Bab 15

2.2K 131 27
                                    

~CALEB~

Pagi ini, aku bangun dengan keadaan lesu dan tidak bersemangat akibat semalam tidak bisa tidur. Ini adalah ke sekian kalinya aku tidak bisa tidur pada malam hari karena terus memimpikan hal yang sama, yaitu seorang anak laki-laki yang mirip diriku semasa kecil yang hampir tenggelam di suatu sungai. Aku pertama kali memimpikan hal itu sekitar seminggu yang lalu. Dan entah kenapa sejak saat itu, mimpi itu terus berulang hingga aku merasa bingung dan tidak bisa tidur.

Setelah mengumpulkan tekad untuk bangun, aku segera mandi. Untung saja hari ini adalah akhir pekan. Jadi, aku tidak perlu berangkat ke kantor mengingat keadaanku yang lesu dan tidak bersemangat seperti ini. Begitu selesai mandi, aku segera keluar kamar dan menuju ke ruang makan.

"Selamat pagi, Mom, Dad...", aku menyapa kedua orang tuaku dengan tidak bersemangat. Kemudian, aku ikut duduk di kursi ruang makan bersama mereka.

"Selamat pagi, Caleb.", balas ibu. Namun, kemudian ibu menatapku khawatir. "Caleb, kau terlihat lesu dan sedikit pucat. Apa kau sedang sakit?"

Setelah mendengar pertanyaan ibu, ayah langsung ikut menatapku dan memperhatikan wajahku.

"Benar. Kau terlihat pucat, Caleb.", ayah menyetujui.

Aku menggeleng.

"Aku tidak sakit, Mom, Dad. Aku hanya kurang tidur."

"Apa yang membuatmu kurang tidur? Bukankah selama ini kau tidak pernah memiliki gangguan tidur?", ibu kembali bertanya.

"Entahlah, Mom. Sebelumnya, aku memang tidak pernah memiliki gangguan tidur. Namun, hampir setiap malam dalam seminggu ini, aku selalu memimpikan hal aneh. Itu yang membuatku tidak bisa tidur."

"Mimpi aneh? Memangnya apa yang kau mimpikan?", ganti ayah yang bertanya.

"Aku bermimpi ada seorang anak laki-laki yang mirip diriku hampir tenggelam di suatu sungai. Kemudian, ada seorang anak perempuan yang menyelamatkan anak laki-laki itu. Anehnya, aku merasa bahwa mimpi itu nyata, seperti aku sendiri pernah mengalaminya. Dan lagi, mimpi itu terus berulang selama seminggu ini hingga membuatku tidak bisa tidur.", jawabku menjelaskan mimpi aneh itu.

Seketika, ayah dan ibuku menampilkan ekspresi terkejut. Mereka saling menatap satu sama lain. Kemudian, mereka terdiam. Mereka seperti menyembunyikan sesuatu dariku.

"Ada apa, Mom, Dad? Apakah kalian tahu sesuatu tentang mimpi itu?", tanyaku penasaran.

Ayah dan ibu terlihat salah tingkah.

"Sebaiknya, kita mulai sarapan sebelum semua makanan ini menjadi dingin.", ucap ibu mengalihkan topik pembicaraan dan tidak menjawab pertanyaanku.

Ayah mengangguk menyetujui ucapan ibu.

Sedangkan, aku masih menatap menyelidik pada orang tuaku. Sepertinya benar dugaanku. Kedua orang tuaku pasti tahu sesuatu mengenai mimpi itu. Dan aku pasti akan menanyakan hal itu pada mereka nanti.

***

Aku dan kedua orang tuaku sudah selesai sarapan. Seperti biasa, saat akhir pekan kami selalu berada di rumah dan bersantai. Kami berpindah dari ruang makan menuju ke ruang televisi hendak menonton acara mingguan kesukaan kami.

Tapi, sebelum ibu meraih remote untuk menyalakan televisi, aku menghentikannya. Aku harus bertanya dan mendapatkan penjelasan dari mereka mengenai mimpi itu lebih dulu.

"Mom, Dad...", aku memulai pembicaraan.

Seolah mengerti dengan ekspresiku yang serius, ibu mengurungkan niatnya menyalakan televisi lalu beralih menatapku. Begitu juga dengan ayah.

My Arrogant FiancéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang