The Best Men

21 2 0
                                        


"Seberat apapun itu lo harus menghadapinya, walaupun elo berputus asa, setidaknya elo sudah mencobanya, apapun hasilnya nanti, diterima saja, karena elo sudah berjuang sekeras mungkin demi mendapatkan yang terbaik dengan usaha elo sendiri, bukan orang lain. Semangat Killa."

~bara~

Kegaduhan terjadi di kelas XII MIPA4. Saat itu kelas mereka sedang tidak ada guru, hanya di beri tugas oleh guru piket.
"Sikattt, aha kena kau," ucap Rendy, teman sekelas Killa dan Bara .

"Rendy kamu kembalikan enggak, buku ku!" Teriak Killa yang sedang menahan emosi karena Rendy mengambil bukunya saat ia sedang mengerjakan sesuatu.

"Eh eh, mana sempat, buku dah gue pegang," ucap Rendy sambil mengulurkan lidahnya kepada Killa.

Killa yang pendek, berjinjit agar bisa mengambil bukunya itu, karena Rendy tingginya selisih 15cm darinya. Di tambah lagi ia naik ke kursi.

Rendy mengangkat tinggi-tinggi buku Killa. "Ambil saja kalau elu bisa bambang."

"Apa, bambang bambang hah?" Tiba- tiba teman sekelas Rendy dan Killa menyaut.

"Eh, bu ketua, kenapa ikut campur?" Tanya Rendy.

"Bambang itu nama bapak gue, kenapa manggil- manggil bapak gue hah? Mau gue tampol," ucap Marisa, ketua kelas mereka.

Rendy menyengir." Oh seperti itu? Apa peduli gue hahaha?"

"Dasar bocah saraf." Pekik Marisa.

Killa yang dari tadi meringis agar bukunya di kembalikan, malah dikucilkan, Rendy malah adu mulut dengan Marisa. Killa yang merasa kesal langsung pergi ketempat duduknya.

Rendy yang melihat Killa tampak kesal dan kembali ia kembali ke tempat duduknya.

"Nyerah lo? Ah payah," ucap Rendy tanpa tampang bersalah.

Disisi lain Killa tidak peduli dengan ocehan Rendy, yang dipikirkan hanya Bara, karena hanya ia yang bisa mengeluarkannya dari kera sakti ini.

Bara kemana sih? Batin Killa.

Tadi pagi Killa berangkat bareng sama Bara , tapi Bara dipanggil ke kantor oleh pak Adi. Dan Bara menyuruh Killa untuk pergi ke kelas duluan. Killa sangat kesal karena harus menghadapi kera sakti yang super lincah ini. Killa memperhatikan jam tangannya, ternyata 5 menit lagi belajar masuk.

Killa memasang earphone di telinganya dan memutar lagu sekeras- kerasnya agar suara Rendy tidak terdengar olehnya.

Rendy yang dari tadi cerewet, dan duduk di sebelah Killa, tidak menyadari bahwa Killa sedang mendengarkan musik. "Wah gue dikacangin nih, ngmong dari tadi ternyata telinganya disumpellin," ucap Rendy, lalu ia mengeraskan suaranya di samping telinga Killa. "yasudah gue bawa pulang saja," Teriak Rendy.

Killa sama sekali tidak memperhatikan Rendy, ia tetap fokus pada bukunya dan mendengarkan musik.

Tiba-tiba Bara datang dan langsung menarik lengan baju Rendy, membuat Rendy berdiri. "Apa lo, bawa pulang, bawa pulang, emang ga punya buku?"

Rendy yang ngeri mendengar Bara, lalu memberikan buku Killa ke Bara."Nih, nih gue balikin, pawangnya datang guys, aku wedi(takut)," ucap Rendy sambil cengengesan sembari mengembalikan buku Killa ke Bara .

"Pergi sana lo," Usir Bara.

"Oke bang," Jawab Rendy.

Bara segera duduk di kursinya. Lalu ia memperhatikan Killa yang sedang mendengarkan lagu dan menulis sesuatu di bukunya. Bara mencopot earphone yang di pakai Killa, membuat Killa refleks menoleh kesamping, dan hampir memukul Bara, karena dikiranya tadi Rendy.

Being An Adult  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang