Normal POV..
Mobil Perth berhenti di halaman sebuah rumah sederhana berlantai dua di mana alamat yang Pete beritahukan pada Perth.
Seperti janji Perth, setelah keluar dari rumah sakit sore itu juga Perth dan Aom mengajak pete pulang ke rumahnya untuk bertemu dengan ibu Pete.
Pete gugup saat akan mengetuk pintu rumah tersebut. Tapi Perth mengangguk seakan memberi sebuah keyakinan dan kekuatan pada Pete.Dengan pelan Pete mengetuk pintu terbuat dari kayu perisai tersebut. Ia sangat gugup dengan keadaan ini.
Tak lama, seseorang membukakan pintu. Raut wajah yang sangat Pete kenal. Wanita itu dengan cepat memeluk Pete. Tubuh Pete terpaku melihat ke arah wanita yang raut wajahnya mulai termakan usia, tapi wajahnya tetap cantik sangat mirip dengan Pete.
“Kau kemana saja nak…?” lirih wanita paruh baya ini dengan nada bergetar.
“………” Pete tidak menjawab, hanya isakan tangis yang terdengar.
Aom dan Perth hanya bisa diam menatap bahagia ke arah mereka berdua, antara ibu dan anak yang sedang melepas rindu.
Wanita paruh baya ini merenggangkan pelukannya menatap lekat wajah manis anaknya. Ia tersenyum melihat air mata Pete membasahi pipinya. Ia menangkup kedua pipi chubby anaknya ini dengan kedua tangannya.
“Mae sangat cemas nak…Kau sehat emmm…Kau tambah gemuk sekarang, tidak seperti terakhir kau pulang kemari.” Kata wanita itu.
“Maaf Mae…Pete minta maaf…Selama ini Pete tidak mengabarimu sama sekali..” tutur Pete bergetar.
Pete berusaha kuat agar tangisnya tidak semakin pecah di depan wanita yang sangat dirindukannya selama ini.
Pete merenggangkan pelukannya.“Mae….kenalkan ini Ma Aom dan phi Perth. Mereka yang menjagaku selama ini.” Jelas Pete cepat.
Ibu Pete menatap lekat wajah Aom.“Nama saya Wiya…saya ibu Pete…Terima kasih..” kata Wiya bergetar.
Wiya,,,,,wanita paruh baya ini dengan cepat memeluk erat tubuh Aom sambil menangis di pelukan Aom.
“Terima kasih banyak nyonya….terima kasih…Telah menjaga anak saya dengan baik..” kata Wiya di sela isakannya.
“Sama-sama…Pete sudah saya anggap sebagai anak saya sendiri, jadi anda tidak perlu khawatir dengannya. Saya sangat menyayanginya.” Kata Aom merenggangkan pelukan mereka.
Wiya menatap pria yang dari tadi diam memperhatikan mereka.“Terima kasih banyak nak…” lirih wiya menepuk pelan pundak Perth.
Wiya menatap lekat wajah tampan yang juga menatap lekat wajahnya.
Perth mengangguk singkat dan tersenyum. Ia tidak tau harus berkata apa dan menjawab kata terima kasih dari ibu Pete. di sini Perth merasa bersalah karena membuat wanita paruh baya ini sangat khawatir dengan Pete.Wiya mempersilahkan mereka untuk masuk ke dalam rumah sederhana itu. Rumah yang dominan terbuat dari kayu ini sangat asri dan terbilang antik menurut Perth.
Mereka duduk di sofa sederhana yang terbuat dari rotan di ruang tamu itu. Wiya ke belakang menyiapkan minuman untuk tamunya dibantu oleh Pete.
Aom menyapu pandangannya ke sekeliling ruangan itu, tidak terlalu banyak barang. Hanya beberapa foto lama yang tergantung di dinding ruangan itu.
Foto pemuda manis yang sudah membuat hatinya selalu bahagia. Kebanyakan foto yang dipajang adalah foto Pete saat masih kecil, sekitar usia 10 sampai 15 tahun. Momen saat Pete liburan dan mendapat predikat di sekolahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕊𝕒𝕧𝕖 𝕄𝕖 ( Pinson + 🔞) End
RomanceWARNING ⚠⚠⚠ BACAAN INI MENGANDUNG UNSUR LGBT ATAU BXB dan 1821. YANG BACA TANGGUNG DOSA SENDIRI. BAGI HOMOPHOBIC, TOLONG MENJAUH 😏 MOHON PARA PEMBACA YANG BAIK, JANGAN LUPA TINGGALKAN VOTE DAN KOMENTAR, JANGAN LUPA PULA FOLLOW YA🥰🥰🥰🥰🙏.