"Matematika lu udah?"
Baru saja datang disekolah, gadis yang bernama Dilra ini langsung menanyakan hal yang.. cukup penting. Siapa yang tidak mengenal Dilra? Gadis kecil yang sukanya lesbi.
Temannya yang tak lain bernama Fexxa, Carla, dan Ayla saling tatap. Sedetik kemudia mereka bertiga menggelengkan kepalanya pelan.
"Belum!"
Jawab Fexxa, Carla, dan juga Ayla bersamaan.
"Boong ihk kalian!" -Dilra
Dilra mulai kesal, dia selalu teringat kejadian minggu lalu, katanya teman temannya belum mengerjakan tugas tapi alhasil hanya dia yang disuruh push up dilapangan panas.
"Gue gak boong" -Carla
"Gue juga tuh" -Ayla
"Apa lagi gue" -Fexxa
"HALAH HALAH! Pinjam buku kalian cepattttt!" -Dilra
Sungguh gadis ini, tidak sabaran jika tentang tugas, bukannya mengerjakan sendiri tapi malah modal paksaan.
"Belum!"
Sekali lagi Fexxa, Ayla, dan Carla menjawab bersamaan.
"Dih" -Dilra
Tatapan sinis datang lagi dari mata Dilra.
"Kalian ngasih tugas atau gue seret ke uks?!" -Dilra
Astaga.. sekarang dia mempunyai ancaman, coba saja Fexxa, Carla, dan Ayla tidak mempunyai teman lesbi. Mungkin sudah diberikan lah Dilra ke om om yang biasanya ada di club malam.
Kringggg
Ternyata bel berbunyi, menandakan para siswa dan siswi harus memasuki kelas dan juga duduk dibangkunya masing masing.
"Aduh.. mana pak Arga galak lagi" -Dilra
Dilra menggigit bibir bawahnya ketakutan, dipikirannya hanya berharap kalau pak Arga melupakan tugas minggu kemarin.
Tog tog tog tog
Terdengar suara kaki melangkah dengan menggunakan sepatu pantofel. Para siswa melihat kearah bawah, dan benar saja sepatu hitam mengkilap itu mulai memasuki ruangan kelas.
"Selamat pagi anak anak"
Suara khas pria dewasa bisa terdengar di telinga siswa siswi yang kini sedang duduk terdiam.
"Selamat pagi pak Arga!"
Jawab para murid serentak.
Pak Arga meletakkan laptopnya diatas meja guru, lalu kembali menatap kearah depan tepatnya pada siswa siswi yang saat ini sedang memperhatikannya."Saya harap kalian tidak melupakan tugas minggu kemarin"
Beberapa siswa siswa yang belum mengerjakan tugasnya itu meneguk salivanya susah payah.
"Kumpulkan sekarang secara teratur, dimulai dari siswi yang ada dipojokan sana"
Pak Arga menunjuk bangku pojok kanan.
DEG
Itu kan bangkunya Dilra, seisi kelas memandanginya.
"Ayo cepat"
Perintah Arga sekali lagi.
"A-anu pak, saya-" -Dilra
"Tidak ada alasan, cepat kumpulkan" -Arga
"Belum mengerjakan tugas pak.." -Dilra
Jawab Dilra dengan hati hati dan juga menundukan kepalanya.
"Ck, dasar! Padahal kamu anak depanas juga, tapi malah tidak mencontoh rajinnya teman kamu yang lain. Push up di depan sini! Dua ratus lima puluh kali!" -Arga
"Haaa.?!"
Yang tadinya semua mata tertuju ke Dilra sekarang ini semua mata tertuju ke pak Arga guru Matematika mereka. Tak disangka, 250 kali men.
"Aduh pak.. punggung saya sak-" -Dilra
Dilra mencoba mencari alasan yang tepat agar terbebas dari hukuman pak Arga.
"Kamu mau saya tidak ikutkan kamu di ujian semester depan?" -Arga
Aduh, Dilra selalu kalah.
Dengan berat hati Dilra melangkahkan kakinya menuju ke depan, tepatnya di sebelah papan tulis. Dan Dilra memulai acara push up nya.Fexxa, Carla, dan Ayla hanya menggelengkan kepalanya tidak percaya, namun tetap saja mereka tersenyum jahil ke arah Dilra.

KAMU SEDANG MEMBACA
ℭΛKℜAWΛLΛ | Depanas
LosoweCerita random dari kehidupan seseorang. Kami selalu menjalankan hukuman ketika kami salah, solidaritas yang dikedepankan, masalah di setiap persahabatan itu wajar. Kami selalu bisa melaluinya dengan mudah, seakan seperti kilat menyambar besi, sekuat...