Brukk...
"Aduh siapa sih, jalan kok gak pake mata." ucap Thalia yang menabrak seseorang didepannya.
"Jalan kan pake kaki." balasan dingin dari seorang laki-laki yang suaranya tidak asing di telinga Thalia, siapa lagi kalau bukan Rendy.
"Eh kak, jalan tuh liat-liat donk, kan kalau gini jadi jatuh. Gimana sih." kata Thalia.
Rendy pun menghela nafas panjangnya, dan mengulurkan tangannya membantu Thalia berdiri.
"Makasih." ucap Thalia yang hanya diangguku Rendy dan langsung meninggalkan Thalia.
"Dasar es batu bernyawa." gumam Thalia, yang langsung berjalan menuju kelasnya.
Sesampainya dikelas dia langsung disambut dengan kedua sahabatnya Cindy dan Amel.
"Tumben lu nggak telat Tha." ucap Amel.
"Iya gue tadi berangkat pagi." jawab Thalia.
"Gitu terus aja baik kok Tha." sahut Cindy.
Kringg... Kringg.. Kringg...
Bel masuk pun berbunyi.
"Selamat pagi anak-anak." ucap Bu Ema.
"Pagi bu." sahut anak-anak kelas XI Ipa 1
"Anak-anak, untuk hari ini bu indah guru bahasa inggris kalian tidak bisa mengajar karena beliau sedang urusan pribadi. Ibu tinggal jangan ramai dan kerjakan buku halaman 110-115 ya, nanti dikumpulkan dimeja bu indah." pemberitahuan dari bu Ema.
"Iya bu." sahut anak-anak.
Setelah memberi informasi tersebut bu Ema pergi meninggalkan kelas XI Ipa1.
"Kantin kuy, laper gua." kata Amel.
"Ini masih jam pelajaran kali, masak mau bolos sih." ucap Cindy.
"Lagian tugas kita kan udah selesai dan lagian nggak ada gurunya juga." jawab Amel.
"Bener juga sih, yaudah kuy." timpal Thalia. Mereka pun berjalan ke kantin.
***
Keadaan di kantin juga cukup ramai , karena mungkin banyak kelas lain yang jamkos. Termasuk juga ada segerombol anak kelas XII Ips 1 kelas Geo, kakak Thalia."Kita duduk dimana nih, rame bener dah. Padahal kan jam pelajaran, pada kosong kali ya." ucap Amel.
"Emm.. Gimana kalau kita gabung di mejanya kakak lo Tha, udah gaada tempat lagi nih." jawab Cindy. Tanpa mendengar jawaban Thalia, Cindy dan Amel langsung menarik tangannya.
"Kak kita boleh gabung nggak, udah nggak ada tempat soalnya." ucap Cindy.
Seketika mereka yang lagi asik berbicara mengalihkan pandangannya ke arah 3 cewek yang berdiri disamping meja.
"Oh iya gabung aja, gapapa kok , daripada gak dapet tempat duduk." ucap Dicky teman Geo dan Rendy.
"Terimakasih kak, kalian mau pesen apa, gue pesenin." tanya Amel.
"Gue mie ayam sama es jeruk." jawab Thalia.
"Samain aja deh, biar nggak ribet." sahut Cindy.
Setelah menunggu beberapa menit makanan mereka pun datang.
"Nihh makan, cepet kan gue pesennya." kata Amel dengan percaya dirinya.
"Iya deh iya, kita juga tau jurus lo." sahut Thalia, setelah itu dia kembali fokus pada makanannya. Saat sedang makan, dia merasa kalau seseorang sedang mengawasinya, dia mengedarkan pandangan ke segala penjuru hingga akhirnya matanya bertemu dengan mata Randy.
Mereka saling menatap selama beberapa saat sampai akhirnya Thalia memutuskannya.
"Kalian gak ada pelajaran ya?" tanya Geo, baru menyadari kalau ini bukan jam istirahat.
"Kakak sendiri ngapain disini, kakak gak pelajaran?" tanya balik Thalia.
"hari ini kan kakak Olahraga, gurunya lagi pergi ngurus perlombaan jadi kakak ngantin aja." jawab Geo.
"Aku juga Jamkos kak, jadi aku ke kantin." jawab Thalia. Geo mengangguk tanda mengerti.
"habis makan balik ke kelas lagi ya, katanya bentar lagi Guru BK bakalan dateng kesini buat lihat siapa yang bolos, nanti kalian kena hukuman lagi." Ucap Geo.
"Iya kak, ini juga udah selesai kok." ucap Thalia. Setelah semua selesai makan. Mereka pun berjalan kembali ke kelas.
***
Bel pulang pun berbunyi. Murid - murid berhamburan pulang meninggalkan sekolah.
Drrtt... Drrtt...
Tiba- tiba Thalia berbunyi tertera nama mamanya disitu. Dia pun segera mengangkatnya."Hallo nak , kamu udah pulangkan?"
"Udah mah, ini lagi mau pulang kok, ada apa ma."
"Gapapa, kamu cepet pulang ya , jangan mampir-mampir."
"Iya ma."Setelah mematikan telpon dari mamanya, Thalia pun bergegas pulang dengan naik ojek online karena dia ditinggal oleh kakaknya.
#bersambungg_
KAMU SEDANG MEMBACA
i love my Rival
Teen FictionSeorang gadis cantik bernama Thalia ayu pratama yang dijodohkan dengan musuhnya sendiri bernama Rendy Wiranata Putra. Kisah mereka penuh dengan keributan. Rendy anak yang cuek dan dingin bisa luluh dengan seorang Thalia yang keras kepala. Meskipun...