Nabi Musa Alaihissalam

55 10 0
                                    

Part4

Nabi Musa Alaihissalam

Perjalanan dari Gunung Sinai dan Pengharaman negeri warisan

Dalam perjalanan dari Gunung Sinai, Allah mengajari Bani Israel tentang Al-Kitab, berisi perintah-perintah Allah serta larangan-larangan Allah, yang meliputi berbagai perkara dalam kehidupan sehari-hari, peraturan-peraturan pokok, peraturan hari-hari khusus, peraturan sunat, penyucian rohani dalam ibadah, hukum pembersihan jasmani tentang kenajisan dan ketahiran, hukum makanan halal maupun makanan haram, hukum upacara persembahan, hukum penyisihan hasil ternak maupun hasil ladang, dan banyak hukum lain dalam Al-Kitab. Selama perjalanan ini pula, Bani Israel berjalan di bawah naungan awan kemuliaan Allah sehingga umat ini hidup secara dekat di hadapan Allah, sebuah keistimewaan yang tidak dimiliki umat-umat lain di muka bumi. Walaupun demikian, sifat keduniawian membuat Bani Israel berkeluh kesah, terdapat orang-orang dari Bani Israel yang berkata: "Wahai Musa, kami tidak betah dengan satu jenis makanan saja; oleh sebab itu mohonkan kiranya untuk kami kepada Tuhanmu, agar Dia mengeluarkan untuk kami segala yang ditumbuhkan bumi, yaitu sayur-mayur, ketimun, bawang putih, kacang adas dan bawang merahnya." Musa berkata: "Maukah kalian mengambil barang duniawi sebagai pengganti karunia yang terbaik? maka pergilah kalian ke suatu kota, pasti kalian memperoleh apa yang kalian minta" lalu orang-orang itu ditimpa kesengsaraan dan kehinaan. Tatkala banyak orang dalam Bani Israel yang memohon jenis makanan lain, maka Allah karuniakan salwa (burung puyuh) sebagai hidangan daging untuk umat ini. Musa pun beberapa kali menjadi sasaran keluhan kaumnya hingga Musa berkata: "Wahai kaumku, mengapa kamu menyakiti diriku, sedangkan kalian mengetahui bahwa sesungguhnya aku adalah Utusan Allah kepada kalian?" ketika mereka berpaling, Allah memalingkan kalbu mereka, dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang fasik.

Tatkala Bani Israel sampai di perbatasan negeri warisan; Allah mewahyukan melalui Musa supaya Bani Israel di generasinya senantiasa mengingat kembali semua kelimpahan karunia Allah dan supaya Bani Israel bersyukur terhadap semua anugerah Allah, serta supaya umat ini bersegera mematuhi sebuah perintah Allah, yakni menduduki negeri yang telah Allah wariskan untuk golongan pewaris Ibrahim. Namun mayoritas Bani Israel justru enggan melaksanankan perintah itu. Diantara seluruh suku di Bani Israel, hanya suku Lawwy yang sepenuhnya tidak mengeluh maupun tidak menyatakan keengganan terhadap Kehendak Allah, serta terdapat dua laki-laki bertakwa, Yusha dari suku Yusuf, dan Qolib dari suku Yahuda, bahkan keduanya maju menasehati seraya memberi semangat agar Bani Israel maju menyerbu gerbang kota kemudian menguasai negeri yang Allah wariskan untuk umatNya; supaya terbukti Bani Israel menuruti Kehendak Allah. Walaupun demikian, mayoritas Bani Israel menolak nasihat keduanya, seraya menyatakan takkan mau menduduki negeri waris sebelum orang-orang perkasa telah meninggalkan negeri tersebut dan menyatakan kalimat keengganan kepada Musa: "Majulah kamu bersama Tuhanmu; dan berperanglah sementara kami duduk menanti saja di sini." lalu Musa berdoa: "Wahai Tuhanku, aku tidak dapat menguasai kecuali diriku sendiri dan saudaraku; sebab itu pisahkan antara kami dengan orang-orang fasik itu." Allah mengabulkan permohonan ini dengan menyampaikan keistimewaan Musa dan Harun sebagai golongan beriman yang meraih kesejahteraan.

Pengingkaran melalui dalih tidak berani menghadapi para raksasa bangsa Kana’an, menunjukkan mayoritas generasi ini melalaikan Keperkasaan Allah yang telah menyelamatkan mereka terhadap pasukan Mesir. Allah merasa sangat kecewa terhadap penentangan Bani Israel di generasi ini, oleh sebab tujuan utama Allah membebaskan Bani Israel adalah supaya penindasan dan kehidupan mereka yang pahit di negeri Mesir diganti dengan kehidupan yang sangat lebih baik di "sebuah negeri yang diberkahi daripada semesta alam," apabila mereka bersedia tunduk dan patuh kepada Kehendak Allah. Akibat kengganan generasi ini melaksanakan janji yang Allah kehendaki, Allah menjadikan negeri warisan itu terlarang bagi Bani Israel selama empat puluh tahun; bahwa generasi tersebut harus tetap mengembara selama itu pula, sebagai hukuman akibat kegagalan dalam kesetiaan mematuhi Kehendak Allah, maupun dalam menggenapi Perjanjian waris para leluhur mereka.

Sirah 25 Nabi Dan Rasul [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang