..... J e A L oU s

1.2K 132 4
                                    

Semua ini berasal dari rasa iri.

Awalnya ia iri kepada Kageyama.

Dia mendapat perhatian dari Daichi dan Sugawara ketika traumanya kambuh.

Ia diberi perhatian oleh para anak seijoh dikarenakan masa lalu mereka.

Hinata juga diperhatikan, diberi perlakuan khusus oleh yang lain.

Hell, dia bahkan murid kelas satu favorit Suga and Daichi.

Tapi itu tidak cukup untuknya.

Semua itu.... Tidak cukup.

Ia ingin lebih.

Ia butuh lebih.

" Kageyama mencuri semua perhatian yang seharusnya ditunjukkan kepadaku...... "

Hinata menatap Kageyama dengan tatapan tajam.

Ia membencinya

Ia membencinya

Ia membencinya

Ia membencinya

Ia membencinya

Ia membencinya

Ia membencinya

Hinata menggigit kuku jempolnya, ia merasa sangat marah entah karena apa.

Tiba tiba saja jarinya ditarik oleh seseorang, ia melihat Sugawara yang sedang menatapnya khawatir.

" Sugawara-san? "

Tanya Hinata bingung, Sugawara hanya tersenyum dan mengelus jempol Hinata.

" Jangan gigit jarimu Hinata, itu tidak baik. "

Hinata diam diam tersenyum mendengarnya.

' jika aku menggigit jariku orang orang akan khawatir. '

" Maaf sugawara-san, sudah kebiasaanku saat sedang frustasi. "

' perfect '

Hinata tersenyum semakin lebar ketika melihat ekspresi khawatir Suga, triknya berhasil.

" Kamu sedang stress Hinata? Ingin bercerita tentang hal itu? "

" ...... "

Hinata tidak langsung menjawab, memberikan kesan seakan akan ia mempunyai masalah yang besar.

" ... T-tidak usah, aku tidak apa apa senpai. "

Hinata tersenyum lalu pergi menuju Kageyama untuk meminta toss.

Hinata benar benar licik, ia sengaja menjadi tergagap dan pergi agar terlihat bahwa ia sedang tidak baik baik saja.

' hahaha awal yang bagus, sekarang bagaimana aku mendapat perhatian dari yang lain? '

Hinata terlalu sibuk memikirkan rencananya, dia gagal melihat bola yang datang kearahnya.

" HINATA AWAS!! "

Terlambat.

Sebelum Hinata bisa menghindar bola voli menghantam wajahnya dan membuatnya terjatuh, Hinata memegang mukanya sambil mengerang kesakitan.

Di sekelilingnya terdengar teriakan para anggota klub voli yang menanyakan keadaannya.

" Ah tenang saja, aku tidak apa apa- "

Tes

Suasana menjadi hening ketika mendengar suara tetesan air.

Hinata meraba hidungnya karena merasa ada cairan yang keluar, ia melihat jarinyaa yang ditutupi oleh bercak darah.

What A Pain Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang