' menjengkelkan '
Pikir Hinata sambil melihat pandangan di depannya, dimana semua anggotanya dengan pasangannya sedang bermesraan.
Awalnya Hinata biasa saja dengan hal itu, tapi akhir-akhir ini teman-temannya bahkan mengabaikannya demi pasangannya.
Walaupun ia masih bisa bernafas, ia tetap merasa jengkel.
' dasar bajingan '
Itulah hal yang sering Hinata katakan di benaknya.
Ia tidak mungkin mengatakannya dengan lantang karena citranya sebagai anak yang lugu dan baik.
Ia memegangi lehernya, seakan melindungi lehernya dari sesuatu.
' aku bosan '
Bermain voli mulai membuat Hinata bosan, sudah tidak ada hal yang seru dari voli.
Terkadang ia kesulitan bernafas karena hal itu, tetapi ia memutuskan untuk mengabaikannya.
' kalau aku tau akan seperti ini aku akan memilih untuk lanjut dance '
Banyak yang teman-temannya tidak ketahui tentang Hinata, salah satunya adalah bahwa Hinata memiliki bakat lain selain bermain volley.
Hinata juga sering melakukan hobi aneh yang hanya beberapa orang sadari.
' ..... Aku ingin bermain '
Setiap kali Hinata ingin bermain permainan itu tidak pernah berakhir dengan baik, gamenya selalu memiliki resiko tinggi.
Tetapi terkadang ia akan kehabisan nafas karena terlalu lelah bermain game yang ia ciptakan sendiri.
Tapi ia menikmatinya.
' apa aku hancurkan hubungan mereka saja? '
Hinata itu terkenal sebagai jalang di smpnya, banyak yang mengatakan bahwa Hinata meniduri semua lelaki di sekolahnya.
Tidak masuk akal, padahal Hinata hanya bermain lalu mencampakkan mereka. Mana Sudi Hinata tidur dengan mainannya.
Ketika ia berfikir tentang hal ini, ia bisa bernafas dengan lega.
' ..... Hehe ayo bermain '
Hinata itu sangat licik, dia akan melakukan segala cara agar bisa memenangkan permainan ataupun mendapatkan hal yang ia inginkan.
Licik memang sudah mendarah daging di tubuhnya, pendonor spermanya saja juga merupakan seorang bajingan tengik yang licik.
( Bajingan tengik itu juga yang membuat Hinata kesulitan bernafas. )
' Ah~ aku tidak sabar melihat reaksi mereka. '
Hinata sangat suka saat saat dimana ia mengungkapkan sifat aslinya, bagaimana wajah orang orang terlihat begitu shock dan tidak percaya dengan kenyataan.
Hinata sangat cerdas, memanfaatkan tampangnya yang imut dan tubuhnya yang mungil untuk terlihat sebagai orang yang lugu, dan lemah.
Dan Hinata menjadi sangat manipulatif dan mengerikan ketika ia mulai memainkan gamenya.
Hey jangan salahkan dia, Hinata hanya ingin terus hidup.
KAMU SEDANG MEMBACA
What A Pain
Fanfiction" beri aku perhatian " Ucapnya sambil memegangi lehernya, nafasnya tidak teratur seakan akan seseorang memegangi lehernya.