COOL LAWYER [ ON GOING ]

part 20

Sorenya>>

Yn masih ada di kamarnya , dia masih duduk di pinggir kasur tengah memikirkan apa dirinya salah jika mencintai kim taehyung itu

" lebih baik keluar dulu deh nyarik udara " - ucap yn dan langsung membawa tas nya untuk keluar mencari udara segar

Ceklek

Suara pintu kamar yn yang terbuka dan langsung terkejut melihat taehyung yang sudah ada di depan. Yn langsung membungkukkan badannya lebih sopan ke arah tae

Saat yn ingin pergi , tiba tiba tae menahan tangannya , yn pun langsung menoleh ke arah tae

" aku minta maaf " - lirih tae

" tak apa tae kau tidak salah, aku lah yang salah karna mencintaimu. Aku tau kau tidak mencintaiku, jadi mulai sekarang aku takan berhenti mencintaimu " - ucap yn yang langsung menepis tangan tae

Deg!

Yn pun langsung pergi begitu saja, entah kenapa hati tae benar benar teriris mendengar ucapan yn. Tae pun langsung berjalan ke arah kamarnya dengan tidak semangat

***

Yn sekarang sedang berjalan jalan melihat indahnya kota seoul, tapi saat ditengah perjalanan yn melihat cewek yang ingin dirampok , seketika yn berteriak dari kejauhan

" WOY " - teriak yn dan langsung berjalan ke arah permpok itu

" lepasin dia " - ucap yn

" eh ndk usah sok jagoan deh "

" cewek cantikkk ndk usah ikut campur ya "

" aduhh kalok gue ikut campur gimana? " - ejek yn sambil smirk

" kita bakalan ngelakuin kekerasan "

" oke siapa takut " ucap yn dan langsung menaiki lengan panjang itu hingga siku

Yn langsung menghajar para permpok itu dengan brutal, hingga mereka benar benar kewalahan. Hingga para permpok itu menyerah dan langsung menyerahkan tas itu kemudian kabur

" ini tas nya " - ucap yn

" terima kasih sudah menolongku " -...

" nama kau siapa? " - tanya yn

" nama ku choi aera " - sambil mengulurkan tangannya

" nama ku jeong yn " - ucap yn sambil menerima uluran tangan aera

" ya sudah aku pulang dulu, terima kasih karna sudah menolong ku " - ucap aera dan langsung dibalas anggukan dan senyum manis oleh yn

" choi aera? " - gumam yn dan langsung mengangkat bahunya tidak peduli