro lalu nyibak poni Jaemin berniat membersihkan darah yang masih netes.

"Eh Taro kok luka Jaemin langsung ilang!" Haechan kaget ampe yang lain penasaran lihat jidat Jaemin.

"Mana gue tahu! Gue belum pasang nih plesternya baru mau gue lap aja darahnya" kata Shotaro.

"Gila tangan lo bisa nyembuhin luka Jaemin" Jeno heboh.

"Chan coba deh lo tusuk tangan lo pake paku itu terus nanti sentuh pake tangan Shotaro" ucap Renjun jahad banget jadiin Haechan kelinci percobaan.

"Kok gue! Lo aja lah jangan jadiin gue tumbal!" Haechan nolak ampe ngumpet di belakang Jeno.

"Chan ayolah kita buktiin! Nanti kalau lo kenapa napa gue bawa berobat deh gue yang bayar" Yangyang gered Haechan lalu nurut aja dan paku yang geletak di tanah segera Jeno ambil lalu di tancapka  ke lengan Haechan.

"JENO GOBLOK SAKIT ANJIR!!!" Haechan teriak kenceng banget.

"Cepet lo sentuh Haechan!" Perintah Renjun dorong Shotaro ngedeket ke Haechan.

"Aku masih suci mas jangan" Haechan lagi kesakitan malah drama ck.

"Diem lo!" Yangyang bentak Haechan.

Shotaro nyentuh luka di tangan Haechan dan beneran lukanya ilang gak ada bekas da Haechan bilang beneran rasa sakitnya gak ada.

"Wahh Taro lo beneran hebat sumpah" Jaemin menatap Shotaro bangga.

"Kok bisa ya?" Shotaro bingung.

"Bisa jadi kan efek pecahan batu tadi?" Tebak Renjun disetujui anggukan yang lain.

"Gaes bisa gak bahasnya besok sekarang kita pulang aja udah mulai sore nih" kata Jeno.

"Hooh yok lagian ini emang angker katanya"Yangyang malah nakut nakutin.

"Gara gara lo Chan kita pingsan ampe lima jam!" Renjun dorong lengan Haechan ampe Haechan hampir jatuh ke empang tapi di tangkap Jeno dengan cepat.

"Woy Jen lari lo cepet banget padahal tadi lo berada agak jauh di belakang kita" kata Jaemin yang melihat pergerakan Jeno sangat cepat.

"Kekuatan apa lagi ini?" Shotaro bingung.

"Kita harus buktiin!" Jaemin natap temannya satu per satu.

"Jen lo ambil noh mangga disana cepetan!" Renjun kerjaannya nyuruh mulu.

Dengan pergerakan cepat Jeno lari belum juga lima detik dia udah kembali bawa mangganya.

"Waah Jen lo ajaib sumpah"Jaemin terkagum.

"Eh mungkin gak sih kita semua juga punya kekuatan?" Ucapan Haechan sukses membuat kelima kawannya menatap dirinya.

"Gue cuma nebak ye kan" Haechan nyengir.

"Buktiin" kata Shotaro.

"Anjir setan!!" Renjun sedikit teriak.

"Apaan sih lo Njun!" Haechan merasa tersinggung di bilang setan.

"Di belakang lo bukan lo yang setan!" Ucapan Renjun bikin yang lain merinding.

"Waaaaaa di atas pohon itu juga! Ihhh apaan itu hantu cewek senyum senyum ke gue!" Renjun mundur mundur.

"Njun lo lihat apa sih?" Jeno heran.

"Banyak hantu Jen! Yok cepet balik!" Renjun lari duluan bikin yang lain natap aneh sama si kokoh.

"Kenapa sih itu anak?" Jaemin geleng geleng kepala lalu pergi nyusul Renjun bareng yang lain.

Mereka semua memutuskan untuk pulang dan bahas masalah yang terjadi di empang besok aja sepulang sekolah.

"Duh cape banget rasanya badan gue pegel pegel" Haechan merebahkan tubuhnya di kasur empuk.

"Makanya jadi anak jangan bandel" ucapan yang entah darimana seolah nyindir Haechan.

"Eh siapa tuh? Jangan bercanda ya gak lucu" Haechan udah gemeteran ada suara tapi gak ada wujudnya.

"Gue di langit langit kamar lo" kata suara itu lalu Hechan buka matanya yang sempet merem tadi dan dia hanya melihat seekor cicak nemplok disitu.

"Hah apaan? Cuma cicak doang" Haechan terkekeh.

"Iya ini gue yang ngomong! Syukurlah akhirnya ada yang bisa ngerti bahasa gue" kata si cicak bikin Haechan melongo.

"What!!!!!! Gue bisa ngobrol sama binatang? Coba gue besok ngobrol sama binatang yang lain deh" monolog Haechan dalam hati.

"Eh cicak lo jangan berisik ya gue mau bobo!" Haechan nunjuk itu cicak.

"Beres bosku" kata si cicak ke pendengaran Haechan kalau didenger sama kuping kita mah itu cicak cuma bersuara 'ckckck'.












Gimana gaes sejauh ini apakah seru? Hmmm author beneran mikir keras soalnya pertama kali bikin genre fantasy

Lanjut bagian tiga ya gaes

Yok tap tap....

Six A SixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang