Nabi Musa Alaihissalam

51 10 0
                                    

Part 3

Nabi Musa Alaihissalam

Hukuman-Hukuman terhadap kaum Fir'aun

Akibat kaum Fir'aun menolak menuruti perintah-perintah Allah melalui Musa dan Harun; maupun menolak melepas golongan hamba Allah, yakni Bani Israel, maka Allah menimpakan berbagai hukuman bencana kepada bangsa Mesir melalui musim kemarau yang lama dan jumlah buah-buah yang sedikit supaya kaum Fir'aun tersadar atas kedurhakaan mereka; kemudian Allah timpakan kesembilan bencana dahsyat melalui perantaraan Musa, yang juga diketahui oleh Bani Israel. Allah menimpakan berbagai bencana yang semakin pedih kepada kaum Fir'aun; yakni berupa angin topan, wabah belalang, kutu, katak serta darah sebagai berbagai Bukti azab Ilahi namun kaum Fir'aun tetap menyombongkan diri.

Sewaktu kaum Fir'aun ditimpa bencana; mereka tuduhkan penyebab bencana itu kepada Musa beserta orang-orang yang bersama dirinya. Lalu mereka memohon seraya berjanji kepada Musa: "Wahai Musa, mohonkan untuk kami kepada Tuhanmu mempergunakan kenabian yang diakui Allah berada pada sisimu; sungguh jika kamu dapat menghilangkan bencana itu dari tengah-tengah kami, pasti kami akan beriman kepada dirimu dan kami akan melepaskan Bani Israel pergi bersama dirimu" setelah Allah menghilangkan bencana itu terhadap kaum Fir'aun hingga batas waktu tertentu, tiba-tiba kaum tersebut justru melanggar janji mereka sendiri sambil mengatakan: "Ini adalah karena usaha kami sendiri" kaum Fir'aun tetap berkeras diri serta enggan mengakui bahwa bencana-bencana itu berasal Ketetapan Allah. kaum Fir'aun berkata kepada Musa: "Bagaimanapun kamu mendatangkan berbagai Bukti kepada kami untuk menyihir kami mempergunakan bermacam-macam Bukti itu, sungguh kami takkan beriman kepada dirimu." kaum Fir'aun tidak mempertimbangkan berbagai Bukti tersebut sebab mereka sewenang-wenang menyombongkan diri terhadap Allah sehingga sebuah Keputusan telah mutlak bagi Allah, bahwa kaum Fir'aun merupakan kaum takabur yang pantas untuk dibinasakan.

Fir'aun bahkan mengumpulkan seluruh penduduk Mesir dan memerintahkan mereka supaya mengadakan sumpah kepada anak-anak mereka agar kelak melenyapkan seluruh pengikut Musa dari tanah Mesir, kemudian Fir'aun pergi menemui Musa: "Sungguh aku menganggap dirimu, wahai Musa, sebagai seorang yang kena sihir."
 Musa menjawab: "kamu sebenarnya telah memahami, bahwa tiada yang sanggup menghadirkan mukjizat-mukjizat maupun bencana-bencana itu selain Tuhan Yang Memelihara langit maupun bumi sebagai berbagai bukti yang nyata, dan sesungguhnya aku menganggap dirimu, wahai Fir'aun, sebagai seorang yang akan binasa." maka Allah melindungi Musa terhadap tindakan jahat mereka. Fir'aun pun berkata: "Mungkin kami akan binasa, namun ketahuilah bahwa kami telah mewariskan sumpah kepada anak-anak dan cucu-cucu kami supaya mereka bersumpah melenyapkan anak cucu kalian dan melenyapkan nama kalian dari muka bumi ini." Musa pun menjadi geram seraya menjawab: "Maka camkanlah! sesungguhnya Allah telah bersumpah bahwa bumi ini diwariskan untuk Ibrahim dan keturunannya; keturunan Ishaq, yang kemudian diwariskan kepada Israel, dan mereka inilah golongan pewaris Israel; lalu betapa keji niat kalian itu! kiranya Allah yang membunuh anak-anak kalian dan kiranya Dialah yang melenyapkan nama kalian dari muka bumi pada malam ini juga."

Kemudian Allah memerintahkan Bani israel melalui Musa supaya mereka beribadah secara bersungguh-sungguh pada malam tersebut sebab Allah sendiri hendak datang pada malam tersebut untuk menimpakan hukuman terakhir kepada kaum Fir'aun, yakni membunuh seluruh anak-anak kaum Fir'aun akibat anak-anak itu telah bersumpah untuk melenyapkan keturunan para pengikut Musa.

Hijrah dari negeri Mesir

Allah memerintah Musa supaya mengajak Bani Israel bergegas mempersiapkan perbekalan lalu meninggalkan negeri Mesir. Musa menyampaikan pula kepada Bani Israel agar mereka memuati perbekalan dari negeri Mesir serta mengambil segala barang yang diberikan oleh orang-orang Mesir sebagai upah atas segala pekerjaan mereka di negeri Mesir. Orang-orang Mesir merasa ketakutan terhadap Bani Israel dan orang-orang Mesir menganggap harta benda tidak lagi berguna sejak kematian anak-anak sekaligus kaum pewaris bangsa Mesir. Setelah mendapati seluruh keturunan di istana Fir'aun telah mati, Fir'aun beserta para pemuka kaumnya meratap serta berkabung atas musibah ini.

Sirah 25 Nabi Dan Rasul [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang