Bab 4

1.8K 130 4
                                    

~BELLA~

"Bella, sekali lagi kami minta maaf padamu atas sikap Caleb tadi.", Mr. Braxton memulai pembicaraan setelah kami bertiga sampai di ruang keluarga.

Aku tersenyum pada Mr. Braxton.

"Tidak apa-apa, Uncle. Aku mengerti. Lagipula, yang dikatakan oleh Caleb itu benar. Aku memang gadis desa.", balasku.

"Walaupun begitu, kau adalah gadis yang baik, Bella. Kami menyukai dan menerimamu sebagai calon menantu kami. Hanya saja, masalahnya ada di Caleb. Dia sangat keras kepala dan menentang perjodohan ini.", Mrs. Braxton menambahkan. Saat ini, ekspresinya juga terlihat kecewa.

"Jika memang sejak awal Caleb tidak setuju dengan rencana perjodohan ini, lantas kenapa kalian tetap membawaku ke sini, Uncle, Aunty?", tanyaku dengan nada kecewa. Aku kecewa karena ternyata sejak awal Caleb jelas-jelas menolak. Tapi, orang tua Caleb tetap memaksa mengajakku tinggal di sini. Aku memang belum menyukai Caleb. Tapi, aku membuka hati dan diri akan rencana perjodohan ini. Jika sudah begini, aku akan terlihat seperti perempuan tidak tahu malu yang mengejar-ngejar Caleb, bukan?

"Kami mengerti perasaanmu, Bella. Kau pasti merasa tersinggung atas sikap penolakan Caleb tadi. Tapi, percayalah. Kami menerimamu dengan sepenuh hati.", Mr. Braxton menjeda kalimatnya. "Sebenarnya, rencana perjodohan ini untuk Uncle, bukan untuk kalian. Dulu, kakek Caleb dan kakekmu sudah berencana menjodohkan anak-anak mereka, yaitu Uncle dan ayahmu. Tapi, karena Uncle dan ayahmu sama-sama laki-laki, jadi rencana tersebut tidak dapat dilaksanakan. Para kakek kalian masih belum menyerah akan rencana perjodohan tersebut, terutama kakek Caleb. Setelah tahu bahwa mereka tidak bisa menjodohkan kedua anak mereka, mereka beralih pada cucu-cucu mereka. Kebetulan, Uncle memiliki anak laki-laki, yaitu Caleb. Dan ayahmu memiliki anak perempuan, yaitu kau. Maka dari itu, mereka melanjutkan rencana perjodohan tersebut.", lanjut Mr. Braxton.

"Lalu, apa alasan dibalik rencana perjodohan tersebut, Uncle? Kenapa para kakek sangat ingin menjodohkan kami? Aku masih tidak mengerti dengan semua ini."

"Itu karena kakek Caleb berhutang budi pada kakekmu, Bella. Oleh karena itu, kakek Caleb sangat ingin keluarga kita bersatu.", jawab Mr. Braxton.

"Dan kami juga berhutang budi padamu. Kau telah menyelamatkan putra kami lima belas tahun yang lalu. Karena itulah, kami semakin mendukung dan yakin bahwa rencana perjodohan ini adalah yang terbaik. Kami ingin gadis terbaik untuk Caleb. Dan menurut kami, kau adalah gadis yang paling tepat.", tambah Mrs. Braxton.

"Tapi, Caleb tidak bisa menerimaku, Uncle, Aunty. Bagaimana rencana perjodohan ini bisa terus berjalan jika salah satu dari kami tidak setuju?"

"Kau tidak perlu khawatir, Bella. Kami yakin seiring berjalannya waktu, Caleb akan bisa menerimamu. Itulah sebabnya kami membawamu ke Los Angeles lebih awal. Kami ingin kau dan Caleb saling mengenal satu sama lain. Kami harap kau bersabar dalam menghadapi sikap Caleb padamu. Selebihnya, kami yang akan mengusahakan agar Caleb berubah pikiran dan mau menerima rencana perjodohan ini. Tolong beri kami waktu untuk mengusahakannya.", Mr. Braxton berkata serius padaku.

Aku tidak langsung membalas perkataan mereka. Aku masih ragu apakah Caleb benar-benar akan bisa menerimaku? Karena jika dilihat dari sikapnya yang arogan tadi, dia seperti pria yang tidak mudah membuka diri.

Tapi, karena Mr. dan Mrs. Braxton sudah memiliki kepercayaan akan hal itu, aku hanya mengangguk. Semoga saja, apa yang dikatakan oleh mereka benar. Suatu saat nanti, Caleb bisa menerima perjodohan ini.

***

Pagi ini, aku sedang sarapan bersama keluarga Braxton, termasuk Caleb. Tapi, selama sarapan berlangsung, Caleb sama sekali tidak berbicara denganku. Bahkan, ekspresinya jelas sekali menunjukkan bahwa dia tidak menyukaiku.

"Caleb, setelah ini kau ajak Bella jalan-jalan ke kota. Bella baru pertama kali datang ke Los Angeles. Jadi, kau tunjukkan padanya lokasi-lokasi di sekitar sini agar dia terbiasa.", Mr. Braxton berbicara pada Caleb.

"Aku tidak mau. Aku sibuk.", balas Caleb acuh tanpa menatap semua orang.

"Kau sibuk apa? Ini adalah akhir pekan. Jangan mencari-cari alasan.", kata Mr. Braxton.

"Benar, Caleb. Kau tidak bekerja hari ini. Jadi, ajaklah Bella jalan-jalan.", imbuh Mrs. Braxton.

"Tapi...", ucapan Caleb terpotong oleh Mr. Braxton.

"Ajak Bella jalan-jalan.", putus Mr. Braxton dengan nada bicara yang tegas.

Caleb mendengus kesal. Dia terlihat tidak senang dengan keputusan orang tuanya yang memaksanya mengajakku jalan-jalan.

Sedangkan, aku hanya diam. Aku hanya bisa menerima keputusan di sini.

Setelah sarapan selesai, kami beranjak dari ruang makan .

"Kutunggu kau di mobil. Lima menit.", ucap Caleb dingin padaku.

Aku mengangguk. Kemudian, aku buru-buru berlari ke kamarku di lantai atas untuk mengambil tas, ponsel dan dompet. Begitu selesai mengambil barang-barangku, aku langsung turun lagi ke bawah dan keluar rumah menuju ke mobil Caleb yang sudah siap di depan garasi.

"Cepatlah. Kau ini lambat sekali.", Caleb mengomeliku.

"Aku juga sudah cepat-cepat, Caleb. Kau tadi mengatakan akan menungguku selama lima menit. Bahkan, sekarang belum ada tiga menit dan aku sudah berada di sini.", protesku. Aku tidak terima jika dia mencari-cari kesalahanku.

"Diamlah. Kau hanya gadis desa yang menumpang di rumahku. Kau tidak berhak melakukan protes apapun padaku.", katanya tajam. "Cepat masuk ke mobil.", perintahnya kasar.

Caleb benar-benar pria yang arogan. Aku menyesal karena selama ini terus ingat tentang dirinya. Jika bukan karena Mr. dan Mrs. Braxton yang bersikap baik padaku, aku pasti sudah menghajarnya sekarang.

Aku masuk ke mobil dengan bersungut-sungut. Saat sudah di dalam, aku menutup pintu mobil Caleb dengan keras.

"Apa yang kau lakukan? Kau sengaja ingin merusak mobilku? Apa kau tahu berapa harga mobil ini? Jika sampai mobil ini rusak, aku harus membayar mahal untuk memperbaikinya. Apa kau punya uang sebanyak itu untuk menggantinya?", Caleb kembali menghina dan berkata kasar padaku.

Tapi, aku memilih diam dan tidak menghiraukan ucapannya. Aku berpura-pura tidak mendengarkannya dan memilih menatap keluar kaca pintu mobil.

Setelah itu, Caleb mulai menghidupkan mobilnya lalu melajukannya keluar dari halaman rumah mewahnya.

***

My Arrogant FiancéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang