Suasana malam ini sangatlah sunyi, hanya ada suara pergerakan manusia maupun benda, tidak ada satupun yang berbicara, bahkan saling melirik pun tidak. Semua tak berkutik hanya sibuk dengan ponsel dan juga akal pikiran mereka masing masing.
"Dit?" -Gantara
Akhirnya Gantara memulai pecakapan dikala malam sunyi ini.
"Ada apa? Kangen lu?" -Adit
Balas Adit dengan nada menggodanya.
"Gak usah ke ge-er an babi" -Gantara
"Yaudah, ada apa?" -Adit
Saat ini semua mata menuju ke arah Adit dan Gantara yang mulai serius.
"Beliin gue cola" -Gantara
"Heuh.."
Semua menghela nafas dengan kesalnya, padahal sudah mulai serius suasananya, ternyata hanya untum membeli cola.
"Elah, beli sendiri sono" -Adit
"Lu bawahan gue, cepet cepet gue haus dahaga nih!" -Gantara
"Sok tinggi lu?!" -Adit
Adit mulai berdiri dengan ekspresi khas galaknya. Gantara juga mulai berdiri, sesisi ruangan bergidik ngeri, karena takut takut terjadi hal yang tidak diinginkan.
"Gue emang tinggi.." -Gantara
Jawab Gantara dengan santai ketika dia sudah benar benar bediri, dan benar saja Gantara agak menundukan kepalanya dan Adit mendongakan kepalanya dengan ekspersi melongo. Sekarang Adit kalah berdebat.
"Pftt adit adit, sok tinggi ternyata.. cih" -Yunani
Ejek Yunani dengan tawa meledek.
"El!" -Adit
Adit menoleh ke El dan mengedipkan satu matanya seperti.. euhm bahasa isyarat (?) Mungkin begitu haha.
"Ayo gengbeng Yunani!" -El
Teriak El dengan semangat, sekarang seisi ruangan sudah sangat berbeda dengan yang awal tadi. Tadi sangatlah sunyi, namun saat ini penuh tawa manusia diruangan dark dan hanya ada lampu remang remang ini.
"Bangsat tolol!" -Yunani
"ADUH BEGO! Sakit titit gueeee..!" -El
Tak disangka dengan beraninya Yunani menendang bagian bawah El, sakit? Tentu saja iya, El sampai mengeluarkan air matanya karena mendapatkan rasa sakit yang luar biasa. Bukannya pada menolong El, namun tawaan dari seisi ruangan lebih menggema.
"Aduh.. hahah perut gue astaga gila pft haha, pecah gak El?" -Dyska
El langsung teringat sesuatu, dia agak meregangkan celananya lalu melihat kedalam, untung saja twins nya tidak pecah.
...
"Dek, gimana keadaan ibu?" -Randra
Randra memasuki rumah dengan tergesa gesa karena mendapat pesan dari adiknya yang bilang bahwa sakit ibunya kambuh lagi.
"Kakak kemana aja sih, ibu udah siuman cuman batuk batuk lagi terus nyariin kakak mulu" -Fexxa
Fexxa melipatkan tangannya kesal didepan dadanya.
"Maaf dek, kakak kerja" -Randra
Merasa bersalah karena tidak pernah mengurus ibunya, akhirnya Randra menundukan kepalanya dan mulai mengalirkan air mata.
"Kerja atau nguruskn geng kakak itu ha?!" -Fexxa
"Dek, lu kan tau sendiri kalo gue kerjanya sampe malem, gue ke basecamp cuman pas siang sama week end juga, lu kan pas week end juga ikut gue dan lu pasti tau apa yang gue lakuin pas disana kan" -Randra
Randra dengan sabarnya menjelaskan kesibukannya kepada adik kecilnya itu.
"Heum.. tapi seenggaknya kakak beri waktu buat sama ibu" -Fexxa
"Iya iya. Oh iya, ini.." - Randra
Randra menarik tangan adiknya pelan dan menempelkan sesuatu di telapak tangan adiknya.
"Apa ini?" -Fexxa
"Uang buat berobat ibu, sama uang sekolah kamu. Cukup kan buat semester depan?" -Randra
Fexxa tampak bingung yang ada ditangannya, pasalnya Randra baru minggu kemarin gajian, dan ini? Dia dapat darimana.
"Bukannya kakak gajiannya udah minggu kemarin?" -Fexxa
"Jangan pikirkan itu, ayo lihat kondisi ibu" -Randra
Fexxa hanya mengangguk dan mengikuti langkah kakaknya masuk kedalam kamar ibunya.
...

KAMU SEDANG MEMBACA
ℭΛKℜAWΛLΛ | Depanas
OverigCerita random dari kehidupan seseorang. Kami selalu menjalankan hukuman ketika kami salah, solidaritas yang dikedepankan, masalah di setiap persahabatan itu wajar. Kami selalu bisa melaluinya dengan mudah, seakan seperti kilat menyambar besi, sekuat...