30

16 1 0
                                    

Memory

Jika itu adalah tentang sebuah ingatan,akan aku ceritakan ke padamu,sebuah ingatan yang menjadi penguat ku hingga di titik ini..

Suara engine 1 pada mesin sebelah kanan pesewat itu me nandakan,jika sebuah penerbangan sudah berakhir,dan crew yang bertugas pun di gantikan dengan crew berikutnya,yang sudah siaga sedari tadi,

Para crew yang turun pun tetlihat begitu bahagia,begitu pun juga dengan  yang akan melanjutkan.

Seorang perempuan menunggu tepat di pintu pesawat,lengkap dengan atribut kebesarannya sebagai seorang penanggung jawab flight kali ini,
Ia menunggu,hingga cabin 1 selesai brefing,dan setelah itu ia beranjak masuk ke cocpit,lalu membrifieing tentang berat dan ke seimbngan pesawat,serta cuaca dan juga perfomance pesawat nantinya di ketinggian 31.000 kaki.

Pesawat itu akhirnya take off.dengan panduan dari brifingan seorang perempuan tadi,yang kini sedang memerhatikan pesawat itu sedang mengambil ancang-ancang untuk full trust..lalu pesawat itu take off dengan sempurna..

Dan perempuan itu,terlihat tersenyum tipis sambil.menundukan kepalnya..

****
Kau tahu hari itu,aku kembali dari lapangan terbang itu, menuju ke dalam terminal dengan keadaan puas akan kinerjaku sendiri.

Ingin rasanya memberitahumu, jika kini aku bisa menyelesaikannya dengan baik,dengan kerja kerasku,dan juga dukungan darimu.

Tapi kau tahu,apa yang aku lakukan saat itu,beriringan dengan pramugari aku duduk di sudut musholla itu,melaksanakan kewajibanku sebagai muslim,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tapi kau tahu,apa yang aku lakukan saat itu,beriringan dengan pramugari aku duduk di sudut musholla itu,melaksanakan kewajibanku sebagai muslim,

Setelah aku shollat,aku bahkan tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun,rasanya semuanya tertahan di dalam sana,sesak yang aku rasa kini meluap begitu saja,ketika hanya air mata yang mampu berbicara.

Iyya aku menangis ber jam-jam saat itu,aku marah ke pada diriku,ke padamu juga yang tak bisa paham akan jarak kita.
Rasanya logikaku tidak menerima apa pun itu yang menjadi alsanmu,tentang perbedaan kita.

Aku sangat ingat bagai mana kau dulu mengsuportku,untuk berada dan memperjuangkan jalanku ini,aku sangat ingat akan perkataanmu,yang menjahiliku menarik hidungku sambil mengatakan,jika nanti aku lah yang akan jadi atasanmu.,,

Tapi saat itu,semuanya runtuh,rusak dan hilang begitu saja.ketika kau membawanya lagi di antara kita,
Kau selalu bilang hati-hati jika di cocpit,hati-hati dengan cabin senior,dll,,kau selalu mengingatkanku tentang bagaimana menjaga di riku sebagai  seorang perempuan mu,yang tidak setiap saat bisa kau hubungi dan juga jagai.

Tapi yang terjadi adalah,rasanya kau seperti menjilat lidahmu sendiri,yang kau katakan itu,benar-benar berbalik kepadamu,yang membuatku begitu tak habis pikir.

Olehnya itu,aku mengadu,bahkan sangat gadu karenanya,aku menagis dan terus memohon,hingga satu orang pramugari bertubuh tinggi itu menginterupsi karena tangisanku yang tanpa suara itu..

Jika Kita Tak Pernah MencintaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang