Chapter 2

789 94 28
                                    

Situasi semakin memanas, kita semua terus mencoba menenangkan Vanya untuk sadar namun tidak ada respon, Aku berinisiatif mengeluarkan kekuatan perlindunganku tapi aku ragu, namun tidak ada cara lain selain itu.
Dan aku mengeluarkan kekuatan ku dan membuat perlindungan di badan Vanya agar kekuatannya tidak menyebabkan ledakan yang kuat, Tiba tiba five memegang pundakku dan berkata

"Ayo (Name) semangat, buatlah perlindungan agar kita selamat" ucap five dengan muka tersenyum

Aku sangat kaget dan tidak bisa berkata apa apa karena five memegang pundakku dengan kuat, Karena ucapan five yang menyemangatiku, aku dengan sekuat tenaga mengeluarkan kekuatan ku, dan tidak lama kemudian

"AAAAKHH STOOPP!!" ucap Vanya dengan perkataan yang membuatku khawatir

and BOOM, kita semua terlempar akibat ledakan Vanya, Kepalaku membentur tembok dengan keras kemudian aku lemas dan tidak bisa bangkit.
Semua saudaraku kemudian sadar dan bangkit, dan five menghampiriku kemudian menariku untuk diri dan menuntunku untuk duduk di sofa. Keadaan rumah saat itu sangat kacau dan berantakan, Kita semua kembali duduk dan Vanya kembali sadar, dia melihat situasi rumah yang hancur dan saudaranya yang terluka kemudian dia terkejut dan menangis kemudian meminta maaf dan dia menyesalinya itu

"BLOODY HELL!!, aaaa maafkan aku, aku tidak sengaja melakukan itu, kekuatanku mengontrolku aku tidak bisa melawannya, IM SO SO SORRY" ucap Vanya kepada kita dengan menangis kejer

"Vanya, its ok, semuanya baik baik saja hanya saja ruangan ini menjadi kacau balau" Jawab Allison yang menenangkannya

"Im sorry guys, aku tidak bisa membuat perlindungan yang kuat, aku malah memperparah, sekali lagi aku minta maaf" ucap ku dengan nada yang lemah

"What?, kalau kamu ga buat perlindungan yang ada nanti malah rumah ini semua ancur dan rata dengan tanah, kekuatan kamu itu meminimalisir kan kekuatan Vanya jadi ledakan itu tidak menyebar luas" ucap five yang sambil mengelus elus punggungku

Perasaanku semakin campur aduk dan tidak karuan, lalu semua saudara ku beranjak ke kamarnya masing masing dan hanya aku dan five diruang tamu, Five yang melihat pelipis ku babak belur seperti ditonjok orang, dia mengambil handuk dan bongkahan es batu dari kulkas, kemudian menaruhnya di kepalaku untuk mengompres nya, aku tiba tiba kaget dan melihat five yang sedang serius mengompres kepalaku

"Eh apa ni? oohh makasih yaa tapi biar aku saja" ucap aku

"Udaah gausaah, biar aku aja, diam aja kamu"

"Ih gapapa udah aku aja, nanti ngerepotin kamu"

"Bener nih? yaudah ni" ucap five sambil memberikan handuknya

Aku terdiam dan mengambilnya perlahan, dan tiba tiba five menariknya lagi dan melanjutkan mengompres kan kepalaku

"Yeee dibilangin aku aja, pake malu malu segalaa" ucap five yang seperti mengejek ku

"Ish au ah seterah kamu" jawab ku dengan sewot tapi dalem hatiku, aku sungguh tak karuan

Setelah agak mendingan aku pun kembali kekamar ku dan beristirahat

"Dah dah aku udah mendingan kok, makasih yaaa five, aku kekamarku dulu mau istirahat" ucap ku sambil tersenyum

Keesokan harinya aku bangun lebih awal dan ingin menyiapkan sarapan untuk saudaraku.
Dan ketika ingin ke dapur aku melihat ruang tamuku kacau balau dan aku membereskan semuanya, aku mengeluarkan kekuatan telekinesis ku untuk menaruh barang yang masih utuh di tempat semula dan mengumpulkan barang barang yang suda ancur menjadi satu, aku melakukan ini sungguh seru, karena tidak usah capek capek pake sapu, serok sana serok sini kan jadi capek.
Sesudah bersih bersih aku menyiapkan sarapan dan dibantu ibu robotku, setelah semuanya selesai, semua saudara ku bangun dan duduk di ruang makan

"eh si babu udah buat sarapan" ucap five yang mengejekku

"kepala kau babu, udah disiapin bukannya terimakasih" jawab ku dengan sewot

"sshhttt udah udah, makan itu makann ngomong mulu" ucap Klaus yang masih setengah sadar

Dan setelah makan semuanya menyadari adanya perbedaan diruang tamu

"Lah itu kok rapih lagi ruang tamu kita?" tanya Luther

"Laah iya ya, siapa yang bersihin?" tanya Diego

"I did" jawabku dengan muka yang sotoy.

"Hmmm impressive" jawab Luther.

"Berguna juga ya ni babu" Ucap five lagi.

"HEH!! JANGAN NGADI NGADI, lama lama ngeselin juga ya kamu, aku keluarin kekuatanku baru tau rasa kau" jawabku dengan rasa kesal.

Lalu kita semua tertawa dan suasana saat itu menjadi menyenangkan dan nyaman.

The Umbrella Academy (TUA X READER) The powers of familyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang