Marah

9 3 2
                                    

Eyoo guys aku balik lagii>.<
Maaf banget yaa, baru bisa up

Jujur aku udah niat mau cepet cepet up
Tapi sayang banget, beberapa hari ini, kondisi aku drop
Jadi yaudah, baru bisa up sekarang

Maaf banget yaa

Oke langsung aja yukk
Happy reading guys❤️

❄️❄️❄️

"Kak Al, Senja mau tanya deh. Hubungan kak Al sama kak Asa itu gimana sih?"tanya Senja tepat setelah mereka duduk di bangku kantin.

"Apa Senja bilang?!"balas Al bertanya dengan sorot mata menyelidik.

Senja yang ditatap seperti itu jadi bingung sendiri. Ini dia salah atau gimana?

"Kenapa sih kak? Kok liatnya gitu?"bingung Senja.

"Kamu panggil Asa apa tadi?!"tanyanya sewot.

Mendengar itu Senja memutarkan bola matanya. Jadi karena itu.

"Yailah kak maaf. Suka lupa aku tuh"

Al malah menggedikan bahunya acuh. Jujur, dia memang tak suka ada yang memanggil Angkasa dengan panggilan itu. Baginya, itu panggilan sayang. Dan hanya dia yang boleh memanggil Angkasa dengan panggilan seperti itu.

"Ada apaan nih? Bulan baru dateng kok udah ngerasain hawa-hawa gak enak"celetuk Bulan yang baru saja datang dengan membawakan pesanan mereka.

Memang, mereka akan memesan makanan dengan bergilir semacam ini.

Lagi dan lagi Al menggedikan bahunya acuh. Malas mau ngomong. Mending dia makan bakso pesanannya saja.

Senja jadi merasa tak enak karena itu. Tapi ya, mau gimana lagi. Salahkan saja mulutnya yang suka asal nyeplos. Tambah lagi, dia orangnya pelupa.

Dah lah, paket komplit.

"Biasa, mulut sama otak Senja gak berfungsi tadi"ucapnya ngawur.

Bulan yang sedang menyedot es teh itu pun menganggukkan kepalanya.

Iya, dia tahu. Kejadian semacam ini memang sering terjadi. Salah memberikan sebutan untuk Angkasa saja Al akan menunjukkan taringnya. Duh, jadi ngeri.

Tapi apa daya, Al kan orangnya ambekan.

"Kak Al jangan ngambek dong. Nanti Bulan jajanin es krim deh"bujuknya.

Biasanya, jika sedang marah Al akan luluh jika dibujuk dengan makanan.

"Iya, nanti Senja beliin coklat yang banyak deh"sahutnya pula.

Al nampak menimang-nimang tawaran itu. Apakah itu menguntungkan baginya?

Lalu dengan tegas dia menggelengkan kepalanya. Bahu Bulan dan Senja seketika melorot lesu.

Tapi, mereka tak kehabisan akal. Masih ada satu cara lagi untuk mengembalikan mood dari seorang Altair ini.

Dan ya, kita lihat saja nanti.























"Diem-diem aja ada apaan nih?!"toa Bara yang kini turut bergabung dengan mereka.

"Kita gabung boleh lah ya? Okelah boleh"ucap Sam dengan tololnya.

Bertanya sendiri, menjawab sendiri pula. Miris sekali hidupnya.

"Eh eh, kenape lu?"tanya Sam saat melihat Al memasang muka keruhnya.

"Lah muka adek gue kenapa gini banget dah?! Kucel, kumel kek anak gelandangan"cetus Bara polos.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AlkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang