Ø9 : malam yang panas bisa dibeda artikan

2K 195 8
                                    

WARNING!!!!🚨❌⚠
Konten menyerempet dewasa!!
Tolong jadi pembaca yang bijak. Buat yang merasa masih di bawah umur aku gak menyarankan kalian baca. Walaupun gak sevulgar cerita lain. Aku gak mau otak kalian terkontaminasi.

Ravindra Mingyu demam. Rakael Wonwoo khawatir. Gavino Seungcheol cape. Jeonghan Dava bingung. Begitulah situasi rumah keluarga Viandra sekarang. Seungcheol bukannya tidak peduli. Jeonghan juga bukannya bodo amat.

Mereka sangat peduli dan panik. Tapi sosok Rakael Wonwoo Viandra meminta dua sejoli itu untuk tetap di luar dan tidak mengganggu pasiennya. Ya begitulah kira-kira.

Dan disinilah Gavino Seungcheol dan Jeonghan Dava berakhir. Sofa ruang keluarga. Tidak sedang bermanja-manja tapi duduk diam seperti orang bodo. Saling menatap satu sama lain. Seungcheol sungguh tidak menyangka sosok adik yang hidup dengannya sejak Wonwoo mulai bernafas bisa menjadi sosok yang seperduli itu.

"Gav.." suara Jeonghan menyadarkan Seungcheol dari lamunannya dan akhirnya memberikan perhatiannya pada sang pujaan hati.

"Apa yang?" Seungcheol kini menghadap ke arah Jeonghan yang duduk disampingnya.

"Mungkin gak sih.. Ravin sama Kael saling suka?" Jeonghan tau.. Jelas dia yakin ada yang berbeda dari sosok Ravindra Mingyu yang dia kenal ketika pemuda tan itu tengah bersama adik kekasihnya. Dan dia juga tau ada yang berbeda dari dari Rakael Wonwoo yang walaupun belum genap setahun saling kenal dengannya, ada yang tidak biasa dari Kael yang dia kenal dengan Kael yang berhadapan dengan Ravindra.

"Jangan ngacoh Dava.. Ravin masih lurus kan? Masih demen sepasang melon bukan sepasang terus rebus." Jeonghan memutar matanya malas mendengar jawaban Seungcheol yang selalu saja mengarah ke arah yang tidak pernah positif.

"Tapi Gavino Seungcheol Viandra.. Masa sih kamu gak ngerasa sama sekali kalo adek kamu itu jadi sosok yang beda gitu kalo lagi sama Ravin.." Jeonghan berusaha meyakinkan kekasihnya itu tapi sekali lagi Seungcheol menolak untuk percaya.

"Kalo gitu aku harus larang Kael buat lebih deket sama Ravin. Jeonghan Dava Wijaya yang kalo wisuda bakal jadi Jeonghan Dava Viandra sayang.. Aku gak akan biarin Kael jadi korban Ravin selanjutnya. Gak akan.." Kali ini Seungcheol menanggapi dengan serius.

Seungcheol kenal betul sosok Ravindra Mingyu Arkasa yang sungguh sangat populer sebagai seorang player. Maksudnya pemain wanita. Konyol jika adik satu-satunya sampai jatuh pada pesona seorang Mingyu. Seungcheol tidak akan pernah ikhlas.

"Tapi bisa aja kan kalo ternyata Ravin tobat jadi playboy dan beneran serius sama Kael?" Jeonghan mendapat tatapan tajam dari Seungcheol yang jujur saja mulai risih dengan topik yang mereka bahas itu.

"Gimana kalo kamu khawatirin diri kami sendiri yang mungkin besok gak bisa ke kampus karena gak bisa jalan?" Jeonghan benci. Jeonghan benci jika Seungcheol nya mulai menyebalkan seperti ini.

"Tau ah ngeselin aki-aki." Jeonghan beranjak bangun dan pergi dari sana. Sebelum tangan yang lebih besar menarik lengannya dan begini lah posisinya sekarang.

Bukan bukan. Bukan Seungcheol yang kini menindih badan pemuda cantik berambut dark brown itu. Sebaliknya, Jeonghan kini duduk di atas pangkuan Seungcheol yang tangannya mulai nakal menelusup masuk ke dalam kaos polos milik Jeonghan dan mulai mengelus lembut punggung dan pinggang pemuda manis itu.

Jeonghan lemah. Seorang Jeonghan Dava Wijaya lemah akan sentuhan Gavino Seungcheol. Jeonghan bahkan memejamkan kedua kelopak matanya ketika benda kenyal itu menyentuh permukaan bibirnya. Seungcheol paling menyebalkan bagi Jeonghan. Sangat menyebalkan karena Jeonghan selalu lemah dan tidak busa menolak sentuhan sang dominan. Lima menit sebelum Jeonghan yang membutuhkan oksigen melayangkan pukulan di dada Seungcheol.

[✅] Gara-Gara TOD || MEANIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang